Monday, February 13, 2012

Pesan dari melbourne (7) : Mudah tersinggung

Menyebalkan nggak sih bekerja sama dengan orang yg mudah tersinggung ?

Apalagi bila ada disituasi dimana tekanan terjadi dengan begitu hebat dan dengan nature pekerjaan yang sangat mengandalkan kontribusi peranan satu dengan yg lain. Bayangkan bila orang yg sangat diandalkan untuk seharusnya melakukan tugas dan tanggung-nya dengan semestinya tiba tiba ngambek dan mogok ?

Saya pernah dimasa lalu, hanya karena ego, tidak bisa terima dengan sportif saat rekan sekerja saya bilang; wishnu, cara kerja kamu tidak ada ubahnya seperti idiot !

Jeleknya sikap saya saat itu, tanpa memandang esensinya, saya menganggap ucapan itu sangat tidak pantas dan memicu ketersinggungan berat.

Hanya karena saya sudah terlanjur diselimuti ketersinggungan dan kemarahan hebat, saya gagal menangkap pesan esensialnya bahwa ucapannya tersebut adalah 110 % benar, kalau saya saat itu MEMANG bekerja tidak ubahnya seperti orang BODOH dan idiot.

Apa yg saya anggap sebagai standard ketimuran dimana bahasa such an idiot seharusnya bisa digantikan dengan pilihan-pilihan bahasa halus, tidak pernah bisa dijadikan pembenaran, kalau memang cara kerja saya memang bodoh.

Tapi sebetulnya, kalau mau jujur, kalau memang kualitas kerja saya senilai orang bodoh bekerja, maka sebetulnya kalimat kalimat pengganti yg sifatnya halus dan mengakomodasi ego selangit saya, hanya akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan saya, karena kalimat kalimat halus tersebut memang tidak mewakili kebenaran yg sesungguhnya, bahwa kualitas kerja saya adalah seperti orang bodoh.

Dalam banyak sekali kasus, kalimat-kalimat halus memang melindungi ego yg ditegur, tetapi sebetulnya gagal menampilkan kebenaran 100%.

Kalau kita sungguh-sungguh mau bertumbuh jadi orang KUAT, pertanyaan yang benar seharusnya sederhana, yaitu: apakah setiap kali kita terima teguran keras dan menyakitkan, ego atau hidup kita yang butuh diselamatkan?

Kalau orientasi kita memang mau memiliki kehidupan yang BERTUMBUH, maka jangan pernah takut untuk menelan obat yang namanya KEBENARAN dengan kadar 100%, walau mungkin kadar pahitnya minta ampun...

Kalau obat enak rasanya dan menyenangkan tapi tidak menghasilkan dampak yg diharapkan, maka apa gunanya ?

Ini sebetulnya pemahaman yang sederhana, tapi banyak dari kita yang masih sulit untuk sampai pada penerimaan pemahaman ini.

Yang susah dan jarang berakhir dengan baik adalah saat kita menaruh prioritas sama besarnya, antara bertumbuh secara MANUSIA atau melindungi ego.

Memang harus diakui bahwa jauh didalam hati, dipermalukan dengan kata-kata KASAR itu tidak enak, tapi bila kata kata kasar itu memang mewakili 100% kebenaran, saya memutuskan kita semua harus belajar deal secara fair dengan hal-hal itu.

Dengan kata lain, kita harus belajar untuk punya sikap yg lebih baik dalam menerima dan mencerna nya.

Kata kuncinya sederhana: ego yang berlebihan akan selalu create SIKAP HATI YG SALAH.
Dan sikap hati yang salah, tidak pernah bisa bawa kita pergi jauh di kehidupan ini.

BAngun dan jadilah dewasa.




Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (8) : Membangun organisasi yang kuat

Jumat, tgl 26 nov 2010, saya baru saja mendapat sesuatu yg sangat berharga, diucapkan oleh seseorang yg benar benar competent dibidangnya dan mempunyai organisasinya sendiri yg solid dan kuat, yaitu GILBERT LUMOINDONG

Sebuah pesan yang untuk saya merupakan menjadi lebih dari sekedar pengajaran, sesuatu yg benar benar membuka mata, mencerahkan benak saya, merefresh paradigma paradigma lama saya sesuatu yang sering saya panggil sebagai PEWAHYUAN.

Dan saya menangis untuk kebenaran yang telah diungkapkan ini.

Isinya adalah sebagai berikut;

Organisasi yang kuat adalah organisasi yang yang berisikan jenis orang-orang yang tepat, sama sekali nggak ada kaitannya dengan JUMLAH manusia.

Pemimpin yang lalai mengidentifikasikan hal hal ini, membuat kerja keras semua orang-orang baik jadi sia-sia.
Tetapi pemimpin yang bisa mengumpulkan orang-orang tepat, membuat LANGIT menjadi batas pencapaian mereka.

Ketidakmampuan dan keengganan untuk deal dengan 3 jenis orang dibawah ini, akan mencelakakan semua orang

Mari masuk ke pengajarannya.
Umumnya ada 3 jenis anggota dalam organisasi;

1. Type pengkhianat; Mereka yang mudah memalingkan mukanya saat situasi sulit menerpa. Jenis orang orang yang tidak bisa diajar, jenis orang orang yang hanya melihat diri sendiri bukan orang lain.
Orang orang yang tidak punya integritas, komitment dan tanggung jawab.
Disini akar kegagalan sebagian besar organisasi dunia untuk bertumbuh jadi besar. Karena dalam perekrutannya, mereka melihat dan mengutamakan skill yg dimilikinya, bukan jenis dan kualitas orangnya.
Mereka terpukau pada penampilan dan kulit luar, bukan pada kualitas didalam diri manusia.
KArena apa gunanya punya orang dengan skill yang kuat apabila dia pengkhianat ?
KArena jenis orang orang begini, justru karena mereka mempunya skill, daya rusaknya sangat hebat saat nafsu berkhianatnya muncul. Mempercayakan banyak hal kepada jenis orang orang ini, hanya mempercepat keruntuhan organisasi.

2. Type Pengecut; Adalah jenis mereka yang hanya bisa bicara banyak, tapi tdk berani ambil resiko, tidak terbiasa dan tidak pernah sungguh sungguh berniat menempuh kesulitan, takut berjuang, penuh dengan spirit mencari enak, type yang mengutamakan "keselamatan diri sendiri", jenis manusia yang mungkin saja pintar,hanya saja karena mereka bukan penolong yang sesungguhnya dalam organisasi, maka kehadirannya useless.

Manusia yang seringkali kita sebut; PENGGEMBIRA, hanya jenis orang orang yang meramaikan suasana, tetapi bukan orang yang mengubah apapun dan jenis kontribusinya nggak jelas.
KArena pintarnya bicara dan memposisikan diri, dia mengesankan diri sebagai seorang yg istimewa, hanya saja organisasi yang baik dan serius ingin bertumbuh dengan benar, seharusnya punya cara mengindentifikasikan dan memisahkan orang orang jenis ini, karena terlalu banyak orang jenis ini, akan merusak, menghambat dan mencelakakan dengan cara yg lebih lambat memang dibandingkan jenis type pengkhianat.

3. Type PAHLAWAN; Adalah jenis orang-orang yang bersedia melangkahkan kakinya saat orang lain masih meragu&bimbang, orang orang yang cepat dalam buat keputusan, bukan peragu, percaya bahwa diri dan hidupnya mempunyai tujuan tertentu yg harus dicapai, kualitas orang terbaik yang layak dalam urusan menerima tanggung jawab, type orang yang menyelesaikan masalah, bukan yg meninggalkan masalah tidak terselesaikan, jenis orang yang rela menderita demi satu tujuan baik, tabah, punya kemampuan berkorban, kepahlawanannya biasa tercermin dari tindakan tindakan kecil di kesehariannya, dan jenis orang yang mampu mengubah sesuatu atau merealisasikan rencana.

Beberapa kesalahan utama organisasi yang teridentifikasi dalam kaitan tema diatas, dan akhirnya membawa organisasi tidak pernah bisa pergi jauh;

1. Keinginan bertumbuh menghalalkan mereka untuk merekrut orang yang tidak tepat, sehingga pada akhirnya, malah berjalan mundur.

2. Tidak mampu menyeleksi orang dalam waktu singkat untuk memunculkan karakter dasar yang paling asli. Sehingga terjebak dalam stagnasi berkepanjangan.

3. Terpukau pada penampilan luar, mengesampingkan sinyalemen soal yang didalam (karakter dan jiwa manusia), tdk menaruh banyak perhatian di urusan yang tidak terlihat mata jasmani.

4. Tidak tegas dalam buat keputusan saat jiwa dan karakter manusia sudah ditemukan, hanya karena alasan KASIHAN, padahal ini justru memperburuk situasi.

5. Terlalu berpikir bahwa jumlah mempengaruhi pencapaian, padahal kebenarannya adalah, Kualitas-lah yang menentukan batas dan kemampuan pencapaian akhir.

6. Seleksi awal seringkali tidak mencurahkan cukup banyak waktu untuk mengidentifikasikan hal ini dengan cukup baik.

7. Hanya mengukur pada kisah kisah tetentu, bukan pada kisah keseharian, padahal kebenarannya adalah; keseharian membentuk masadepan.

8. Organisasi kehilangan minat mendalam yang seharusnya ditumbuhkan tanpa pernah putus untuk mengenali keahlian jenis ini.

9. Kurang memberi ruang dan tanggung jawab untuk mereka yang mempunyai sifat kepahlawanan untuk mengembangkan hal hal baik dalam dirinya.

10. proses pencarian ini akan makan waktu dan effort yang luarbiasa besar, seharusnya organisasi menjadikan ini salah satu dari fokus dan visinya. Karena saat mereka bisa menemukan orang orang yg tepat, pertumbuhan hanyalah product sampingan yang otomatis terjadi.
dengan kata lain, prinsip dibawah ini mewakili kebenaran diatas;
Kejar manusia yang tepat, maka segala sesuatunya akan ditambahkan.


Bangun dan jadilah dewasa.
Mereka yang penuh excuse dan sudah terlalu lama tidur, biasanya memang sudah lupa bagaimana caranya bangun.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (9) : FAIR

Dulu sekali saya ingat satu pengajaran dalam prinsip bekerja yang diberikan oleh seseorang;

Wishnu, kalau kamu mau bekerja, kamu harus selalu berangkat dengan prinsip, bagaimana caranya agar kualitas pekerjaan saya menguntungkan si orang tersebut / atasan kamu.
Bagaimana caranya agar kontribusi saya nyata, bukan sekedar tanggung atau malah nggak jelas.
Bukan sekedar asal terlihat bekerja.
Itu adalah ciri dari orang yang FAIR.

Dan kalau kamu bisa fair dalam bekerja, maka kamu akan disukai oleh siapapun, bahkan dimata TUHAN pun kamu akan terlihat benar.

Saya tergoda waktu itu untuk bertanya; Memangnya yang nggak fair itu seperti apa sih ?

Dijawabnya; Yang nggak fair adalah mereka yang selalu berangkat dengan prinsip, bagaimana gue bisa untung...
intinya selalu saya dan saya dan saya dan saya dan saya......

Bukan orang lain dan orang lain dan orang lain.

Paradigma jenis ini, menghasilkan perbedaan hasil dimasa depan yang seperti LANGIT dan BUMI.

