Friday, May 4, 2007

Opini terhadap posting pilihan hidup

Salam kenal,

Saya saat ini belum berada di posisi manajemen di perusahaan
tempat saya bekerja. Namun diluar pekerjaan ini saya mendirikan
perusahaan bengkel motor.
Belum lama ini, saya mengikuti seminar motivasi dari Bp. Andrie
Wongso.. sejujurnya saya malah jadi bingung dengan posisi pilihan
hidup saya.
Mungkin rekan2 sekalian yang sudah jauh lebih banyak makan pahit
getir bekerja atau berwiraswasta bisa membantu mana yang sebaiknya
difokuskan.. Karena meski saat ini saya mampu handle keduanya, saya
merasa belum full kapasitas di keduanya.
Salah satu keuntungan, saya masih muda (27 tahun) namun yang
memberatkan beberapa saat ini saya akan menikah yang berarti nasib
yang saya tanggung akan bertambah.
Mudah-mudahan ada yang bisa sedikit membuka jalan pikir saya.
Maaf untuk moderator kalau jadinya malah seperti curhat.. :-) :-)

Tommy




Dear tommy,

Kalau boleh, saya ingin memberikan pandangan saya mengenai pilihan hidup antara pegawai dan wiraswasta.
Maafkan saya apabila saya tidak memberikan jawaban pasti mengenai ini, tetapi saya bisa menawarkan beberapa prinsip yg menurut saya sangat berkaitan dengan pertanyaan diatas dan berharap bisa membantu tommy dalam membuat jawaban atas masalah kamu sendiri.


Belakangan ini,banyak sekali pembicara dengan mudahnya mendorong orang untuk menjadi wiraswasta, menceritakan yg indah indah tentang bagaimana hasil akhir dari setiap pengusaha yang sukses "tanpa" secara sangat jelas menggambarkan resiko terburuk apa yang tersedia untuk profesi ini.
Saya tdk menentang rekomendasi untuk menjadi pengusaha (karena kebetulan saya juga memiliki usaha kecil saya sendiri), hanya saja, setiap pilihan selalu datang dengan konsekuensinya sendiri.

Menurut saya, menjadi pegawai ataupun menjadi wiraswasta mempunya kesulitan, resiko dan keuntungan nya sendiri sendiri. Saya tdk percaya bahwa menjadi pegawai atau wiraswasta lebih sulit dari yang lainnya, mereka hanya berbeda dan agak sulit untuk diperbandingkan. yang paling mempengaruhi dari kesuksesan adalah "mental menang". artinya, kalau seseorang memang memiliki "mental menang" yang baik, maka baik menjadi tentara, pegawai negeri, pegawai swasta ataupun mereka yg bermulai dari seorang pemulung sampah pun bisa menjadi sangat sangat sukses.

Pendapat ini setidaknya berusaha mematahkan argumen argumen dan pembelaan diri orang2 kalah dan gagal yang bilang:"kalau dulu saya masuk tentara (dan tidak jadi pegawai swasta), saya pasti bisa jauh lebih sukses dari sekarang ini." atau pendapat lainnya yang bilang:" coba dulu saya ambil jurusan nya marketing dibanding arsitek, saya pasti bisa jauh lebih kaya dari sekarang ini. Ini hanya pembelaan diri orang orang kalah.

Mari masuk kemasalah utama:
Kebetulan saya belum pernah jadi benar benar pegawai profesional dimasa lalu(saya memang pernah bekerja sebagai cleaning service semasa kuliah di sydney), dan langsung terjun kedalam dunia usaha, jadi mungkin pandangan yang saya coba bagikan,akan langsung dari point of view nya wiraswastawan.

Dan sebelum saya mulai membagikan prinsip prinsip yg sangat memberkati saya ini, pada saat menuliskan nya, saya tiba tiba teringat thn 96 dimana saya saat itu berumur 19 tahun dan berencana utk memulai bisnis saya sendiri, jadi secara sederhana pertanyaan tommy merupakan pertanyaan pribadi saya sendiri pada waktu itu, jadi tulisan ini walau saya bawakan dengan bahasa yang tidak rapi, tapi merupakan gambaran akan pemahaman saya (yg mungkin akan berbeda dng pemahaman rekan lain) mengenai dunia bisnis dan segala faktor faktor yg terlibat dan dalam menuliskannya sedikit melibatkan emosi pribadi, jadi mohon dimaafkan apabila dirasa kurang sesuai.

Beberapa prinsip yg harus diketahui dng sangat sangat baik oleh wiraswastawan:

prinsip pertama:
"Mereka yang memiliki 5 kelebihan extra (yg tdk dimiliki sama sekali oleh pesaing) baru hanya membuat organisasi nya sekedar bertahan hidup"

Nah,kebetulan tommy berusaha dalam usaha bengkel, saya membayangkan kalau jenis usaha ini cukup rendah entry barrier nya, artinya orang yg punya "modal lebih" bisa masuk dengan mudah ke bidang ini apabila mereka lihat tommy berhasil dan menghasilkan keuntungan banyak (ingat dijakarta / Indonesia walau keadaan sekarang tergolong susah, masih ada banyak sekali orang2bermodal yg saat ini sedang menahan uangnya sambil lihat2peluang apa yg bisa ditekuni).

Nah,kalau sampai usaha yang tommy rintis membuahkan hasil positif, dan cenderung berhasil siap nggak tomy untuk bersaing dengan orang orang yg bermodal jauh lebih kuat dari tommy?
Bahkan buka nya persis disamping toko nya tommy? ini bukan nggak mungkin lho..
Saya membayangkan, 5 kelebihan minimal yg ideal nya tommy miliki :
1. Hubungan pelanggan yang luarbiasa pribadi
2. Kejujuran owner maupun pegawai yg bekerja utk owner yg tdk bisa disaingi
3. Keunggulan ketrampilan teknik dari montir yg anda miliki
4. Jaminan hasil kerja yang 2x lipat lbh lama dari pesaing terdekat
5. Kecepatan kerja yg tdk terkalahkan dibanding dengan pesaing.
Kalau tommy bisa munculkan keunggulan keunggulan ini, walau pesaing besar dengan modal 100 x lipat dan buka persis disamping toko nya tommy, tdk akan dengan mudah kalahkan tommy dalam bisnis.
Ingat, 5 keunggulan ini hanya untuk sekedar bertahan dibisnis, belum untuk jadi kaya atau mendominasi pasar atau bahkan sampai punya deposito milyaran.

prinsip kedua
"kalau harga selalu jadi andalan anda dlm bersaing, anda bukan pengusaha sama sekali".