Type pekerja yang yang selalu berfokus saya dan saya dan saya dan saya, akan selalu menemukan alasan kenapa dia nggak kerja bagus...misalnya;

- Pokoknya gue sudah kerja, waktu yang dicurahkan utk organisasi sudah banyak sesuai dengan perjanjian kerja, masalah pada akhirnya gue kerja efektif atau nggak, berkontribusi atau nggak, menolong atasan gue atau nggak, itu diluar dari kewajiban gue.
- Karena saya nggak dapat hal yang sama dengan orang lain, maka nggak ada alasan bagus kenapa saya harus bekerja dengan all out.
- Karena kelihatannya saya diperlakukan beda dibanding teman lain, maka akan rugi kalau saya bekerja lebih baik dari sekarang ini.
- Karena saya dibayar di angka ini, maka buat apa saya belajar extra dirumah, nggak dibayar lembur dan jadi lebih pintar dari yg sekarang.
- Karena atasan saya tidak mencurahkan cukup banyak waktu pribadi dengan saya, maka ketidak-dekatan saya dengannya adalah alasan yang kuat untuk tidak bekerja sungguh sungguh.

Dan beragam alasan sepele lainnya yang terus menjadi alasan kenapa dia nggak bisa bagus kerjanya dan nggak akan pernah bagus sampai kapanpun.

Dan untuk organisasi yang sebagian besar anggotanya berisi orang model begini, dan nggak sadar akan keberadaan jenis begini, maka saya ucapkan selamat :), karena organisasi anda tidak akan kemana mana baik secara ukuran, secara visi, secara pencapaian dan secara keseluruhan.

Karena betapapun kelihatan pintarnya dan hebatnya orang yang jenisnya NGGAK FAIR INI, nggak ada gunanya sama sekali dan sangat sulit untuk coba di "fit in" bagaimana pun caranya dalam sebuah GAMBARAN BESAR organisasi di masa depan

Tapi mari bayangkan bagaimana seorang yang fair bekerja dan menggenggam paradigma serta nilai-nilainya;

- Saya sudah setuju dengan perjanjian awal, maka hal hal kecil dan remeh remeh bukan alasan kenapa saya tidak bisa maksimal
- Saya sudah ditolong oleh organisasi ini saat saya membutuhkan pekerjaan, maka salah pengertian kecil tidak akan menghapus rasa terimakasih saya atas pertolongan yang sudah diberikan dan komitment saya untuk melihat organisasi ini bertumbuh dan makin naik dari waktu ke waktu melalui kehadiran saya.
- Kalau saya jadi atasan pun, saya pasti menginginkan orang orang dibawah saya mampu belajar secara otodidak dan bertumbuh sehingga keberadaan seorang helper/staff menjadi lebih bermanfaat.
- Kalau saya kelak menjadi seorang atasan, sayapun pasti berpikir bahwa pegawai yang dari waktu ke waktu guna dan kontribusinya makin menurun, hanya akan jadi beban, makanya saya memutuskan untuk memperbaharui diri saya dari waktu ke waktu karena saya percaya, ditengah perubahan jaman dan perubahan peta kompetisi yang begitu cepat, kontribusi yang sama seperti tahun lalu tidak pernah bisa dinilai sama, melainkan dinilai menurun.
- Karena saya sudah berjanji untuk berkontribusi, maka kekecewaan saya terhadap beberapa orang bukan alasan untuk menjadi seorang pengkhianat dan menikam mereka pada saatnya kelak.
- Hanya karena ada beberapa rekan kerja yang berpikiran nggak FAIR terhadap organisasi, maka itu bukan alasan saya juga merendahkan diri saya kelevel tersebut.

dan seterusnya.

Saya percaya, siapapun yang punya akal sehat, sama sekali nggak harus jadi jenius di bidang rocket science, akan bisa melihat bahwa mereka yang meng-genggam nilai nilai FAIR, yang semula hanya bertujuan untuk menolong orang lain, menguntungkan partner kerjanya, malah end up menikmati semua hal hal baik dalam apapun yang dikerjakannnya.

tetapi mereka yang curang, yang tidak pernah bisa mengerti apa itu definisi fair, yang selalu berfokus pada keuntungan diri sendiri dan diri sendiri dan diri sendiri....hanya akan end up berakhir bukan dimana mana dan tidak mencapai apapun.

Maka benarlah sebuah prinsip paradigma bisnis yang berbunyi;

Mereka yang bekerja tanpa prinsip FAIR, kadang kadang masih bisa juga mendapatkan apa yang diharapkannya.
Tetapi mereka yang memegang teguh prinsip FAIR dalam bekerja, justru memperoleh JAUH LEBIH BANYAK dari yang diharapkannya dan dalam skala yang JAUH LEBIH BESAR dari yang bisa dibayangkannya.


Bangun dan jadilah dewasa.
Kalau dalam beberapa waktu nggak bisa dibangunin juga, besar kemungkinan memang dia sudah lupa cara dan rasanya BANGUN.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (10) : Sikap lebih penting dari strategi

Tanya; kenapa sih elo selalu nulis tentang sikap ? nggak bisa nulis sesuatu yang lebih rumit ya, misalnya soal strategi organisasi ?
Jawab; Mungkin juga sih...:), Itu lebih karena jauh didalam dasar hati, saya selalu percaya bahwa dalam jangka pendek maupun panjang sikap yang tepat mengalahkan strategi yang paling bagus sekalipun.

Tanya; Masa iya begitu ?
Jawab; Coba sekarang kasih tahu saya, strategi rumit nan njelimet serta mahal seperti apa yang bisa di berhasil kalau sikap orang-orangnya cengeng, manja, malas, pengkhianat, tidak taat, tidak bekerja untuk menang (hanya bekerja untuk sekedar cari gaji bulanan), nggak fair, pemberontak dan lemah dalam kemauan ?

Tanya; memang kalau dibalik, ada organisasi yang sikap orang-orangnya super istimewa, tapi strategi nya ala warung kaki lima (alias sangat sederhana), apakah itu akan berhasil ?
Jawab; tergantung, berhadapan sama siapa dulu ?

Tanya; maksudnya apa ?
Jawab; kalau lawannya adalah mereka yang strategi istimewa tapi sikap anggota organisasinya hancur-hancuran, maka iya, saya percaya hal itu akan bisa digulung dengan mudah.
Tapi kalau lawannya adalah mereka yang punya strategi istimewa dan juga saat bersamaan punya orang orang dengan sikap yg sama istimewanya, maka jelas, kita bisa kalah khan ?

Tanya; orang buta huruf juga tahu bro...:). Bagaimana persisnya cara kerja dari organisasi yang minim strategi dan kuat di sikap bisa menang terhadap organisasi yang kuat di strategi dan minim di sikap ?
Jawab; begini, setiap strategi khan perlu di execute khan ?
Nah kalau sikapnya jelek, maka bagaimana dia mereka semua bisa execute strategi yang paling brilyan sekalipun ?
Rencana kalau nggak bisa dijalankan, khan sama aja bohong bukan ?

Tanya; Ada lagi penjelasan sampingannya ?
Jawab; Bisnis itu intinya manusia, strategi hanya aksesoris, nah kalau manusianya sudah hancur-hancuran, maka strategipun jadi useless man.

Tanya; Ok lah, anggap kata strategi istimewa tidak bisa mencover sikap manusia yang hancur-hancuran, Apakah strategi yang baik bisa menutupi sikap manusia yang setengah baik (satu level diatas hancur-hancuran) ?
Jawab; disini masalah jadi kompleks, karena apakah kamu bisa menjawab strategi yang bagus itu seberapa bagus ? atau apakah kamu bisa menjawab, sikap manusia yang setengah baik itu sebetulnya seberapa baik ?
ini area yang sulit diperkirakan, karena asumsi awalnyapun sudah tidak bisa didefinisikan dengan tepat, jadi kesimpulannya pun akan jelas lari dari jawaban yg benar.

Tanya; seberapa gampang sih merubah sikap orang ?
Jawab; Gampang kalau ada kemauan & komitment, susah kalau nggak ada kemauan dan komitment....

Tanya; enak bener jawabnya...:)
Jawab; nah kamu juga enak bener nanya-nya....:)

Tanya; jenis orang / pemimpin seperrti apa yang bisa mengubahkan orang lain ?
Jawab; Pemimpin hanya bisa menginspirasi tidak mengubahkan. berubah adalah kemauan dan komitment sang pelaku. Bahkan motivator paling jago pun nggak akan bisa mengubah orang lain.

Tanya; apa sikap organisasi terhadap mereka-mereka yang sikapnya jelek ?
jawab; rekomendasi saya, pisahkan mereka yang sikap kerjanya jelek berdasarkan jenis jenisnya, pisahkan berdasarkan kemungkinan berubahnya, setidaknya bagi 3 area, yaitu
yang pertama; yang masih bisa berubah dan cukup cepat perubahannya.
kedua; yang bisa berubah secepat kura kura galapagos :)
ketiga; yang baru bisa berubah kalau dinosaurus bisa hidup lagi :)

Nah yang ketiga sudah pasti harus disederhanakan.
yang kedua juga direkomendasikan sama bila pemimpinnya sibuk utk urusan yang jauh lebih penting, karena ngerubah yang slow model kura kura galapagos itu makan energy banyak sekali.
Kasihan bila urusan yang benar benar penting terbengkalai hanya karena model kura kura galapagos ini sudah pasti akan sangat menyita bahkan hampir effort semua orang.

kalau yang pertama mungkin seharusnya diberi kesempatan, karena fairnya adalah, sama seperti kita sendiri berharap diberi kesempatan oleh pelanggan, relasi dan TUHAN untuk bisa berubah dengan baik, maka seharusnya mereka juga deserve kesempatan yang sama dari kita.

Tanya; Bagaimana mendefinisikan batas dari sebuah kesempatan ?
Jawab; Menurut saya, Pertumbuhan yang konsisten dan sikap hati baik untuk berubah, memang ini bisa relatif, tanpa ini, mending sederhanakan juga deh...

Tanya; Tidakkah itu terkesan kejam ?
Jawab; lho kalau pertumbuhannya nggak konsisten dan sikap hatinya nggak cukup baik, maka saya percaya, orang orang baik diluarsana masih tersedia dalam jumlah banyak, jadi saya kira mereka yang berubahnya nggak konsisten, pada dasarnya juga nggak serius berubah khan ?
JAdi sebuah paradigma bisnis pernah berkata;
Jangan coba ubah mereka yang tidak benar benar serius untuk berubah, biarkan "KEHIDUPAN NYATA" terlebih dahulu bicara padanya, setelah itu barulah kamu tolong bila dia sudah tersadar.

ya sudah, nanti disambung lagi bro...



Bangun dan jadilah dewasa.
Kalau dalam beberapa waktu nggak bisa dibangunin juga, besar kemungkinan memang dia sudah lupa cara dan rasanya BANGUN.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (11) : Tahu berterima kasih

Percakapan imaginer antara saya dan anak saya:

anak; Pa, saya mau cerita soal kerjaan saya.
saya; oh ya, soal apa ?

Anak; saya sudah bekerja beberapa bulan, tapi kenapa selalu dinilai tidak cukup baik oleh superior saya ?
Saya; Ya itu mungkin berarti karena kamu memang nggak cukup baik artinya khan....

Anak; (protes), tapi saya lebih baik dari beberapa orang kok ?
Saya; sejak kapan kamu berprinsip, karena kamu lebih baik dari orang yang jelek dan itu membuat kamu jadi kelihatan baik, dan sejak kapan saya mengajari kamu bahwa karena kamu lebih baik dari orang orang jelek, maka kamu punya pembenaran atas kinerja jelekmu ?