KAlau tommy saat ini melakukan penetrasi pasar dengan "menawarkan harga yg lebih murah dari pesaing", jangan cepat cepat tersenyum, karena suatu saat,akan muncul orang2 yg lebih efisien dan menawarkan harga lebih murah.
Bahkan bisnis benkel yg sudah exist yg merasa terganggu dan saat ini pasarnya tommy ambil alih pun,pasti akan "panas" dan melakukan hal yg sama bahkan bisa lebih extrem, kalau sampai ini yg terjadi,mau sampai kapan balik modalnya, karena permainan harga sangat berbahaya untuk bisnis jangka panjang,

Dibandingkan dengan mengadopsi "kebijakan harga", saya merekomendasikan untuk mengadopsi "kebijakan pelayanan" yaitu" bila jasa yg anda tawarkan luarbiasa baik, maka harga menjadi kurang sensitif". ini berarti kalau kualitas pelayanan tommy lebih baik dari pesaing terhebat, saya meragukan orang akan keberatan untuk bayar 20% lebih tinggi dibanding harga normal.
Karena kamu harus ingat: harga yang lebih murah tidak mendatangkan kesetiaan pelanggan yg permanent, hanya kualitas lah yg mengikat mereka utk tetap setia terhadap organisasi / usaha kamu.

prinsip ketiga
Kalau mau jadi pengusaha sejati, harus siap minimal 2 x bangkrut dan siapkan 1 ember besar utk tampung air mata kamu yg pasti akan jatuh dalam proses nya.

Ini prinsip yg jarang sekali diangkat secara mendalam oleh motivator2 diluar sana, yang mana seringkali mereka cenderung hanya memperdengarkan kabar2termanis yg mungkin terjadi, jarang sekali mereka memperdengarkan kabar2 terburuk yg mungkin saja mendatangi para pengusaha. Karena kalau kamu baca biografi maupun kebetulan punya mentor pribadi yg kebetulan pegusaha sejati, pasti mereka sependapat kalau "untuk mau naik tinggi, harus siap dengan jatuh sampai berdarah darah".
Prinsip ini termasuk yang terpenting. Intinya, sebelum kamu "nyemplung" ke dunia bisnis, jangan..jangan...jangan...jangan pernah membayangkan jumlah uang yg kamu bisa kumpulkan dulu, tapi bayangkan atau tanyakan...."apa resiko paling jauh yg bisa saya terima kalau keputusan ini yang saya ambil."
Siap nggak tommy untuk kehilangan semua harta dan aset aset?


prinsip ke empat

"Berkat Tuhan yang menjadikan kaya, susah payah tdk akan menambahinya".

Pernah nggak tommy ketemu, orang yang kerja nya on time (8 jam sehari - cuma 5 hari seminggu) menjadi makin sukses, dan tambah sukses....sebaliknya ada orang yang kerja 15 jam sehari tapi hanya cukup utk sekedar makan saja. Atau ada om saya, seorang pengusaha hebat dan cerdas luarbiasa, pada saat dia mulai berbisnis, dia membanggakan sekali kualitas latar belakang pendidikan dan koneksi yg dia miliki, dia berpikir karena saya pintar,cerdas, ulet, gigih dan punya koneksi kuat, saya pasti berhasil....hasilnya 9 thn pertama selalu diwarnai dng kegagalan, kegagalan dan kegagalan.
Baru pada saat dia benar2 minta ampun pada Tuhan atas kesalahannya (dia suka main perempuan dan selalu membanggakan kelebihan2 individunya), baru Tuhan buka jalan dan sukses, sampai ada satu kata yg tdk pernah saya lupakan waktu saya kecil dulu yg dia ucapkan: kok heran ya, saya rasa berkat kok nggak berhenti berhenti "ngejar saya". Masa saya tidur aja, dibangunin orang hanya karena dia mau nawarin kontrak besar kesaya, padahal di luar sana khan banyak perusahaan yg lebih hebat dari saya, ini pasti campur tangan TUHAN.

Kita harus ingat, beberapa kebudayaan menyebut ini hoki, rejeki, luck dll. Semua agama bahkan secara jelas mengajarkan bahwa TUHAN/ ALLAH adl yg mengatur rejeki atau berkat, jadi point ini harus benar benar dingat. karena saya percaya, seberapun pintarnya, cerdasnya, ulet nya dan gigihnya, tapi kalau Tuhan belum buka jalan, sampai merangkak rangkak pun tdk akan menemukan apa apa dalam usaha yg ditekuni nya.

Waktu saya diajar mengenai prinsip ini, pertanyaan saya sederhana;"kalau Tuhan yg kasih berkat kenapa ada orang orang jahat, licik, culas, koruptor dsb bisa kaya juga? ini pertanyaan yg jawabannya saya temukan agak lama (sampai pada tahap memuaskan hati saya).

jawaban yg saya temukan untuk pertanyaan ini adl:
Kekayaan di tangan orang benar mendatangkan kebaikan, kedamaian dan berkat bagi sekeliling (artinya Tuhan meminjam tangannya agar dia mampu memberkati sekelilingnya).
Tapi bagi orang jahat, kekayaan mampu juga diberikan oleh setan dan semacamnya tapi malah untuk membuat dia sengsara, mendatangkan kesedihan, ketidak bahagiaan, kerusakan permanent dan cenderung menghancurkan hidup mereka bahkan bisa mempengaruhi sampai ke generasi generasi berikutnya.

JAdi hati hati sekali dalam memilih langkah untuk menjadi kaya, karena semua jalan bisa/mungkin menjadikan kita kaya tapi hasil akhir dan efek kekayaan itu sendiri bisa sangat berbeda.

prinsip ke lima
Pengusaha yang keras kepala akan mencapai tujuan akhirnya JAUH lebih lama dari pengusaha yg punya sikap hati baik dan rendah hati.