Anak; Tapi saya merasa saya sudah berjuang pa....
Saya; ratusan juta orang berjuang dimuka bumi ini, mengeluarkan keringat, menghabiskan banyak waktu dan tetap saja itu bukan alasan kalau yang teknik kerjanya secara konsisten jelek berhak atas toleransi khan ?

Anak; Tapi saya merasa tidak dihargai pa...
Saya; jangan cengeng, kalau kamu kerjanya memang masih jelek, jangan biasakan punya ekspektasi yang salah, karena ekspektasi yang salah akan leading pada sikap yang salah, dan saat kamu punya sikap yang salah, maka segala sesuatunya akan jadi lebih buruk anakku sayang....
Jadi sekali lagi hati hati dengan ekspektasi-mu

Anak; Tapi bukankah saya tetap saja berhak atas paling tidak sedikit penghargaan atas perjuangan saya ?
Saya; Orang orang cengeng dan lemah mungkin punya prinsip seperti itu sayang, tapi kamu tidak didesign untuk berpegang pada prinsipnya orang-orang lemah dan cengeng. Orang orang kuat hanya berhak atas penghargaan yang dia earned bukan sekedar pemberian gratisan. dan ingat, dari prinsip yang kamu anut, akan terlihat kamu akan jadi orang hebat dimasa depan atau hanya berakhir seperti kebanyakan orang orang kalah dimuka bumi ini sayangku.

Anak; tapi tetap saja saya merasa ada sesutau yang nggak pas di kasusnya saya ini pa...
Saya; jelas ada yang nggak pas, karena sikap dan ekspektasi kamu memang benar benar nggak pas seperti layaknya pejuang, sikap kapmu jelek, ke-kanak-kanak-an dan lemah.

Anak; Tapi masa dalam beberapa bulan saya mulai bekerja, saya tidak menerima satu pujian kecil sekalipun, apa iya saya sejelek itu bekerjanya ? tidak kah organisasi mengerti apa artinya berterima kasih ?
saya; wow...wow...wow tunggu sebentar......

Saya; saya mau tanya kamu, apakah kamu dibayar/digaji sebagai pengganti dari pekerjaan kamu?
Anak; iya pa...

Saya; apakah itu sesuai dengan kesepakatan kamu diawal ?
Anak; iya pa......

Saya; kalau begitu kenapa justru perusahaan yang harus berterimakasih untuk kualitas pekerjaan yang jelek ?
Anak; KArena saya bahkan sudah bekerja melampaui jam yang seharusnya pa....

Saya; iya, tapi apakah, tolong perhatikan dengan baik pertanyaan ini; Apakah kualitas pekerjaan kamu memuaskan, SEPERTI YANG KAMU JANJIKAN PADA PERUSAHAAN ITU SEJAK AWALNYA ?
Anak; Belum sih pa....

saya; JAdi dalam konsep itu, bagaimana mungkin perusahaan yang harus berterimakasih ?
Anak; ya nggak tahu ya.....memangnya harusnya bagaimana ?

Saya; harusnya bagaimana ? harusnya kamu yang seharusnya berterimakasih, entah perusahaan itu mengharapkannya atau tidak, tapi logika orang yang masih sehat akalnyadan hidup dalam prinsip FAIR mengatakan demikian.

Anak; Kenapa saya harus berterima kasih pa ? toh saya sudah bayar dengan pengabdian dan pekerjaan saya, bahkan jamnya lebih lagi....
Saya; Sebelum jawab pertanyaan kamu, mari kita balik lagi ke yang mendasar, Apakah pekerjaan kamu memuaskan ?
Anak; belum pa.

Saya; Ok, sudah berapa lama kamu bekerja disana ?
Anak; 5 bulan pa...

Saya; dan kamu tetap dibayar sesuai perjanjian ?
Anak; iya pa...

Saya; sebelum saya masuk ke point utamanya, bila kamu sebagai manajer/superior disana, apakah kamu mau, buang uang selama 5 bulan, untuk meng-gaji seseorang, untuk pekerjaan yang kualitasnya berbeda (jelek) dari yang dijanjikan ?
anak; kalau sampai selama itu, nggak sih pa....

saya; JAdi menurut kamu, dalam hal ini, menurut kamu, siapa yang harus berterima kasih ?
Kamu yang kerjanya jelek (tidak sesuai dengan perjanjian) tapi dibayar sesuai perjanjian ?
atau perusahaan yang sudah membayar sesuai perjanjian tapi tidak menerima pelayanan kamu sesuai perjanjian ?
Anak; sepertinya saya sih pa....

saya; look, saya mengajari kamu hal hal ini, bukan karena saya ingin memojokkan kamu, hanya saja saya bermimpi dan berharap kamu kelak akan jadi seorang yang istimewa, memegang nilai-nilai istimewa, punya standar fairness yang istimewa, dan pada akhirnya kamu akan dihormati orang-orang disekitar kamu.
Tapi jawabannya jelas, kamu seharusnya berterimakasih untuk kesempatan yang sudah diberikan, walau ternyata kerjamu memang masih jelek.

Anak; Ok, saya mengerti hal ini. Tapi kenapa ada beberapa teman yang terus menerus menyuarakan bahwa perusahaan lah yang seharusnya berterima kasih untuk kualitas pekerjaan jelek mereka ?
Saya; kenapa kamu selalu menyamakan diri kamu dengan orang orang kalah model begitu ? orang orang menang punya standard yang berbeda, walau jumlahnya sedikit, prinsip yang benar tetap harus dijaga.
Toh dalam kehidupan yang menang memang jumlahnya cuma sedikit khan ?
Jadi, lupakan cara berpikir bahwa kalau bila jumlah yang banyak memiliki sebuah pandangan tertentu, maka kamu-pun harus ikut mereka, anakku sayang.

anak; Ok pa, saya mau tanya hal lain, masih soal sikap "tahu berterima-kasih".
Saya; Silahkan.

Anak; Bagaimana tahu kapan kita harus berterimakasih ?
Saya; Sederhana sekali, Saat orang sudah berkorban untuk kita khan, walau mungkin itu hal kecil....itu saatnya kita harus berterimakasih.

anak; bagaimana mengerti batas terkecil dari sebuah pengorbanan yang menuntut rasa terimakasih dari penerimanya pa ?
Saya; dulu sekali saya diajar, air putih yang kelihatan gratis dan sepele, cukup untuk menuntutmu memberikan rasa terima kasih terhadap sang pemberi.

Anak; Hanya air putih pa ? yang mungkin saja hampir tidak ada effort apa-apa untuk menyediakannya ?
Saya; Yes....kata kuncinya adalah pengorbanan. Bila ada unsur pengorbanan disana, maka rasa terimakasih harus kamu perlihatkan sebagai balas gantinya.

Anak; apa untungnya punya kepekaan tinggi terhadap rasa terima kasih pa ?
Saya; mereka yang tahu berterimakasih adalah mereka juga yang umumnya tahu bagaimana seharusnya berbuat baik terhadap orang lain, karena untuk bisa mengerti rasa terima kasih, menuntut kemampuan untuk mengenali pengorbanan orang lain.

Anak; Memangnya, apa istimewanya seorang yang tahu bagaimana seharusnya berbuat baik terhadap orang lain ?
Saya;
Mereka istimewa karena mereka mempunyai salah satu kualitas terbaik dari seorang manusia.
Mereka istimewa karena orang orang jenis ini jelas sekali akan mempunyai banyak pengikut dan didukung oleh begitu banyak orang dalam setiap kesulitan-kesulitannya.
Orang-orang yang tahu bagaimana seharusnya berbuat baik adalah seorang yang mampu memikat siapa saja dalam perjalanan hidupnya.

Anak; Tidakkah semua orang tahu bagaimana caranya berbuat baik, walau mungkin dia bukan orang yang peka soal rasa terima kasih pa ?
Saya; prinsipnya begini anakku:
HAmpir semua burung murai batu bisa berkicau, tapi hanya sedikit yang kicauannya berkualitas juara.
Artinya; semua orang bisa berbuat baik, tetapi orang dengan kepekaan yang istimewa terhadap pengorbanan orang lain, mampu berbuat baik jauh lebih dalam dan lebih tinggi lagi kualitasnya.

Anak; pa, sudah malam, lanjut besok lagi ya...
Saya; Iya sayangku, intinya malam ini saya ingin kamu ingat, saat kamu tahu berterimakasih, maka kamu juga akan tahu bagaimana cara untuk membalasnya, dan orang yang tahu cara membalas kebaikan orang-lain, kemudian akan menerima kebaikan dan pengorbanan lagi jauh lebih banyak dari lebih banyak orang.
Pertajam kualitas kamu, jangan merasa rugi untuk berbuat baik, hanya karena kamu melihat orang lain tidak melakukan hal tersebut, Jangan pernah iri terhadap mereka-mereka itu.
Tolong diingat sekali lagi;

Saat pengertian dan pemahaman mu besar, maka masadepanmu pun akan besar
Saat paradigma-mu luas, maka masa depanmu pun akan terbentang luas.
Saat nilai nilai kehidupan mu berstandar tinggi, maka kualitas masadepanmu-pun akan tinggi
Saat cara memandangmu terhadap sesuatu ada di level luarbiasa, maka kamu akan berhak atas apapun yang berkualitas luarbiasa di kehidupan ini.


Bangun dan jadilah dewasa.
Buka matamu dan perbaharuilah pengertian, pemahaman dan paradigma-mu.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (11) : Pejuang yang istimewa

I have fought the good fight, I have finished the race, I have kept the faith (NIV)

Percakapan imaginer antara saya dan anak saya;

Anak; Pa, saya dipercaya untuk memilih rekan sekerja saya, untuk mengerjakan satu project, ada saran apa ?
Saya; wow, that's cool. Kriteria apa yang saat ini ada dibenakmu, tentang bagaimana memilih partner kerjamu ?

Anak; selain memenuhi kriteria mendasar seperti mau belajar, latar belakang pendidikan yang tepat, penampilan baik, tapi menurut saya pribadi, saya ingin menambahkan syarat lain yaitu dia haruslah seorang pejuang.
Saya; Ok, pejuang model apa ?

Anak; Pejuang yang bisa berjuang tentunya khan. Karena saya percaya, walau project saya nggak besar, tetapi tanpa memiliki anggota yang sifatnya pejuang untuk mengerjakannya, nggak ada apapun yang bisa direalisasikan khan ?
Saya; Benar sekali prinsipnya, tapi mari masuk ke sesuatu yang lebih dalam lagi.
Apakah semua yang merupakan pejuang diluarsana, entah yang mengaku pejuang atau diakui sebagai pejuang, adalah jenis pejuang yang baik ?

anak; Apa maksudnya pa? Bukannya dalam dunia profesional, kategori pejuang itu sendiri sudah lebih tinggi derajat dan kualitasnya daripada sekedar pekerja biasa ? Memangnya ada lagi yang lebih tinggi dari level pejuang ?
Saya; Menurut saya ada, sama seperti kegiatan bermain basket, ada yang melakukannya sebagai kegiatan sehari-hari, ada yang masuk ke derajat lebih tinggi yaitu menjadi athlete basket.
Nah dari begitu banyak athlete, apakah semuanya akan bisa menang ? tidak khan. hanya sekelompok kecil khan ?
dari ilustrasi ini saya mau jelaskan ke kamu, bisa tidak kamu mengidentifikasikan sekelompok kecil athlete istimewa ini out of sekumpulan besar orang orang yang meng-claim dirinya athlete basket tapi sebetulnya hanya ada di level biasa-biasa saja.

dengan kata lain yang saya mau katakan, bahwa banyak organisasi sudah senang saat mereka bisa mendapatkan seorang pejuang dalam organisasinya, nggak salah memang, tapi kalau kamu bisa mendapatkan yang lebih tinggi lagi, yaitu pejuang yang istimewa, maka kamu tidak akan pernah khawatir terhadap apapun juga anakku sayang.

Anak; Ok, saya menangkap sekarang. Ada rekomendasi bagaimana memisahkan pejuang yang istimewa dari sekedar pejuang yang biasa-biasa saja ?
Saya: Lihat caranya bertarungnya anakku. Pejuang yang istimewa akan bertarung untuk menang, dan pejuang yang biasa-biasa hanya bertarung karena mereka sekedar dibayar untuk bertarung, menang sama sekali bukan orientasi utamanya.
Pakoknya sudah kelihatan bertarung, padahal sebetulnya mereka sama sekali masih jauh dari yang terbaik yang bisa mereka kontribusikan.

anak; Kenapa bisa begitu ?
saya; seperti yang ratusan kali saya pernah ucapkan pada kamu dimasalalu dan ratusan kali pula masih akan saya ucapkan ke kamu dan adik adikmu, ada FAITH yang terlibat.
Ini faktor pembeda yang serius antara pejuang biasa dan pejuang istimewa.

Anak; Jelaskan lagi donk, saya nggak pernah bosan untuk mengulanginya lagi kok.
Saya; Kita adalah product dari apa yang kita percaya.
Seorang yang percaya bahwa dia akan menang, dia akan bertarung seperti seorang pemenang.
Tapi seorang yang dari awal sekali tidak terlalu percaya bahwa dia pasti menang, dia hanya akan bertarung ala kadarnya.
Kepercayaan akan kemenangan, membuat seseorang mengeluarkan yang terbaik, tetapi kegagalan untuk percaya bahwa dia akan menang, akan cenderung berpikir, buat apa bertarung sungguh sungguh, kalau hasil akhirnya toh nggak banyak beda.

Anak; Bagaimana cara mengujinya pa?
Saya; Ujilah dari hal hal kecilnya, maka akan terlihat dalam perkara besarnya, sama seperti prinsip yang berbunyi;
Siapa yang setia dalam perkara kecil, dia akan setia terhadap perkara besar.
Ini prinsip yang luarbiasa anakku.

Anak; KAlau saya sudah terlanjur salah memilih orang, apakah yang seharusnya saya lakukan pa ?
Saya; Bicara baik-baik ke orang tersebut, bahwa kebenaran diluar sana adalah menyakitkan yaitu;

Siapa yang tidak berjuang dengan sungguh sungguh baik, hanya akan berebut remah remahnya dari kue yang sudah diambil oleh para pemenang.
Siapa yang berjuang asal berjuang, hanya akan mendapati mereka akan buang-buang umur dan kehilangan semua potensi terbaik yang sebetulnya sudah tersedia bagi semua orang di organisasimu.
Siapa yang tidak berjuang dengan sungguh sungguh baik, hanya akan mencelakakan orang orang di organisasi yang sama yang telah bekerja dengan amat baik.
Siapa yang tidak berjuang dengan baik, sama seperti seorang yang nggak fair dimana mereka berharap agar punggung mereka yang tidak terlindungi yang biasa dipanggil sebagai 'blind side'nya setiap orang untuk dilindungi orang lain, sementara mereka sendiri tidak memainkan peranan sebagai pelindung blind side-nya orang lain.
Siapa yang tidak berjuang sungguh sungguh (padahal dia mampu), seharusnya berdiam diri dulu dirumah untuk waktu yang tidak terbatas, temukan pewahyuannya terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk kembali masuk dalam arena pertempuran, sebagai seseorang yang bernilai, bisa diandalkan dan penolong yang sejati.

Karena saya percaya jauh didalam hati, setiap orang bisa menjadi pejuang yang sungguh sungguh istimewa, Kita semua punya anugrah itu, hanya saja mereka yang masih terus gagal untuk mempercayai bahwa kemenangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya, mereka belum layak menyebut dirinya pejuang.

Nah anakku, apapun yang terjadi, jagalah kepercayaan-mu, lindungi kepercayaanmu ditempat yang paling aman, ditempat yang para peragu dan orang orang kalah tidak bisa mencurinya, ditempat dimana kamu akan bisa menolehnya anytime dan memperoleh kekuatan dari sana, karena itulah yang selalu dilakukan oleh pejuang pejuang istimewa yang pada akhirnya selalu berhasil mencapai perlombaan mereka.



Bangun dan jadilah dewasa.
Buka matamu dan perbaharuilah pengertian, pemahaman dan paradigma-mu.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (13) : Efektif

Percakapan imaginer antara saya dan anak saya;

Anak; Pa, saya merasa beberapa lama ini pekerjaan saya makin berat tapi masih sangat jauh dari efektif. Ada saran pa?
saya; Saya akan ceritakan satu cerita;

Ada seorang penebang kayu yang seharusnya menebang sekian banyak kayu setiap harinya.
Hanya saja, kesibukannya membuat dia tidak mampu meluangkan waktu sedikitpun tiap harinya untuk mengasah kapaknya, karena pikirnya, pemborosan waktu seperti itu akan membuatnyakehilangan waktu kerja yang berharga.
Sampai pada satu titik, dia menyadari bahwa waktu kerjanya bertambah lama (karena kapaknya yang makin tumpul) dan hasilnya juga makin sedikit dan kemudian mengeluh pada TUHAN atas kesulitan hidupnya.

Moral story-nya adalah; Luangkan waktu asah kapakmu SETIAP HARI.

Anak; apakah itu berarti aku harus baca buku pa ?
Saya; salah satunya, tapi yang lebih penting adalah luangkan waktu untuk mengevaluasi kualitas kerjaanmu hari itu dan temukan celah untuk improvisasi. Sekali lagi; TIAP HARI

Anak; Apakah itu keharusan untuk dilakukan setiap hari ?
saya; Iya, kalau nggak ingin end up seperti penebang kayu konyol diatas.

Anak; Tapi bukannya model penebang kayu konyol seperti cerita diatas ada banyak dimuka bumi?
Saya; iya, benar sekali, tapi maksud-mu apa ? kamu mau jadikan pembenaran untuk tindakan tindakan konyolmu dimasa lalu?

Anak; (tersenyum) nggak sih pa, cuma mau nanya aja.
Pa, kenapa sih banyak orang yang masih juga bekerja dengan cara-cara konyol walau sudah diingatkan berulang-ulang ?
Saya; itulah kekuatan kebiasaan sayangku.

Anak; apa maksudnya pa?
Saya; Berubah itu kebiasaan, bukan kemampuan.
persis seperti MENANG itu KEBIASAAN
Orang yang tidak memiliki kebiasaan berubah, nggak peduli sebanyak apapun di inspirasi/diajar/dicerahkan, tetap saja nggak akan kemana mana.
Tugasmu selain berubah adalah menemukan kemampuan membedakan jenis jenis orang seperti ini.

Anak; Bisakah mereka ditolong ?
Saya; Bisa kalau mereka memang punya kemauan untuk ditolong, dan sudah sampai pada tahap tercerahkan, jadi kalau kamu menemukan yang model begini, yaitu yang tidak punya kemampuan menolong diri sendiri, maka lebih baik hemat waktu-mu hanya untuk menolong yang bersedia ditolong.

Anak; Jadi, apa saran praktis untuk saya agar bisa efektif ?
saya; Buat list harian area-area yang kamu masih terus gagal dan hendak pertajam.
Identifikasikan masalahnya lalu buat rekomendasi sederhana yg harus kamu perbaiki.
Tulis hal ini ke atas kertas.
dan lakukan ini SETIAP HARI.

Anak; apa yang terjadi kalau saya lalai ?
Saya; Saya akan mengasihani kehidupan kamu kelak, karena kamu akan bekerja makin keras dan makin keras, hanya untuk mendapat hasil yang makin sedikit dan makin sedikit.
Jangan bangga sama kapakmu (keahlian dan pendidikan) yang lalu, jangan pernah, karena kapakmu yang kamu banggakan dimasa lalu, sudah jadi barang yang less-useful (kurang berguna) di saat ini.
Makin hari, nilai pendidikan dan keahlianmu akan makin berkurang dan berkurang dan berkurang.
Jutaan orang hidup dengan ketidak tahuan ini, mereka terus menerus bangga sama cerita masa lalu dan berpikir nilainya nggak pernah turun, semua orang orang konyol ini hidup dia alam semu.

Tapi kamu, setelah kamu tahu kebenaran ini, saya ingin kamu mengasah kapakmu setiap hari, evaluasi terus hal-hal yang kamu ingin dipertajam, itu nggak buat kapakmu bernilai lebih kok, itu baru membuat kapakmu agak sedikit lebih lambat nilai pasarnya.

dimasa lalu, kamu dibesarkan bukan dengan cara orang bodoh dan konyol dibesarkan dan saya ingin kamu tidak akan berubah jadi konyol dan bodoh dimasa depan,

jadi cam-kan baik-baik perkataan saya;

Kamu bukan cuma sekedar mengasah kapak lamamu agar tetap sama tajamnya dibanding masalalu, tetapi kamu akan menciptakan alat alat potong yang lebih baik dimasa depan.
Kamu bukan cuma memperlambat kejatuhan nilai kapak masa lalu mu, tapi kamu akan menciptakan nilai nilai baru atas keahlianmu.
Kamu bukan hidup untuk sekedar memenuhi target paling mendasar, tapi kamu akan menjawab dan menantang berbagai masalah masalah baru yang jauh lebih besar.
Hidupmu tidak akan berkarat dengan bergumul dimasalah masalah lama yang nggak selesai-selesai, tetapi hidupmu akan selalu segar dengan tantangan baru yang lebih besar, karena kamu mampu menjawab setiap tantangan yang ada dengan efektif.
Kamu tidak dibesarkan untuk jadi kebanyakan orang, tapi kami semua menginvestasikan banyak hal untuk menjadikan kamu bersinar di generasimu.
Kalaupun masih terjadi kegagalan atas percobaan-percobaan dan inisiatif inisiatif baru yang kamu lakukan, bukan berarti kamu kalah, tetapi itu artinya kamu sedang terus masuk kedalam satu pengertian yang lebih tinggi kualitasnya untuk kemudian kelak kamu akan keluar sebagai manusia yang benar-benar istimewa, jadi jangan lelah untuk terus bertekun mengejar efektifitas.

Cintai teguran dan kritik, karena itu adalah bahan bakar untuk melontarkanmu jadi lebih baik anakku.
Orang lain boleh menolak teguran, tapi saya ingin kamu mengejarnya sampai ke akar-akarnya.
Orang lain boleh menghindari kritik, tapi saya ingin kamu menelannya baik-baik dan menjadikan itu vitamin bagi masadepanmu.

Jangan pernah bangga karena kamu serupa dengan kebanyakan orang, tetapi menjadi malulah kalau itu sampai terjadi padamu, karena itu artinya kamu nggak special samasekali, dan orang orang yang tidak special tidak pernah akan menerima kompensasi yang special dalam hidupnya.