Mari bayangkan kamu dalam perjalanan dari titik A ke titik B (sukses). diumpamakan, untuk mencapai titik B, kamu harus melewati 50 lubang lubang masalah, karena ini memang proses alami setiap orang bisnis.
Beberapa lubang masalah saya percaya memang kamu harus lewati dengan kejeblos, karena itu membuat kamu jadi mengerti secara mendalam, membuat pemahaman kamu jadi lebih baik dan kamu menjadi makin kuat secara kapasitas pribadi. Tapi sebetulnya, walau memang ada beberapa lubang yg kamu harus terjatuh, sebetulnya kamu nggak perlu jatuh ke semua lubang lubang masalah tadi apabila kamu cukup rendah hati utk belajar dan mendengarkan dari sekeliling

Saya beri contoh pribadi:
Bisnis saya dalam dunia pendidikan, suatu saat ada orang yg sangat pintar memberikan saya advise utk coba menekuni bidang warnet, karena katanya menguntungkan. setelah saya survey secara pribadi, memang benar adanya. Saya tanya keluarga, apakah boleh saya menekuni bisnis tersebut, jawaban mereka adl JANGAN, karena akan membuat saya tidak fokus di bisnis utama. dengan bermodal beberapa alasan dan ke keras kepala an yg saya miliki, saya tetap tekuni. walau saya sadar saya tdk punya kompetensi, saya percaya saya punya orang2 yg punya kompetensi. ternyata karena alasan kompetensi tadi ditambah juga ke tidak mampu an saya membagi kosentrasi di 2 bidang yg berbeda, bisnis di warnet saya berantakan dan mengakibatkan kerugian 250 jt.
Setelah rugi dan saya renungkan, baru saya mengerti, bahwa pelajaran saya yg bernama "fokus" bernilai 250 jt. padahal fokus adalah kata2 yg tidak asing oleh saya sejak SMP.

Bayangkan, kalau saja saya lebih rendah hati utk mendengarkan sekeliling saya, 250 jt tadi apabila di cemplungkan ke dalam bisnis utama saya, pasti hasilnya berbeda sekarang ini.

Jadi memang ada lubang lubang masalah yg sebetulnya bisa saya hemat (tdk perlu kejeblos dulu-sebelum mengerti dng baik), apabila saya punya sikap hati yang lebih baik.


prinsip ke enam
Bisnis bicara jam terbang. Jangan mimpi utk bisa cepat besar kalau minim jam terbang dan pengalaman

Saya percaya, walaupun lulusan harvard dengan nilai terbaik pun kalau memulai bisnis sendiri, nggak jamin pasti berhasil di usaha nya yg pertama kali, karena bisnis bukan teori, tapi benar benar praktikal.
Kalau lulusan harvard cuma jadi konsultan bisnis atau marketing, peluang berhasilnya malah lebih besar (krn jauh lebih mudah mengajari daripada melaksanakan) dibanding jadi pengusaha sungguhan. ini beneran lho...;)

Ada satu cerita menarik yg saya bisa bagikan yg saya dapatkan dari client saya, bagaimana cara ia mendidik anaknya menjadi pengusaha yg baik. Sebut saja anaknya bernama anthony. dan orangtuanya bernama pak harry.
Anthony ini lulusan MBA sekolah ternama di aussie bahkan masuk dalam 10 lulusan terbaik. pada saat dia pulang ke indo, dia bilang sama papa nya bahwa dia punya satu rencana bisnis yg sangat baik dan dia membutuhkan modal seminim minim nya 1 milyar utk bisa mulai terjun di bisnis yg direncanakan ini.
Tapi yg menarik adalah jawaban papa nya, dia bilang, anthony, walaupun kamu lulusan yg membanggakan, kamu harus ingat kalau teori yg kamu pelajari bisa sangat berbeda di banding dunia usaha secara nyata, kamu memang pintar, tapi jam terbang kamu minim, pak harry menambahkan, jangankan 1 milyar, semua harta saya bisa kamu pinjam hanya saja kalau kamu memang menunjukkan kecakapan dan jam terbang yang dibutuhkan dlm dunia nyata. saya akan berikan kamu test yang didasarkan pada prinsip : "siapa yg cakap dalam perkara kecil dia pasti cakap dalam perkara besar".

Nah, saya akan mulai berikan kamu 5 jt, dan saya ingin kamu gandakan menjadi 10 jt dalam maksimal 3 bulan. kalau tenyata kamu bisa, test berikutnya akan mencakup angka 50 jt, 250 jt dan terakhir 1 milyar. semuanya sama, harus bisa digandakan dalam 3 bulan.

Anthony menjadi terkejut dengan angka 5 juta, dia bilang, pak buka warung aja butuh uang diatas 5 juta, apa yg saya bisa bikin dengan angka sebesar itu.
JAwaban papa nya sangat menarik; "justru dengan semua kepandaian kamu dari sekolah, kamu harus bisa kreatif dalam gunakan uang. karena sebetulnya kemampuan sejati dalam bisnis adalah bagaimana kamu menggunakan uang yg sangat sedikit, mengembangkan semua imajinasi kamu dan merubah itu jadi uang besar.

lalu anthony menggunakan uang yg 5 jt itu utk masuk ke dalam bisnis asuransi dan menjadi agen property yg relatif tanpa modal, dia bergerak sangat efisien dan termotivasi oleh target 3 bulan utk gandakan jadi angka 10 jt. begitu dia bisa capai target itu, sisa nya hanyalah cerita legenda.
terakhir yg saya tahu, papanya bahkan bersedia menjaminkan seluruh asset nya hanya untuk memodali usaha anaknya.

PApanya bilang sama saya, pada saat saya tahu dia bertanggung jawab penuh pada uang senilai 5 jt, 50 jt dan 250 jt....saya tahu dia sudah mengembangkan kapasitas, jam terbang dan pengalaman, maka saya tahu kalaupun dia saya percayakan semua aset dan harta saya kelak, saya percaya dia tdk akan mengecewakan.

untuk saya ini benar benar cerita yang baik mengenai sudut pandang tentang uang kecil dan uang besar, tentang bagaimana orang yg bertanggung jawab terhadap uang kecil pasti bertanggung jawab terhadap uang besar.

Ada satu cerita lagi mengenai jam terbang.

Ada satu keluarga bisnis yg mengerti sekali mengenai penting nya jam terbang bisnis utk diajarkan sedini mungkin pada anak anak mereka.