Bangun dan jadilah dewasa anakku.
Buka matamu dan perbaharuilah pengertian, pemahaman, paradigma dan pewahyuan-mu.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (14) : Saat KEHIDUPAN sendiri yang mengajarkan KEBENARAN

Karena belakangan ini saya menderita sakit kepala akibat berhubungan dengan orang-orang yang sangat saya sukai tapi punya sikap keras kepala yang benar-benar menyusahkan, saya jadi lebih bisa bersimpati terhadap perasaan mami saya dimasalalu terhadap saya, dan untuknya saya mau berbagi pengajaran kuno yang saya terima dengan anda sekalian.

Entah apa motivasinya, mamiku sering bilang dalam bahasa yang sudah aku sesuaikan tetapi dengan spirit yang sama, ialah;
Jangan sepelekan teguran orangtua/pemimpin dan orang-orang disekelilingmu yang mengasihi engkau, sebelum datang waktunya dimana KEHIDUPAN itu sendiri yang kelak akan menegurmu.

Dulu, waktu dengar hal-hal begituan, perasaan-ku sih biasa-biasa aja, karena saya nggak benar-benar mengerti apa yang dimaksud "teguran dari KEHIDUPAN nyata".

Tapi pengalaman kebelakang sampai berumur 33 thn ini mengajarkan/memperlihatkan betapa benarnya perkataan mamiku dan BETAPA SAKITNYA ditegur sendiri oleh kehidupan.

Salah satunya, saya pernah menulis cerita ini dimasa lalu, dimana saya pernah punya pengalaman dihajar sekitar 250 juta oleh KEHIDUPAN, melalui bisnis warnet yang gagal total, untuk sebuah esensi yang orangtua saya sering ajarkan berulang ulang.
Sesuatu yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

Apakah itu satu-satunya cerita dimana saya dihajar sendiri oleh kehidupan? sayangnya TIDAK.
Ada begitu banyak kesulitan, susah payah, penderitaan dan tekanan hebat terjadi di kehidupan saya, yang sebetulnya saya bisa hemat begitu banyak, tanpa harus mengalaminya, andaikan saya punya SIKAP HATI yang baik terhadap teguran, hajaran, cacimaki, hantaman dari sejenis manusia biasa. Sayangnya sikap hati nggak berapa bagus saat itu, sehingga KEHIDUPAN itu sendiri yang akhirnya melakukan bagiannya.

melalui semua hal-hal yang tidak enak itu, saya akhirnya mendarat pada kesimpulan, masih jauh lebih enak bila saya hanya di hajar oleh orangtua saya/pemimpin saya/sekeliling saya yang bentuknya masih manusia, dibanding saya harus dihajar oleh KEHIDUPAN ini untuk kebenaran kebenaran mendasar.

Karena kebenarannya adalah, cara kerja dari KEHIDUPAN adalah sadis dan brutal serta tidak mengenal belas kasihan, tidak pernah bersimpati dan tidak melembut hanya karena kita sudah jatuh terjerembab tidak berdaya.

walau mungkin tulisan pendek ini dibuat untuk teman-teman sesama pejuang dalam kehidupan ini, tapi saya juga mau menyertakan pesan saya kepada anak-anak saya kelak terkait dengan tema ini :

Jangan pernah tolak KEBENARAN, hanya karena kita tidak menyukainya atau terasa menyakitkan, karena kebenaran itu toh tetap akan datang juga walau mungkin sedikit tertunda, hanya saja yang menakutkannya adalah, saat kebenaran itu tidak lagi disampaikan melalui kata-kata semata, tetapi oleh KEHIDUPAN dalam bentuknya yang paling menyakitkan.

Jangan terganggu oleh tamparan manusia, karena jauh lebih baik tangan manusia yang menampar kita dibanding tangan dari KEHIDUPAN yang menampar kita. Karena kalau itu terjadi, menangis dan meraungpun hanyalah tindakan sia-sia.

Mengucap syukur-lah bila manusia lain MENENDANG kita karena kita memang bodoh, keras kepala, tidak bepengertian, awam, hijau, dan kurang didikan, karena bila KEHIDUPAN yang sudah turun tangan untuk MENENDANG kita, akibat dari terus menerus mempertahankan dan memelihara kebodohan, ketidak-mengertian, ke-awam-an, ke-hijau-an dan kekurangan didikan, maka merayap-rayap dan menjert-jerit untuk minta ampun pun sudah tidak banyak gunanya.

Dan mengucap syukurlah untuk manusia manusia disekeliling kita yang telah menyampaikan kebenaran kebenaran walau dalam bentuk yang berbeda beda, baik itu teguran, caci maki, tamparan, hajaran, pukulan dan tendangan dengan harapan AGAR KITA BERUBAH, karena bila kehidupan yang sudah ambil alih "pendidikan' kita, kita akan selalu berharap bisa kembali kemasa lalu, dimana apapun yang manusia lain lakukan terhadap kita, ternyata jauh lebih enak dibanding KEHIDUPAN itu sendiri yang sadarkan kita.


Bangun dan jadilah dewasa anakku.
Buka matamu dan perbaharuilah pengetahuan, pengertian, pemahaman, paradigma dan pewahyuan-mu.


Wishnu iriyanto

Pesan dari melbourne (15) : Pondasi yang mampu bertahan terhadap aneka goncangan

Saya percaya, kita, baik itu manusia maupun organisasi, punya kecenderungan untuk memoles diri karena banyak alasan yang mungkin saja sama tapi mungkin juga berbeda, entah untuk kelihatan baik, untuk kelihatan solid, untuk mengesankan orang lain, untuk menggentarkan orang lain (lawan), agar orang berpandangan kita adalah seorang yang layak dipercaya, atau lain sebagainya.

Tapi diantara yang memoles banyak permukaan lahiriahnya, sebetulnya nggak banyak yang melakukan penguatan fondasi-nya dengan derajat/level passion yang sama dengan polesan lahiriah-nya.

Umum terjadi memang, tetapi bukan hal baik bila konsepnya adalah MASADEPAN, bukan sekedar tujuan jangka pendek.

Ibarat rumah, boleh jadi kelihatan bagus, megah dan mengesankan, tapi bila goncangan datang, baru terlihat, rumah tersebut punya fondasi yang baik atau tidak.

Seorang pakar manajemen sekali waktu pernah berkata, goncangkanlah organisasimu CUKUP SERING, untuk menyaring mereka (anggota organisasi) yang punya fondasi yang kuat atau tidak.

Karena tanpa pondasi yang kuat, seseorang/organisasi tidak pernah akan bisa RELEVAN terhadap perubahan jaman, dan seperti yang semua orang berakal waras tahu, kita sudah (bukan lagi sedang) ada disituasi dimana peta masalah terus menerus berganti arah.

Satu jaman yang menakutkan untuk organisasi yang gagal menyesuaikan layar mereka dengan cepat, tetapi satu jaman yang menawarkan berbagai kesempatan bagi organisasi yang responsif.

Dan seperti semua orang tahu, organisasi disusun oleh manusia, dan bila seorang mengatakan bahwa organisasi tersebut punya fondasi yang bagus, itu artinya organisasi tersebut berisikan manusia-manusia dengan pondasi yang kuat.

Seiring dengan kedewasaan, saya mengerti, bahwa organisasi yang berisikan orang-orang ber-pondasi kuat bukan karena mereka sejak awal sekali sudah mampu merekrut manusia-manusia yang berpondasi kuat, tetapi lebih karena organisasi tersebut punya BUDAYA dimana orang orangnya punya kebiasaan memperkuat pondasi mereka masing-masing.

Dan budaya tersebut dibangun oleh budaya lain yang dipanggil BUDAYA menggoncang.

Jadi rekan rekan seperjuangan, suka atau tidak suka, perhatikan pondasi kita masing masing, jangan sampai goncangan goncangan yang terjadi, baik sekarang maupun dimasa depan, baik skala kecil maupun besar, meruntuhkan bangunan yang sudah susah payah kita poles, tetapi kita berharap goncangan membuat kita bisa meraih banyak kesempatan & keuntungan, karena disaat yang sama, goncangan juga menerpa semua orang, dan saat lawan-lawan kita gagal bertahan atasnya kemudian kita akan berhak mendapat HADIAH TERBESAR karena kita adalah orang terakhir yang tertinggal setelah masa penggoncangan lewat.

Bangun dan jadilah dewasa anakku.
Buka matamu dan perbaharuilah pengetahuan, pengertian, pemahaman, paradigma dan pewahyuan-mu.


Wishnu iriyanto

Di lokasi mana peperangan tersulit kita berada?

Pertanyaan ini menghampiri saya sejak bertahun tahun lalu.
Dan jawaban sepanjang jaman selalu bergeser-geser.

Dulu saya pernah berpendapat bahwa membuka cabang di wilayah etnis tertentu adalah yang tersulit.
Alasannya: karena di wilayah wilayah ini, sekalipun kita sudah memiliki product yang terkuat dipasaran, harga yang paling fair di pasaran, bonus product yang paling fair dst, tetap saja nature-nya mereka adalah orang-orang yang pemilih dan ALOT (susah) untuk dimenangkan.

Sementara yang kebalikannya adalah saya beranggapan, dengan membuka cabang di wilayah wilayah yang didiami oleh sebagian besar etnis lainnya, akan lebih mudah untuk menutup penjualan.

Dilain waktu lagi, saya pernah berpikir bahwa yang tersulit adalah menjalankan operasi di kota besar, karena client client mudah menjadi bingung, akibat banyaknya pesaing yang ahli.
entah itu ahli dalam memiliki product yang kuat, ahli dalam mengacaukan pikiran client (biasanya terjadi di pesaing yang productnya sebetulnya tidak kuat, tapi ahli dalam pembentukan opini public) dll.

Sementara kebalikannya adalah strategi membuka cabang di wilayah2 yang cenderung remote area atau kota2 kecil, dimana persaingan akan sepenuhnya kita yang kendalikan dan kita punya potensi untuk jadi raja lokal karena superioritas product dan pengalaman kita.

Dan masih ada banyak lagi pikiran2 berbeda seperti hal-hal diatas.

Tapi sekali lagi, apakah hal itu memang merupakan AKAR DARI JAWABAN YANG SAYA CARI?
Karena saya percaya, jawaban diatas mungkin ada benarnya, tapi masih belum menjawab akar sesungguhnya.

Dan tanpa menemukan akar permasalahan yang paling inti, kita masih sangat rawan untuk tersesat dan gagal.

Dan jawaban itu datang pagi ini, di hari ulang tahun saya.

JAwabannya sederhana: Lokasi peperangan TERSULIT di bisnis kita ada di PIKIRAN KITA masing-masing bukan dilokasi lokasi fisik.

Tanpa kemampuan memenangkan peperangan di pikiran kita, maka tidak akan ada yang terjadi nyata di alam nyata

Misalnya: Saya mau menjual sesuatu pada seseorang. Kalau saya gagal untuk bisa menang di alam pikiran saya bahwa saya akan berhasil menjual sesuatu padanya, maka gerakan/tingkah laku/gesture saya akan diselimuti keragu-raguan.
Unsur percaya diri tidak terlibat didalamnya.
Sehingga saya menjadi canggung dan lemah hati dan cenderung tidak ngotot saat ada penolakan awal dari mereka.

Dan semua teori pemasaran mengatakan bahwa ketidak percayaan, keragu-raguan dan kecanggungan, membunuh penjualan terkecil sekalipun.

Tetapi sebaliknya: kepercayaan diri dan sikap positif MENULAR DAN MEMPENGARUHI.

JAdi, bukan soal dilokasi mana kita buka cabang, ditempat mana kita beroperasi, dan diwilayah wilayah mana kita memutuskan untuk menjual sesuatu, karena tanpa orang-orang yang BISA MENANG di alam pikiran mereka masing-masing, lokasi paling mudah sekalipun kita tetap akan gagal, karena bisnis terkait erat dengan unsur manusia-nya.

Saat unsur manusianya salah, maka pekerjaan akan gagal.
Saat unsur manusianya sudah tepat, maka tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit untuk dimenangkan.

Tidak penting unsur manusia-nya sudah punya pengalaman kerja masa lalu, seberapa lama sekalipun, atau seberapa senior dia, karena karena di masa depan terbentang hal hal/permasalahan-permasalahan baru dalam jumlah berlimpah-limpah, yg artinya pernah menang dimasa lalu tapi gagal dalam menang di alam pikirannya untuk persoalan-persoalan baru, maka pengalaman masa lalu jadi tidak relevan.

JAdi rekan-rekan, jangan pernah bangga akan kesenioran kita, karena ini hanya berkontribusi kecil terhadap kemampuan kita menang di alam pikiran kita.

TApi banggalah bahwa kita adalah seseorang yang memegang teguh kepercayaan-kepercayaan bahwa kesulitan apapun,akan mampu kita menangkan,entah sekarang atau nanti di alam pikiran kita,karena Tuhan yang empunya segala sesuatunya, telah mengaruniakan kemampuan luarbiasa dalam diri kita untuk menang dan menikmati hal-hal baik yang dunia sediakan, sejauh kita tidak menyisakan ruang ruang berpikir kita terhadap KE-NEGATIF-AN.

Apapun yang kita kerjakan sekarang, anggaplah itu baru merupakan hal hal kecil dari hal-hal luarbiasa besar, indah dan menakjubkan yang Tuhan sediakan dimasa depan.

KArena saat kita kehilangan kemampuan meraih hal-hal kecil, maka hal-hal besarpun tidak akan mampu kita jangkau dan raih.

Biarlah hikmat, kebijaksanaa, pengetahuan, pemahaman dan kemampuan untuk keluar dari lubang kesulitan manapun, dicurahkan atas kita karena kita sendiri membuka ruang ruangnya didalam diri kita dan menggantikan hal-hal negatif, prasangka2buruk, kepahitan dan APATIS-me yang terlanjur berakumulasi dan berdiam dalam diri kita semua selama bertahun-tahun kebelakang sadar atau tanpa disadari.

"Saat saya memutuskan untuk tetap berjuang, menjaga kepercayaan saya tetap positif dan melangkah maju walau dari jauh sepertinya terlihat tidak ada PINTU keluar, saya terkejut mendapati bahwa ternyata ada banyak jendela-jendela yang terbuka lebar dan disingkapkan seiring perjalanan waktu"
(wishnu)

Melbourne, 8 juli 2011

Ber-akal

Kenapa berakal jadi sedemikian istimewa ?

Karena dengan berakal (akal panjang) kita bisa mengalahkan musuh yang
jauh lebih hebat dengan kekuatan yang sedikit.

Karena dengan berakal, segala kelemahan menjadi tertutupi.

Karena dengan berakal, terobosan-terobosan besar dapat terjadi, walau
pengalaman dan sumberdaya masih minim.

Karena dengan berakal, sekalipun banyak musuh yang jauh lebih kuat mau
hancurkan kita, kita bisa balikkan keadaan.

Karena dengan berakal, tidak ada masalah yang terlalu besar & rumit
untuk dipecahkan.

Karena dengan berakal, organisasi kita memiliki nilai tambah, bukan
sekedar nilai tambah dalam jumlah kecil, tetapi dengan nilai yang
LUARBIASA BESAR. seringkali terjadi, nilai sebuah organisasi bukan dari
asset riil-nya, melainkan aset yang tidak terlihatnya...termasuk hal-hal
ini.

Karena dengan berakal, segala sesuatu disekeliling kita bisa menjadi
alat pengungkit (prinsip leverage) untuk melontarkan kita terbang tinggi
dengan kecepatan diatas rata-rata.

Karena dengan berakal, akan ada orang-orang yang bantu lapangkan
jalannya kita dan permudah banyak kesulitan disepanjang jalan yang sudah
terbuka tersebut.

Intinya, berakal membuat hidup jadi lebih masuk akal, menyenangkan dan
cenderung lebih mudah.

Berakal adalah harta seseorang/organisasi yang bernilai tinggi, tidak
dapat dirampas darinya, tidak kalah oleh inflasi, relevan di-sepanjang
jaman yang berubah dengan cepat dan tidak berkarat.

Tanpa kemampuan berakal, skill akademik kita disatu waktu menjadi tidak
relevan dan hampir tidak significant untuk bertahan hidup.

Kejarlah hal ini, maka dari tahun ke tahun berjalan, kita akan
dipeliharanya.
Abaikan hal ini, maka kita akan melihat, tahun tahun menjadi makin
sulit, waktu seperti memusuhi kita dan alam persaingan menjadi makin
tidak bersahabat.

Melbourne, 14 juli 2011

Wishnu iriyanto

Pertukarkan komitment

Bertahun-tahun saya bernegosiasi dengan petinggi-petinggi institusi pendidikan di seluruh dunia, saya belajar satu hal penting, yaitu untuk mendapatkan hasil terbaik, bukan bagaimana cara memelas yang sempurna yang perlu dilatih, bukan bagaimana menentukan pilihan kata-kata yang efektif yang bisa membuat kita seolah-olah diatas angin, bukan bagaimana meng-intimidasi yang sedemikian halusnya sehingga kita bisa memperoleh maksimal, tapi yang paling terhormat, fair dan justru dicari di dunia bisnis saat ini, adakah kita seorang yang mampu mempertukarkan komitment demi mendapatkan komitment lain dari pihak seberang.

Terlalu banyak orang-orang yang dimana saya bersinggungan dalam kehidupan ini, hanya jago dalam menuntut maksimal tapi minim sekali dalam kemauan untuk memberikan komitment.

Jelas sekali, dalam pemberian sebuah komitment, ada resiko yang harus ditempuh, karena kita harus memastikan komitment kita terpenuhi tepat pada waktunya.

Saya belajar satu hal dalam perjalanan hidup ini, hampir tidak ada orang yang menolak untuk mendapatkan sebuah komitment yang menguntungkan bagi dirinya, walau dia terkenal sebagai seorang yang sulit utk di-approach sekalipun.

Pebisnis-pebisnis hebat yang pernah saya temui, hampir semuanya mempunyai keunggulan ini, yaitu mereka akan berikan komitment mereka untuk komitment lain yang mereka dapatkan dari pihak seberang.

Ketidakpastian komitment memunculkan dampak orang tersebut kurang dihargai.
Tetapi menemukan orang-orang yang sanggup memastikan segala sesuatu yang dijanjikannya terealisasi adalah sesuatu yang langka didunia ini.

Kemampuan memberikan dan mendeliver komitment mengangkat daya tawar seseorang.
Tapi seorang yang dikenal sebagai seorang yang sekedar jago menuntut, biasanya dihindari orang lain dalam berbisnis.

Jelas sekali, komitment membutuhkan pengorbanan, tetapi reward jelas sebanding dengan pengorbanan yang dicurahkan.

Seorang penuntut menganggap sekedar bekerja tanpa hasil yang jelas, adalah sebuah hal istimewa.
Tapi seorang pemberi komitment tahu, tanpa ada hasil, tidak ada kehormatan dari pekerjaan yang sudah dilakukannya.

ini adalah paradigma luarbiasa penting, dan perbedaan paradigma menentukan perbedaan pencapaian hidup.

ini digambarkan dengan sempurna oleh situasi didunia pelatihan/ke-manager-an oleh klub-klub sepakbola dunia:

"Tanpa mampu memberikan kemenangan bagi klub, sekalipun anda sudah anggap diri anda pekerja keras, anda tidak layak ada di posisi anda."

Kedengaran nggak adil?

Tidak juga, karena disatu sisi, para pelatih/manager tersebut juga memperoleh komitment yang maksimal untuk komitment yang dipertukarkannya.

Makanya, saya tidak akan pernah bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak saya saat mereka sudah mencapai umur yang cukup untuk belajar hal-hal ini, dan tentu saja hal yang sama akan saya lakukan untuk rekan-rekan sekerja yang saya kasihi, kejarlah paradigma-paradigma tingkat tinggi, bukan yang biasa-biasa saja, rindukan dan cintai hal-hal tersebut, maka kamu akan bertumbuh jadi manusia yang berbeda, dengan pencapaian-pencapaian berbeda.

Mentor saya, sekali pernah berkata, Tentukan paradigma-mu, maka kualitas kehidupan masadepanmu akan berbanding lurus dengannya.

Melbourne, 14 juli 2011

Wishnu iriyanto

Sikap mental yang istimewa

Ada teman yang bertanya tapi berbau keluhan yang muncul, kurang lebih bunyinya begini:



Kenapa, walau saya sudah memiliki sikap mental yang baik, kehidupan masih terlihat kurang bersahabat terhadap saya dan pekerjaan saya?



Jawabannya: Karena kamu masih memeliharan cara berpikir bodoh.

Kenapa bodoh, karena dia berpikir ini jaman megalitikum (batu), yaitu jaman dimana mereka yang merasa sudah memiliki sikap mental baik bisa menang dipersaingan.



Di jaman itu mungkin....punya sikap mental yang baik, sudah merupakan satu keunggulan raksasa dibanding yang lain.



Tapi dijaman modern seperti ini, sikap mental baik mah biasa.....

Ratusan juta orang punya sikap mental baik. Terlalu banyak orang memiliki sikap mental baik.



Jadi kalau menang dikehidupan ini, naiklah satu level yang lebih tinggi,yaitu sikap mental yang istimewa.



Dulu, jaman SMU, saya pernah bergabung di klub pecinta alam yang dipanggil GALASPALA.



Dijaman itu, dalam bahasa berbeda, kurang lebih kita menganut sistem prinsip yang sama yaitu:



Nggak usah bangga kalau bisa naik gunung di pulau jawa, karena itu bukan lagi satu kebanggan yang bisa dipamer (baik secara halus maupun kasar)

Tapi milikilah pengalaman yang lebih dari itu.



Kita ingat dulu, beberapa senior pernah ejek-ejek mereka-mereka yang mendramatisir sedemikian rupa, kesulitannya mendaki gunung gunung tinggi di jawa tengah.



PAdahal sebetulnya itu sudah merupakan pengalaman lumayan.



Diurusan pekerjaan profesional, saya mengkatogorikan ada 3 jenis sikap mental:



1. Yang paling hancur dan mengenaskan adalah mereka, yang berada di komunitas yang punya sikap mental baik, tapi gagal menyamakan standardnya.

Jenis orang-orang yang selalu butuh dimotivasi, ditarik,dibantu angkat, diseret-seret oleh orang lain, hanya untuk bisa sama distandard minimum dengan sekelilingnya.



Ini jenis orang yang kalau di group pecinta alam kita dipanggil manusia-manusia cengeng. lembek dan menyusahkan.

jenis orang-orang dengan kontribusi minimum tapi ekspektasi tinggi.

Orang-orang yang selalu punya kesulitan untuk menemukan partner naik gunung bareng, karena adat jeleknya.



Kenapa kita panggil adat jelek, karena dia sebetulnya bisa rubah hal hal ini dengan mudah, tapi sikap cengeng dan manjanya demikian kuat, merubah/upgrade sikap mental naik 1 level lebih tinggi jadi seperti hal mustahil untuknya.