Sedari kecil (mulai kelas 3 sd), anaknya didorong berusaha.walaupun cuma berbentuk dasar dasar bisnis..anak perempuannya diajar bisnis menjual pita rambut dan aksesoris anak anak kepada teman teman sekelas yg dibeli nya dari mangga dua. modalnya waktu itu cuma 15.000....pada mula nya anaknya rugi karena terlalu polos, tapi orang tua nya bilang, rugi nggak apa apa, yg penting kamu belajar ttg bagaimana rasa nya ditipu orang, bagaimana mengatur uang, bagaimana menangani pelanggan yg berhutang, bagaimana melihat trend, bgmn memberikan servis yg berqualitas, bagaimana cara bertanggung jawab terhadap janji, bagaimana belajar melihat teman yg bisa dipercaya dan tidak dll. dan ini berlanjut terus sampai anak tersebut bahkan di bangku kuliah dengan jenis bisnis yg berbeda beda.

Orang tua ini secara tdk langsung sdg mengajar anak anak nya penting nya jam terbang dalam dunia bisnis, menurut saya, metode pengajaran ini sangat efektif dan murah. Karena sebetulnya esensi permasalahan dalam bisnis itu pada dasar nya adalah sama. Baik itu menjual pita ber modalkan 15.000 ataupun menjual jasa yg bermodalkan 1 milyar. Pada prinsipnya sama, hanya beda dalam tingkat komplikasi nya.


prinsip ke 7
Kecakapan bisnis yg berhasil dan sehat tdk diukur oleh banyaknya uang yang dihasilkan setiap bulan, tapi diukur dari banyaknya uang yang bisa ditabung setiap bulannya.

Saya rasa prinsip ini tdk usah diuraikan lagi ,karena seperti yg kita semua tahu banyak sekali bisnis yg kelihatan keren, mewah dan glamour yang misalnya menghasilkan pendapatan kotor 200 jt / bulan tapi pengeluaran juga diangka yg sama sehingga tdk ada yg bisa ditabung, sementara tukang bakso di pojok jalan, hanya menghasilkan pendapatan kotor sebesar 5 jt / bln, tapi berhasil menekan semua biaya sampai dng 2.5 jt/bln dan akhirnya setiap bulan mampu menabung sebesar 2.5 jt.
PAda akhirnya siapa yg lebih sehat bisnis nya?

prinsip ke 8
Setiap pengusaha harus memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan memecahkan masalah secara mandiri.

Kalau pegawai ketemu masalah rumit pada akhirnya mereka bisa menyerahkan kembali masalah tersebut pada atasan. Tapi kalau pemilik bisnis ketemu masalah rumit pilihan nya tidak ada, dia harus memecahkan masalah itu, bagaimana pun cara nya.
Utk membantu dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, Pemilik usaha sangat disarankan untuk banyak bergabung dalam komunitas komunitas sejenis (seperti milis ini misalnya), aktif membaca hal hal baru, rajin merenungkan segala sesuatu yg mungkin ada kaitan dng usaha yg tekuni atau permasalahan yg dihadapi ataupun mengembangkan kerendahan hati utk belajar dari sekeliling.
Utk masalah belajar dari sekeliling saya ada cerita menarik dimana inspirasi masalah saya dipecahkan malah oleh pembantu rumah tangga saya.

ceritanya begini; dulu sekali pada saat saya mulai bisnis, saya selalu percaya kalau kunci utama adalah meng hire pegawai bagus yg relatif mahal.padahal kemampuan financial kami sangat terbatas. Hal ini akhirnya malah jadi mengganggu kosentrasi saya karena saya ber anggapan tanpa pegawai bagus, usaha saya akan lambat bertumbuh. begitu melekatnya konsep ini bahkan saya jadi merasa sudah kalah lebih dahulu sebelum bertanding.(paradigma dasar yg mempengaruhi tindakan).
Tiba tiba suatu malam saya sedang makan bakso didepan rumah, dan saya tawarin pembantu saya (yg sudah lama bekerja pada kami - jadi tergolong senior), sambil makan sama sama, tiba saya berbicara soal keadaan rumah dimana ada beberapa pembantu yg keluar bersamaan sehingga rumah jadi agak lebih berantakan, saya tanya pendapat pembantu saya kenapa bisa ada kejadian seperti itu, dia menjawab; "habis ibu (maksud nya adl org tua saya) milihnya pembantu yg masih muda, jadi ya seringkali nggak setia dan nggak bisa dipegang komitment nya."

Saya langsung tersentak, tiba tiba pikiran saya kembali ke masalah pribadi saya di kantor. Memang saya berpikir kalau saya memiliki pegawai dng latar belakang sekolah yg bagus, prestasi akademik yg luarbiasa dan penampilan yg menunjang. Padahal bisnis adl perang jangka panjang. Jauh lebih diperlukan orang orang berkomitment, setia dan berkarakter baik dibanding kriteria tradisional saya tadi.
Sejak saat itu paradigma saya berubah dalam memilih anggota team saya dan hasil akhirnya saya merasa jauh lebih baik dan kami menjadi lebih percaya diri dalam melangkah serta saya jadi lebih bisa menghargai orang orang yang saya miliki saat ini.

prinsip ke 9
Tanpa kekuatan karakter individu extra&keahlian dalam memperlakukan orang disekeliling, jarang sekali ada bisnis yang mampu lewati fase kematian pertama (siklus 5 thn pertama)

Terutama untuk pengusaha baru, seringkali banyak keterbatasan yg dimiliki, seperti modal, pengetahuan yg minim maupun keterbatasan akan sumberdaya manusia. Jadi kita sangat membutuhkan banyak sekali bantuan pihak ke 3 seperti pegawai, supplier, pelanggan dan semua pihak yg terkait. Kalau saja pengusaha tersebut tdk mengembangkan keahlian dalam manusia secara memadai, kira kira siapa yg akan dengan sukarela membantu dia bertumbuh dan survive di fase2 awal keberadaannya ?
Bahkan ada pepatah perang yg sangat memberkati saya yaitu:

"Kalau pemimpin memiliki karakter yang luarbiasa unggul, pengikut akan mengikuti dengan sendirinya dan kejayaan menyusul secepatnya."


prinsip 10
Jangan boroskan sumberdaya anda, berperanglah hanya pada saat anda benar benar yakin bahwa peluang anda menang min 80%

Saya percaya peluang bisnis itu sebetulnya banyak, masalah nya adalah kemampuan meng eksekusi peluang. Kalau dalam perang, keberhasilan meng eksekusi suatu tindakan dipengaruhi oleh kondisi medan, keadaan cuaca, kemampuan sumberdaya manusia kita, keadaan perbekalan terutama apabila menghadapi perang jangka panjang, faktor pengalaman(jam terbang), kecepatan bergerak para pasukan, disiplin organisasi, kondisi lawan, perbekalan lawan, kecakapan lawan secara mendetail, dukungan lingkungan sekitar, dll.