Saran saya, kalau ketemu orang-orang jenis ini, menghindarlah sejauh-jauhnya,karena dia bukan tidak bisa ditolong untuk bangkit, tapi dia memilih dan menyukai situasinya yang seperti itu.



2, kelompok berikutnya adalah yang memiliki sikap mental baik, persis sama seperti sekelilingnya.

Rumus persaingan khan bunyinya begini:



Untuk bisa menang dalam persaingan khan kita harus memiliki kelebihan yg significant donk...

Dan makin banyak kelebihan dibanding orang lain, maka peluang menang akan jauh lebih besar.



Nah, apa yang terjadi kalau kelebihan kita hanyalah sama dengan orang lain ?

Faktor apa yang bisa memastikan kita menang?



3, Terakhir adalah orang yang punya sikap mental istimewa.

apa sih sikap mental istimewa itu?



Sikap mental yang saat orang-orang lain berkata ini sepertinya sudah berakhir, dia akan berkata ini belum berakhir sampai segala sesuatunya terjadi seperti yang saya rencanakan dari awal.



SIkap mental yang saat orang-orang lain memutuskan untuk bertindak sesuai "apa yang ada didepan mata", dia bertindak berdasarkan VISI dan yang dia percayai.



Sikap mental yang mampu merealisasikan sampai terwujud, hal-hal yang dianggap banyak orang sebagai sebuah kemustahilan.



Sikap mental yang saat orang-orang lain puas dengan pencapaian yang biasa-biasa saja, dia tidak akan berhenti hingga potensi maksimalnya terpenuhi.



Sikap mental yang menginspirasi orang-orang yang sebetulnya sudah memiliki sikap mental baik.



Sikap mental yang tidak dikalahkan oleh keadaan sulit, dihancurkan oleh cerita kegagalan orang lain, dan dibuat putus asa oleh banyaknya cerita pahit dimasa lalu.



Inilah jenis sikap mental yang akan mengubah dunia bukan yang akan diubahkan dunia.



Inilah sikap mental yang prinsip pareto gambarkan sebagai:



Kelompok 20% populasi manusia yang mengubah 80% wajah dunia bukan jenis 80% populasi manusia dan hanya berkontribusi terhadap perubahan 20% wajah dunia.

Tentukan jenis sikap mentalmu, dan hidupi takdirmu.



Melbourne, 14 juli 2011



Wishnu iriyanto

Kenali diri kita sendiri dengan sempurna

Banyak ahli strategi menyarankan, kalau kita mau menang perang, kenali musuh musuh kita dengan sangat baik. Bahkan, dari satu buku militer yang pernah saya baca dan merupakan satu bacaan di level S-2 bagi perwira militer Indonesia yang sedang memperdalam hal ini di melbourne uni, yang berbicara tentang perang psikologis, disebutkan dengan baik, yaitu kalau kita mengenal dengan baik cara berpikir nya saja dari lawan-lawan kita, dan mampu menangkapnya (memenjarakannya), maka hati dan jiwanya akan otomatis ikut terpenjara.

Tapi pertanyaan sederhananya begini, sebelum berpikir untuk mengenali lawan-lawan kita, sudahkah kita mengenal diri kita sendiri dengan sempurna?

Bayangkan, ternyata banyak sekali orang yang hidup dengan dirinya sendiri selama umur yang dimilikinya, ternyata nggak cukup banyak yang mengenal dirinya sendiri.

Apa itu mengenal diri kita sendiri?

Kalau kita kuliah sastra inggris, kemudian kita mengenal diri kita hanya sebagai guru bahasa inggris semata, saya ragu apakah itu bisa disebut kita sudah mengenal diri kita dengan sempurna.

Kalau kita kuliah bisnis, lalu kita hanya mengenal diri kita sebagai seorang operator bisnis semata, saya ragu itu bisa disebut sebagai mengenal diri kita dengan sempurna

Atau kalau kita saat ini sedang dipekerjakan sebagai staff pendukung, dan ternyata kita memandang hanya itulah kemampuan dan kapasitas kita, maka itu jelas artinya kita tidak mengenal diri kita dengan sempurna.

dan seterusnys

Atau lebih parahnya lagi, karena pemimpin kita mempekerjakan kita di satu area tertentu, maka kemudian kita memandang itulah kita.

sekali lagi: KITALAH YANG HARUS MEMAHAMI DIRI KITA SENDIRI DENGAN SEMPURNA, JANGAN PERNAH MENYERAHKAN PADA ORANG LAIN, UNTUK MENILAI BAGAIMANA KITA.

JAngan pernah berkata demi alasan kerendahan hati yg bodoh dan salah:
Saya tidak bisa menilai diri sendiri, biarlah orang lain yang menilai saya.

ITU NGACO dan 1200% BODOH....

Mungkin kita gagal di fase fase awal hidup kita, tetapi kitalah yang tetap harus memegang kendali atas penilaian terhadap kapasitas diri kita sendiri.

Saya percaya, setiap orang menyimpan benih kepahlawanan dalam dirinya, SEMUA ORANG TANPA TERKECUALI, tapi sayangya nggak semua orang mampu mengenalinya.

Saya percaya setiap orang punya benih kapasitas untuk melakukan perkara raksasa, perbuatan perbuatan hebat dan menakjubkan, tapi itupun kalau dia mampu mengenalinya.

Kenapa saya menyebut benih, karena seperti sifatnya benih, kalau tidak diperlakukan dengan baik, ya dia tidak akan bisa tumbuh jadi sesuatu yang seharusnya.

Saya tidak bermaksud untuk tidak rendah hati, tapi saya walau masih jauh dari sempurna, saya sudah mengenal sebagian kecil benih benih istimewa dalam diri saya, saya mengetahui bahwa saya kelak, dimasa depan, akan melakukan tindakan tindakan kepahlawanan yang akan mempengaruhi kehidupan banyak orang dan saya tahu kalau Tuhan sudah dan masih akan percayakan saya perkara-perkara besar dalam kehidupan ini demi kebaikan banyak orang.

Dan seharusnya, rekan rekan pun tahu benih benih istimewa dalam diri mereka masing-masing.

Bahkan kadang-kadang, saya bisa melihatnya walau sedikit, misalnya:

Saya bisa melihat dalam ibu ochie kalau dengan keistimewaannya bangun hubungan dengan orang lain, dia akan kelak memenangkan hati begitu banyak orang luarbiasa dimasa depan, sementara kita tahu, pahlawan hebat sekalipun, tanpa punya kemampuan memenangkan hati orang orang diseklilingnya, akan sulit baginya untuk memenangkan peperang kecil sekalipun.

Saya bisa lihat dalam diri jimmy kalau dengan kelembutannya, dia punya potensi untuk membangkitkan kepahlawan dalam diri ribuan anak anak muda.

Saya bisa melihat dalam diri pak jeffry, dengan kebijak-sana-annya dan cara berpikirnya yang jernih, dia punya potensi untuk mempengaruhi, mengumpulkan ribuan orang dibawahnya dan menggerakkan mereka kedalam satu tujuan besar.

Saya bisa melihat dalam diri pak christian, dengan kesetian dan kapasitas istimewanya untuk terus bertumbuh tanpa mengenal batas, dia akan akan jadi inspirasi bagi bangkitanya ribuan orang-orang istimewa dilintas disiplin ilmu, dalam kehidupan ini.

Saya bisa melihat dalam diri lexi yang secara istimewa mampu memecahkan masalah diluar area-area keahliannya semula, kalau dia berpotensi menjadi teladan bagaiman ribuan orang-orang kuat dan berkapasitas istimewa di lintas disiplin akan belajar memecahkan masalah masalah psikologis mereka yg membatasi mereka berkembang diluar kompetensi inti mereka dan kemudian menikmati kebesaran hidup.

Saya bisa melihat dalam diri pak yuslan, dengan ketulusannya, dia punya potensi untuk memikat ribuan orang orang istimewa untuk dengan senang hati menyerahkan diri mereka untuk dipimpin dan digerakkan serta berkomitment untuk satu peperangan dalam skala raksasa.

Saya bisa melihat dalam diri selly, dengan cara berpikirnya yang malampaui kebanyakan orang serta kepemilikan nilai nilai hidup secara unggul, akan punya potensi untuk menyeimbangkan organisasi di skala raksana manapun dalam perjuangan panjang mereka dan menjadi tempat berpaling bagi ribuan orang orang kuat akan nilai nilai istimewa yang seharusnya mereka hidupi.

Saya bisa melihat dalam diri pak joe, hasrat besarnya untuk menang dalam kehidupan ini, punya potensi untuk memimpin visi-visi raksasa dalam organisasi ini dan memastikan kemenangannya karena dia akan bertekun untuk memecahkan masalah masalah baru yang radikal sekalipun yang orang lain menolak untuk deal with it dan malalui kemenangannya, akan bisa menjamin masa depan orang-orang kuat yang sudah mempercayakan hidup mereka di organisasi ini.

Saya bisa melihat dalam dirinya claudia, satu potensi untuk membangkitkan ribuan PEMIMPIN-PEMIMPIN hebat, yang akan memiliki ribuan pasukannya masing masing dan bergerak keseluruh penjuru mata angin, memenangkan satu peperangan ke peperangan berikutnya, menjelajah dari satu wilayah ke wilayah lain dan akan mengclaim setiap tempat yang di injaknya, menjadi miliki pusaka yang TUHAN percayakan bagi mereka.

dan seterusnya.

Mari hidupi satu kepercayaan, kalau potensi tersembunyi kita masih jauh lebih besar dari apapun yang sementara kita kerjakan.

Hancurkan batas-batas psikologis kita yang selalu membuat kita takut gagal, takut malu, takut memikul extra tanggung jawab dan takut berkomitment lebih, karena didalam hal-hal tersebut ada kunci tersembunyi untuk melepaskan benih talenta-talenta raksasa dalam hidup kita.

Kenali benih-benih istimewa dalam diri kita, dan hidupi takdir kita dengan indah.

Melbourne, 16 juli

Wishnu iriyanto

Menghidupi

Pepatah Arab "al-'Ilmu bi la `amal ka as-sajar bi la tsamar" (ilmu tanpa praktek bagaikan pohon tanpa buah)

Katakan pada saya, saya akan melupakannya.
Tunjukkan pada saya, saya mungkin mengingatnya.
Namun libatkan saya dan saya akan mengerti.
-Pepatah China

Apa yang kita bisa pelajari dari prinsip prinsip diatas ?

Harus praktek kan?

Karena ilmu dan pengetahuan apapun yang kita tahu dan mengerti, tanpa di praktek kan, tidak ada gunanya khan?
Karena tanpa di praktekkan, terbuka peluang besar bahwa kita bisa lupa atas apa yang sudah kita peroleh.

Bahkan yang lebih ekstrem lagi, tanpa di praktek kan, kebijaksanaan, hikmat, pengertian dan pengetahuan berharga sekalipun bisa berubah jadi sampah intelektual dalam diri kita.

Seperti spirit pelatihan kita, belajar LEBIH TINGGI dari standard pengajaran diluar sana, sehingga kelak kita akan bisa ciptakan individu individu yang punya kapasitas mengalahkan kelompok lawan yang berisi 10 orang individu sekalipun.

apa yang lebih tinggi dari praktek ?
HIDUPI

Kenapa HIDUPI lebih tinggi dari praktek?
Karena kalau di praktekkan saja, kita bisa lalai, tapi kalau dihidupi, itu artinya sudah mendarah daging, untuk buat keputusan seperti prinsip yang kita anut, bukan lagi bertanya tanya, mampu nggak ya saya praktekkan hal itu, tapi sudah jadi keputusan yang otomatis dan tidak ditanya lagi.