Apabila semua itu sudah dikuasai dengan baik dan kita yakin min 80% akan keberhasilan tindakan yg akan kita lakukan, maka majulah berperang, tapi apabila peluang menang kurang dari 80%, urungkan niat anda. KArena dalam perang/bisnis terlalu banyak variabel yg semula tidak kita perhitungkan, dapat mengacaukan bahkan membuat kita kalah. Hanya berperang pada saat anda yakin menang.

prinsip 11
Secara alami, pengikut pengikut hebat mengikuti pemimpin pemimpin hebat.

Kebanyakan pegawai yg benar benar bagus, tidak bisa dipertahankan hanya dengan gaji besar. Secara alami, mereka membutuhkan pemimpin yg mana selain mampu bayar mereka tapi juga bisa membuat mereka bertumbuh mencapai kapasitas maksimalnya. Seringkali alasan kedua yg mendominasi. Jadi kalau pemula bisnis, berpikir kalau dia punya modal besar, bisa bayar orang bagus, tanpa megembangkan kemampuan dan kapasitas pribadi nya sendiri, adakah jaminan pegawai pegawai tersebut akan memberikan performance terbaik nya mereka? sangat naif. Uang belum tentu bisa beli apapun.

prinsip 12
Hukum pareto dlm hasil yaitu 80% usaha anda hanya menghasilkan 20% hasil, tapi setelah momentum terbentuk, 20% usaha menghasilkan 80% hasil.

Pada waktu saya memulai bisnis saya, 4 bulan pertama penjualan kami adalah nol.......bukan untung yg nol.....tapi penjualan.....nol besar.
Begitu frustasi nya saya, sampai saya mengeluh pada salah seorang mentor pribadi saya mengenai kondisi ini. Tapi dia hanya bilang, itu alami kok. dia ceritakan mengenai suatu ilustrasi:

Bayangkan kamu sedang berusaha memutar satu lempengan baja murni yg berbentuk koin raksasa ber diameter 10 m dan tebal 1 m. mungkin kira kira beratnya 100 ton dan terpasang pada sumbu nya.

Mungkin hari pertama kamu hanya akan berhasil menggerakkan sejauh 1 meter perhari. tapi apabila kamu terus berjuang dengan konsisten dan tdk menyerah, mungkin di hari ke 30 kecepatan kamu sudah mencapai 2m/hari...lalu di bulan ke 3 sejauh kamu konsisten kamu sudah bisa mencapai 4 m/hari dan akhirnya di akhir thn pertama kecepatan putaran kamu sudah bisa mencapai 1 putaran perhari. sesudah mencapai satu putaran, lama kelama an kegiatan mendorong koin raksasa tersebut menjadi makin mudah dari hari ke hari karena MOMENTUM koin raksasa tersebut mulai terbentuk. lama kelamaan momentum itu bahkan mampu menggerakkan roda tersebut tanpa perlu ada bantuan tenaga kamu..makin lama makin cepat..makin cepat dan makin cepat.....sehingga tanpa disadari.....roda itu mampu berputar 100 kali putaran tanpa perlu bantuan tenaga sama sekali dari kamu....

Hal yg sama juga terjadi pada bisnis mula mula...menggerakkan mereka sangat berat dan sulit..bahkan mula mula kelihatan mustahil...tapi apabila kita tetap konsisten, bertekun dan tdk mengenal menyerah...suatu saat momentum itu pasti terbentuk.....dan pada saat momentum itu terbentuk..bahkan bisnis itu sendiri bisa bertumbuh menjadi besar tanpa kamu campur tangan terlalu banyak....yg penting hanyalah satu: BERTEKUNLAH.

ilustrasi ini sangat memberkati sehingga saya membulatkan tekad utk tdk menyerah sampai saya melihat momentum saya terbentuk, karena saya percaya selain kerja keras, Tuhan juga pasti memberkati setiap pejuang.


Selamat berjuang dan semoga beruntung

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 6

Prinsip:

Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga,
Tetapi bijak yang mengabaikan cemooh



Temuchin, adalah seorang besar dari tanah mongol yang kemudian akhirnya mendirikan dinasti khan yang pada akhirnya menguasai daratan china dan menjadi begitu terkenalnya diseluruh dunia.
Temuchin mempunyai salah satu kelebihan yang hebat yaitu kemampuannya dalam menahan diri terhadap emosi.

Pada saat dia sudah hebatpun dan menguasai banyak sekali wilayah serta mempunyai kendali atas jutaan tentara-tentara militant, dia hanya memutuskan untuk berperang bila perlu, bukan bila emosinya disenggol.

Dalam salah cerita versi komik, si pengarang menuliskan sebuah kalimat dramatis yang diucapkan oleh temuchin kepada ahli warisnya mengenai hal menahan diri, yaitu;

Seorang raja yang keras kepala dan tidak mampu menahan diri untuk berperang tanpa alasan yang benar benar kuat, dia hanya akan menjerumuskan rakyat dan bala tentara yang mempercayainya kedalam satu proses kehancuran yang tidak dapat dihentikan oleh siapapun kecuali oleh egonya.

Menurut saya. Kemampuan mengendalikan diri tidak sama dengan kelemahan diri, justru mereka yang cakap dalam mengendalikan diri memperlihatkan kehebatan dirinya, karena bukankah salah satu pepatah kita pernah bilang bahwa musuh terberat kita adalah hawa nafsu kita, yang tentunya termasuk juga nafsu untuk marah.

Saya pernah bertemu beberapa orang yang berasal dari suku A atau suku B, dimana mereka seringkali membanggakan bahwa nilai nilai yang mereka anut dari suku dimana mereka berasal, sangat menjunjung tinggi kehormatan, dan bersedia mati demi kehormatan.