Bagaimana menaikkan level praktek ke level MENGHIDUPI ?
lakukan itu dengan setia, sehingga bisa naik ke level KEBIASAAN (bayangkan, praktek sendiri ternyata masih ada dibawah levelnya KEBIASAAN).
Setelah kebiasaan terbentuk dan dilakukan berulang ulang, dia akan naik jadi MENGHIDUPI.

Kurang lebih penjelasan MENGHIDUPI itu seperti ini:

Sudah mendarah daging.
JAdi kesatuan dalam diri kita.
Mengubah warna kita secara individu.
Jadi identitas yang tidak terpisahkan dalam diri kita
Sudah tidak ada lagi celah kepalsuan didalamnya.
Menyatu kedalam tindakan tindakan terkecilnya kita, dan tidak bertentangan dengan prinsip prinsip lainnya yang kita hidupi, krn nggak mungkin menghidupi prinsip prinsip yang bertlak belakang pada saat yang sama khan?
Bagian dan tidak terpisahkan dari jiwa kita, bahkan tercermin pada saat bernafas sekalipun.

kalau kita bisa capai level ini, wow, menarik sekali untuk membayangkan bagaimana pencapaian akhir diri kita dimasa depan.

Ada acara goreng-menggoreng dari para peserta pelatihan ?
Silahkan .... :)
Saya mau setiap orang aktif dan terlibat menghangatkan acara goreng menggoreng ini...:)

Simak baik baik, karena peserta pelatihan akan mulai menuliskan pemikiran pemikiran mereka, entah melalui bahan yang saya kasih atau bahan yang memang menjadi minatnya mereka..

Best regards,

Wishnu iriyanto

Menjadi ayah dan pemimpin

Ku harus jadi pria yang bijaksana
Anak kecilku sedang meniruku
Tak mau tersesat jalanku
Kutakut anakku ikut hilang karenaku
Tak sekalipun kulolos dari perhatiannya:
Yang dilihatnya kuperbuat, ia mencobanya.
Katanya ia ingin seperti diriku
Si anak kecil yang mengikutiku
Ku harus ingat ketika ku melangkah
Dimusim apapun juga:
Ku sedang membentuk MASA DEPAN
Si anak kecil yang mengikutiku

-Penulis tak dikenal-

Menurut saya menjadi pemimpin yang baik adalah seperti menjadi AYAH yang
baik.
Ada kebanggaan, yang datang berbarengan dengan tanggung jawab.
Ada fungsi yang menyatu dengan peran.

Ayah yang baik bukan sekedar menafkahi keluarganya, tapi juga membentuk
dan menentukan arah dari keluarga.
Ayah yang baik bukan sekedar bicara berapa jam di rumah dan berapa jam
diluar rumah, tapi juga bicara soal menciptakan generasi emas di
masadepan, satu tanggung jawab yang melampaui sekedar hitung hitungan
waktu.

Saat saya jadi ayah, ketakutan terbesar saya adalah saat saya tua, saya
melihat anak anak saya tumbuh menjadi generasi lemah, orang orang yang
cuma hidup dari belaskasihan orang lain, bukan dalam posisi membagi
belas kasihan, orang orang yang tidak punya peranan dalam kehidupan,
orang orang yang selalu merepotkan orang lain, orang orang yang
kaki-kakinya terlalu lemah untuk menopang kehidupannya sendiri, orang
orang yang kebiasaannya merusak, bukan MEMBANGUN.

Sebagai ayah, saya merasa, disana tanggung jawab terbesar saya, yaitu
mendidik dan menciptakan generasi generasi yang dihormati orang se zaman
nya.

Saya berusaha merenung dan mencari, metoda apa yang lebih baik daripada
metoda yang dipakai mayoritas suku suku bangsa dunia dalam menciptakan
generasi generasi pahlawan secara turun temurun.

Jawabannya terletak pada puisi diatas.

Sederhana, metoda TELADAN KEHIDUPAN.

Teladan adalah pengajaran yang melampaui metoda metoda canggih.
Teladan mengalahkan fasilitas, membuat gedung sekolah mewah menjadi
kelihatan tidak berarti. Teladan membuat guru-guru lulusan luar planet
sekalipun menjadi less superior.

Sama seperti gambar bercerita ribuan kata, teladan juga bisa ditafsirkan
dalam ribuan cerita dan kedalam ribuan pelajaran.

Teladan adalah fondasi yang kokoh. Saat anak anak kita punya fondasi
sempurna, maka mereka bisa menambahkan apapun kedalam bangunan
kehidupannya dengan mudah.

Kalau ada yang mencari metoda paling sederhana dan efektif, mereka tidak
akan menemukan metoda yang bisa mengalahkan teladan.

Pada akhirnya, pesan saya, untuk yang sudah menikah, jadilah ayah yang
baik, maka engkau akan otomatis jadi pemimpin yang baik.
Untuk yang belum menikah, jadilah pemimpin yang baik, maka engkau
otomatis akan jadi ayah yang baik...

silahkan digoreng.....


Best regards,

Wishnu iriyanto

Kritik

Entah kalian semua menganggap ini sebagai tulisan sederhana, tapi untuk saya, ini adalah salah satu kebenaran yang terlepas, yang menjelaskan sebagian besar kegagalan masa lalu saya.
Dan sayangnya, saya baru tahu hal ini, saat saya injakkan kaki saya di umur 34 thn. Bayangkan betapa banyaknya masalah yang bisa dihemat, pertumbuhan yang bisa dicapai dan prestasi kelompok yang bisa di torehkan, anda saya mengenal kebenaran ini 10 tahun lalu...

Menurut saya KRITIK itu jelek, negatif dan barang beracun.

Tapi bagaimana dengan "kritik membangun" ?

Menurut saya, nggak ada itu kritik membangun. kalau kritik membangun ada, maka seharusnya, cemoohan membangun juga secara fair harus dimasukkan kedalam kosa kata kita.
lalu:
Maki-maki yang konstruktif, hinaan yang membangun, dst.

Kritik itu sama derajat negatifnya (bukan artinya) dengan hal-hal diatas, seperti cemooh, maki-maki, hinaan dll.

Mengharap orang "biasa" berespond positif terhadap kritik sama dengan mengharap orang "biasa" berespond positif terhadap maki-maki, cemooh, hinaan dll.

Susah khan ? tapi memang bukan tidak mungkin sih.

Tapi kalau kitanya sedang berhubungan dengan orang-orang biasa (red; yg dimaksud biasa dalam hal ini adl orang yg : miskin pengajaran, biasa banget dalam pegang kebenaran hidup), maka JARANG ditemukan ada orang yang bisa bereaksi POSITIF terhadap kritik.

Kemungkinan besar respond mereka kalau di kritik adl:
Sakit hati, makin agresif dalam membela diri (walau mereka tahu pembelaan mereka sebetulnya sangat lemah dan kurang pijakan), membalas, membelokkan masalah menjadi sangat pribadi dan sangat mungkin bermuara ke level KEPAHITAN.

Jadi bagaimana dong, memberi tahu seseorang yang salah dan perlu di koreksi kalau ternyata dia melakukan kesalahan bodoh maupun diatasnya kesalahan bodoh ?

NASEHATI...

Seperti apa nasihat yang ideal dan efektif ?

Mari berpegang pada salah satu kata-kata bijak yang diucapkan oleh salah seorang yang terkaya dan paling berhikmat yang pernah hidup dimuka bumi ini:

"Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."



JAngan cengeng untuk bertumbuh guys, cintai pengertian dan pemahaman serta pewahyuan tingkat tinggi dengan sepenuh hatimu, dan cegah ribuan masalah masalah hebat di sisa hidup kita yang diakibatkan hanya oleh KEBODOHAN DAN KETIDAK TAHUAN kita.

Silahkan di goreng.... :)

Wishnu iriyanto

Mengerti persis apa yang dikerjakan

Mari mulai hari ini dengan mengajukan satu pertanyaan : Apakah saya tahu PERSIS apa yang sementara saya kerjakan ?

HAti-hati kalau jawab ini, karena tahu apa yang sementara kita kerjakan bermakna lebih dalam dari sekedar mengerti tugas dan tanggung jawab harian kita atau melakukan apa yang telah jadi kebiasaan kita.

Saya mendefinisikan sendiri (jadi ingat ya, yang definisikan adl saya hehehe ), arti dari kalimat tersebut adl kita mengerti persisbahwa dalam apa yang sementara kita kerjakan, itu mengarah pada sesuatu yang besar, membantu menyusun puzzle kehidupan / target tinggi kita dan melibatkan unsur cerdas.

Contohnya begini:

1. Ada orang yang bekerja keras, tapi ternyata setelah ditunggu beberapa lama, dia ternyata tidak beroleh kemajuan apa-apa, ini artinya sederhana, ini orang bodoh.....bekerja asal bekerja...

Karena kalau dia tahu apa yang sementara dikerjakan, berarti dia tahu prinsip prinsip sukses dalam pekerjaannya dan dia berjalan mengikuti prinsip tersebut, WALAU CARANYA MUNGKIN BISA BERBEDA DENGAN ORANG LAIN.

2. Ada orang yang bekerja di jam normal, mengerjakan sesuatu dengan pola berbeda, tidak hectic seperti rekan rekannya, tapi hasil kerjanya melampaui semua orang lainnya SECARA KONSISTEN, ini artinya dia tahu apa yang dia kerjakan, bukan nebak-nebak, bukan sekedar ikut jalannya orang ramai dan kemudian berakhir juga seperti kebanyakan orang lain.

Apa yang saya mau coba sampaikan?

Prinsip-prinsipnya " tahu apa yang sementara dikerjakan" adalah seperti ini

1. Ada hasil nyata yang terukur sebagai dampak dia mengerjakan sesuatu dengan benar, karena kalau nggak benar, dia nggak akan kemana mana hasil akhirnya.
2. Ada pertumbuhan
3. style bisa berbeda dan tidak kaku. Bisa saja orang tersebut memulai kebiasaan dengan nyeleh, misalnya main catur pagi hari, padahal itu adalah caranya untuk menghangatkan isi kepalanya.
4. Siap memberikan penjelasan apabila diminta tentang kegiatannya sekarang dan bisa menjelaskan dengan baik bagaimana pekerjaannnya sekarang bisa menopang target besar dimasa depan.
5. Siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan kualitas brutal sekalipun sebagai batu uji terhadap pendekatan yang dipilihnya.
6. Sudah mengantisipasi yang terburuk dan siap dengan jalan keluar.
7. berpengetahuan cukup.
8. ada persiapan dimasa lalu, krn ada orang orang munafik dan palsu yang bilang dia tahu apa yang dia sementara kerjakan tapi begitu ditanya persiapan apa yang sudah dilakukan, dia tidak bisa jelaskan apa-apa.
9. kepercayaan dirinya baik.
10. setiap gerakannya punya efek terobos dan daya kejut.
11. Tidak melakukan sesuatu hanya karena orang lain lebih dulu melakukannya, tapi karena dia sadar itulah cara terbaik.

saya berharap kita benar benar tahu apa yang kita kerjakan sekarang, bukan sekedar meneruskan kebiasaan tidak efektifnya kita dimasa lalu.

best regards,

Wishnu iriyanto