Salah satu contoh, om kandung saya sempat mengalami satu posisi hebat dalam bisnisnya (menurut ukuran keluarga kami).
Ia berasal dari satu daerah di sulawesi, dimana ia dibesarkan dengan nilai nilai yang tinggi berkaitan dengan kehormatan dan harga diri, maka seringkali pada saat saya remaja, saya amati dia sering terlibat masalah yang sebetulnya tidak begitu esensial dan menyita banyak sekali sumberdaya materi, energi, waktu dan pikiran-nya hanya karena dia merasa orang itu sudah menyinggung harga dirinya dan dia merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu yang setimpal untuk memulihkan harga dirinya yang dirasa sudah terkoyak.

Pernah satu kali, saya dengar dari orangtua saya, dia menghabiskan banyak sekali uang, waktu dan tenaga untuk “tindakan bisnis yang saling membalas” secara terbuka di industri yang ditekuni-nya melawan salah satu pesaingnya hanya karena dia mendengar si pesaing tersebut menjelek-jelek-an dia secara pribadi dibelakang punggungnya.

Pada akhirnya, bisa ditebak, tidak ada yang menang, kedua-duanya merugi, kehilangan banyak uang, kehabisan energi yang berharga dan tersitanya secara sia-sia potensi yang sebetulnya cukup banyak untuk menumbuhkan bisnis-nya hanya karena terjebak peristiwa konyol nan bodoh tersebut atas nama harga diri serta kehormatan.

Joseph joubert pernah berkata;

Jangan pernah memotong apa yang dapat dibuka ikatannya.

Saya berpendapat, menjunjung tinggi kehormatan adalah hal yang mulia, tetap memilih berkonfrontasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan mengenai kehormatan dimana sebetulnya masih tersedia banyak pilihan alternatif lain yang jauh lebih bijak dan elegan, adalah benar benar satu kebodohan yang tiada taranya.

Saya mungkin masih muda dan kurang mengerti konsep kuno mengenai makhluk yang bernama harga diri dan kehormatan, hanya saja saya tetap yakin pada nilai yang saya anut dan dituliskan oleh salomo dalam salah satu amsalnya, yaitu;

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan.

Saya percaya, kemampuan menahan diri yang sejati terhadap ejekan, celaan dan fitnah sekalipun, bukanlah berasal dari suatu teknik yang dilatih secara khusus melainkan berangkat dari hati yang penuh pengampunan.

Dan seperti yang kita semua tahu, mengampuni hanya mungkin bila hati kita penuh dengan kasih yang tulus dan murni akan sesama, bukan sekedar segolongan, atau berlainan gender atau kasih yang mempunyai syarat.

Mereka yang memiliki hati mengampuni, pasti akan mempunyai kontrol diri jauh lebih baik dibandingkan mereka yang sekedar mempelajari teknik-teknik dalam menahan amarah maupun memindahkan amarah, karena menahan amarah atau sekedar memindahkan amarah ke hal yang paling positif sekalipun tetaplah merupakan satu amarah yang hanya berubah bentuknya tapi tidak berubah sifat dasarnya.

Dan amarah yang telah berubah bentuk tapi tidak terselesaikan tersebut, bisa membawa kita kedalam fase yang lebih tinggi yaitu dendam dimana itu cukup untuk menyeret kita kedalam pusaran kesulitan dan penderitaan yang lebih dalam lagi.

Dan saya percaya, tiap kita sudah mengerti dengan baik sekali bagaimana dendam bisa menjadi perusak yang sangat dahsyat dalam hidup kita dan dendam yang cukup besar dan ber-akar dalam bahkan mampu menghalangi banyak hal hal baik yang seharusnya kita terima dalam hidup ini.

Larry Bielat menuliskan efek negatif lain dari hati yang tidak dapat mengampuni;

Orang yang tidak dapat mengampuni, menghancurkan jembatan yang suatu hari nanti mungkin ia perlu lewati.

Sebagai penutup, saya merekomendasikan kita merenungkan sebuah tulisan yang tidak diketahui pengarangnya tapi sangat relevant dengan hal ini;

Semua orang harus mempunyai tanah makam khusus
untuk mengubur kesalahan sahabat dan orang yang dikasihinya
Mengampuni adalah membebaskan seorang tahanan,
dan tahanan itu adalah anda sendiri.





Belas kasih Tuhan terhadap kita sebanyak belas kasih kita terhadap orang orang disekeliling kita.


-wishnuiriyanto-
http://wishnuiriyanto.blogspot.com

friendster;
Nama; Wishnu iriyanto
Lokasi; Australia

Thursday, May 3, 2007

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 5

Prinsip;

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak,
Tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang

Kalau sebagai pebisnis, kita cenderung hanya bergaul dengan sesama pebisnis yang rata-rata, berpikiran rata-rata, memiliki visi yang rata rata dan mempunyai tingkat kepositif-an yang rata-rata, maka percayalah, hasil kita yang sebetulnya hanya rata-rata pun sudah akan dianggap luarbiasa oleh mereka.

Dan seperti yang pernah saya tulis dalam pelajaran bisnis menurut amsal salomo terdahulu, lebih jauh lagi bila kita sudah berpuas diri atas kekaguman yang muncul terhadap prestasi yang sebetulnya masih relative rata-rata tersebut, dan malas untuk masuk ke gelanggang komunitas yang lebih tinggi untuk meningkatkan standard pencapaian kita, maka kelengahan ini akan membuat kita tertinggal makin jauh dibanding pergerakan pergerakan besar yang tengah terjadi diluar sana dengan intensitas yang terus meningkat dari hari ke hari.

Sebuah pameo lama berkata;
Kita cenderung menjadi produk lingkungan kita.

Artinya, lingkungan dimana kita bergaul akrab didalamnya, cenderung akan mempengaruhi dengan kuatnya pemikiran pemikiran kita, tindakan-tindakan kita, latar belakang dari semua keputusan kita, komitmen komitmen yang kita tetapkan dimasa mendatang serta menjadi indikasi terhadap arah yang kita tuju.

John mason menuliskan dalam salah satu bab tulisannya;

Katakana pada saya siapa sahabat terbaik anda, dan saya akan katakana kepada anda siapa anda. Jika anda berkumpul bersama serigala, anda akan belajar melolong, tetapi jika anda bergaul dengan elang, anda akan belajar cara membubung mencapai ketinggian yang luarbiasa.

Bergaul terlalu dekat dengan tipikal orang rata-rata, baik dalam pemikiran, ide, pencapaian dan visi selain menghambat pertumbuhan kita sedemikian rupa, komunitas jenis ini cenderung juga bisa mempengaruhi kobaran api motivasi dalam diri kita. Mimpi mimpi besar yang kita bangun dalam angan angan kita, bisa bergeser sedemikian rupa diatas teori pembenaran yang bernama rasionalitas maupun kenyataan hidup.

Visi-visi hebat yang tadinya terasa begitu mungkin untuk dijangkau, setelah bersinggungan dengan komunitas model ini, seringkali menjadi kabur dan terlihat begitu jauh hanya karena komunitas rata-rata ini yang seringkali justru berisi orang orang pintar secara akademik, tajam dalam berpikir dan relative cakap dalam profesinya, tapi sebetulnya miskin secara visi dan lemah dalam daya terobos.

Dan semakin lama kita bergaul dengan mereka yang rata-rata tersebut, maka semakin bertumbuh-lah pemikiran didalam kepala kita hal hal yang sebelumnya kita abaikan sama sekali seperti;
Bahwa keahlian berbisnis adalah berbentuk gen yg diwarisi dari generasi ke generasi melalui hubungan darah atau ras. Dimana mereka yang tidak mewarisi gen dagang atau gen bisnis, kecil kemungkinan menjadi pengusaha besar.
Pencapaian bisnis hebat hanya mungkin terjadi pada mereka yang datang dari keluarga bermodal keuangan hebat, karena mana ada sih bisnis yang benar benar hebat yang bisa tumbuh oleh sekedar semangat kuat dan modal keuangan yang cenderung hanya modal dengkul?
Bisnis yang berhasil hanya bisa dibangun diatas koneksi yang kuat yang tentunya harus dibangun diatas investasi keuangan yang tidak kecil untuk memeliharanya. Dan tanpa koneksi yang kuat, seberapa besar sih bisnis baru kita bisa tumbuh?
dll.

Di satu sisi, saya memang mencoba untuk memberitahu bahwa dari orang orang gagalpun kita bisa memetik banyak sekali pelajaran berharga, tetapi memetik pelajaran dengan menjadi lengket adalah 2 issue yang sama sekali berbeda.

Bergaul dengan orang orang hebat, memang tidak membuat bisnis-bisnis kita secara otomatis langsung menjadi hebat, hanya saja dengan bergaul akrab dengan komunitas ini , atmosfir dan spirit mereka-mereka yang hebat dalam pencapaian, maupun kuat dalam visi umumnya bisa menular sedemikian rupa, dan roh yang mempengaruhi semangat juang unutk menciptakan sesuatu yang benar hebat, yang mengatasi segala keterbatasan kita, akan lebih mudah untuk dibangkitkan dan dibakar.

Salah seorang pengarang buku yang tulisan tulisannya umumnya berfokus pada motivasi, pernah berkata bahwa 5 orang sahabat yang tepat lebih baik dari 50 sahabat yang bercampur aduk.

Dan sebagai penutup, ada baiknya kita merenungkan sebuah peribahasa Bulgaria yang meneguhkan statement diatas;

Jika anda mendapatkan diri anda mengambil dua langkah maju dan satu langkah mundur, pastilah ini karena anda sudah menjalani pergaulan yang campur aduk didalam hidup anda.


Semoga berguna

-wishnu iriyanto-

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 4

Prinsip;

Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya,
dan teguran yang mendidik itu jalan kebenaran


Seorang penulis buku laris yang bernama John mason menulis dalam salah satu bukunya yang berjudul “mustahil menjadi mungkin”, sebuah kalimat yang menurut saya sangat baik untuk direnungkan;

Hanya pikiran yang lapar yang dapat bertumbuh

Harus kita akui, ada begitu banyak prinsip prinsip yang mengandung kebenaran dan kebijaksanaan di luar sana . Bahkan bila kita memutuskan untuk mendedikasikan seluruh hidup kita dengan mempelajari semua kebenaran dan kebijaksanaan tersebut, sampai akhir hayat kita pun kita hanya dapat mempelajari secuil dari seluruh kebenaran yang ada.

Tapi walaupun semua pengejaran akan semua kebenaran itu tidak akan pernah sanggup untuk kita kuasai seluruhnya, hanya saja mereka yang terus menerus merasa lapar dan haus akan kebenaran, hikmat dan kebijaksanaan dan mengejarnya seperti seseorang mengejar sesuatu yang sangat berharga, maka saya percaya itu semua akan membawa dia kedalam satu pencerahan luarbiasa yang akan membawa dia terus naik dari satu level ke level yang lebih tinggi secara konsisten baik itu dalam bisnisnya dan kehidupannya.

Pelajaran pelajaran tentang kebenaran, kebijaksanaan dan hikmat, tidak selalu mahal. Banyak sekali yang sebetulnya tersedia dengan gratis.
Orang orang yang kita anggap kecil dan tidak berpendidikan disekeliling kita, belum tentu dalam kebijaksaan hidup, mereka lebih rendah dari dosen dosen kita yang terhormat dan mempunyai gelar yang hebat hebat.

Dari seorang tua yang menjual makanan dipojok jalan, apabila kita mengabaikan agamanya, penampilannya, tutur bahasanya, apalagi level bisnisnya, dan bila sikap hati kita benar untuk diajar, saya percaya kita bisa menggali begitu banyak ajaran ajaran yang bernilai tinggi dan bersifat universal.

Hanya karena kita memeluk satu agama dan mempercayai semua pengajaran-pengajar an didalamnya, saya percaya tidak berarti agama kita telah memonopoli semua kebenaran dan kebijaksanaan yang ada di muka bumi ini.

Saya berpendapat, sikap picik telah membawa banyak sekali orang-orang yang seharusnya mampu menjangkau lebih jauh dari apa yang dicapainya saat ini, tertahan pada levelnya sekarang, karena mereka menolak semua kebenaran-kebenaran selain dari kebenaran kelompoknya.

Hanya karena si pengajar berbeda latar belakang akademik, penampilan yang jauh dari meyakinkan, tutur bahasa yang dirasa kurang intelektual, strata social yang jauh berbeda, apalagi berbeda latar belakang kepercayaan, maka banyak dari kita akan menolak semua esensi pengajaran-pengajar an kebijaksanaan yang bersifat paling umum sekalipun dimana menurut saya ini sesuatu yang sangat menyedihkan.

Dalam hal teguran pun sama, apabila teguran diucapkan dengan suara yang kita anggap kurang sesuai, pemilihan lokasi teguran yang dianggap tidak memadai, bahasa tubuh si penegur yang dianggap menyinggung hati, kita pada akhirnya memilih untuk berfokus & berkonfrontasi pada hal hal tersebut dibanding memusatkan diri pada esensi teguran tersebut.
Untuk orang orang seperti ini, salomo menambahkan;

Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan
tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati

Sebetulnya kalau kita renungkan sedikit lebih dalam, kemampuan kita untuk menerima perintah, bersikap benar dalam menerima teguran maupun pengajaran, sebetulnya berbanding lurus dengan level kerendahan hati untuk dibentuk.

Apalagi mereka yang sudah terlibat dalam bisnis, makin tinggi jabatan dan keterlibatan didalamnya, makin kompleks permasalahan yang dihadapi serta makin besar resiko terjungkalnya, maka level kerendahan hatinya seharusnya jauh lebih besar dari mereka yang berada jauh dibawahnya.

Kalau makin hebat bisnis-nya dan ternyata ego serta kesombongannya meningkat berbanding lurus dengannya, maka saya perlu ingatkan prinsip keras yang berbunyi;

Kecongkakan mendahului kehancuran,
dan tinggi hati mendahului kejatuhan

Memang bersikap rendah hati tidak pernah semudah mengucapkannya, hanya saja mereka yang mengerti prinsip penting yang berbunyi Kerendahan hati mendahului kehormatan, dan terus melatih kadar kerendahan hatinya makin tinggi dari hari kehari, saya percaya pada satu titik akan mencapai kebahagiaan, kemuliaan dan kejayaan yang melampaui apa yang pernah dibayangkannya sejak semula.


Tuhan mengasihi orang orang yang rendah hati dan mempunyai sikap yang benar dalam melalui proses pembentukannya.

-wishnu iriyanto-

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 3

Prinsip;

Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?
Bilakah engkau bangun dari tidurmu?
“Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi,
melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring”-
maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu,
dan kekurangan seperti orang bersenjata



Kalau pengertian malas adalah berarti sekedar tidak melakukan aktifitas apapun yang bersifat produktif, kita mungkin tidak termasuk orang orang malas.

Tapi kalau kita mengacu pada standard orang orang jepang seperti tersirat dalam buku berjudul “rahasia bisnis orang jepang” (ann wan seng), dimana kemalasan berarti tidak bersungguh sungguh dalam bekerja dan menjadi maksimal dalam setiap potensi yang kita miliki, maka boleh jadi saya dan banyak diantara kita semua masuk dalam kategori pemalas.(maafkan saya untuk statement ini).

Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan kita malas mengejar batas maksimal dari potensi terbaik yang ada dalam diri kita mungkin karena kita sudah berada pada zona nyaman dimana kita merasa posisi kita sudah cukup baik dibanding pesaing / orang lain, lalu kita ber-argument bahwa inilah saat kita untuk mulai menikmati buah dari kerja keras kita selama ini dan kita dengan skeptis memandang bahwa meninggalkan zona nyaman kita saat ini untuk kemudian terus berkompetisi dalam mengejar posisi no 1 dalam industri yang kita tekuni, akan membuat kita tidak akan pernah dapat benar benar menikmati hidup ini secara maksimal dan terjebak dalam lingkaran setan yang tidak pernah putus-putusnya.

Saya berpendapat, menikmati hidup dan berdisiplin dalam menjadi maksimal dalam potensi yang Tuhan sudah percayakan pada kita adalah 2 issue yang berbeda. Banyak sekali orang yang bisa maksimal dalam potensi nya dengan tetap menikmati hidup, dan ada banyak juga orang yang sebetulnya meng-kamuflase kemalasannya untuk terus bertumbuh dengan alasan menikmati hidup.

Kitab suci secara extem mengajarkan bahwa adalah suatu dosa besar bagi mereka yg memutuskan untuk menyimpan dan mengubur talenta talenta yang dipercayakan Tuhan pada mereka dan tidak memperkembangkannya sebagaimana mestinya.

Lebih lanjut, Tuhan berjanji untuk menambahkan lebih banyak talenta talenta baru dan lebih besar kapasitasnya kepada mereka yang sudah terbukti setia mem-perkembangkan talenta yang dimilikinya saat ini.

Tapi untuk mereka yang malas mem-kembangkan talenta/bakat/potensi yang dipercayakan Tuhan padanya, selain mereka akan gagal dalam menikmati rencana Tuhan yang indah dalam hidupnya, mereka juga berpotensi untuk kehilangan talenta yang ada tersebut, karena Tuhan memandangnya sebagai orang-orang yang tidak setia dan tidak cukup layak untuk dipercaya.

Menurut saya, salah satu penyebab kemalasan adalah lingkungan / komunitas sekeliling kita. Bila kita ada didalam satu lingkungan/komunitas dan kita sudah merasa unggul didalamnya, lalu kita tidak berpindah ke lingkungan / komunitas yang lebih hebat lagi, maka disitulah benih benih kemalasan mulai bersemi.

Tapi apabila sesudah kita merasa unggul dalam satu komunitas / lingkungan dan segera berpindah ke komunitas yang jauh lebih hebat lagi dimana kita merasa kecil didalamnya dan secara positif muncul desakan perasaan dalam diri kita untuk terus berkompetisi dan memaksimalkan semua potensi terbaik kita, maka benih benih kemalasan itu tidak akan sempat tumbuh, karena tertutup oleh semangat juang untuk tidak menyerah.

Dulu pada waktu saya di college, saya pernah punya teman yang punya kebiasaan untuk selalu makan siang di pusat kota, ditengah keramaian lalu lintas professional, tepat di jantung CBD Sydney. (kampus saya memang juga terletak di pusat kota Sydney).

Ketika saya tanya kenapa dia tidak pernah makan siang bersama-sama teman teman yang lain di kafetaria kampus atau restaurant disekitar kampus dan memilih menyendiri di pusatnya para professional, dia bilang:;” saya merasa tidak ada apa-apanya ditengah kerumunan orang orang yang berjalan cepat ini, hanya saja saya percaya kalau saya punya potensi untuk bisa lebih baik dari mereka semua suatu saat kelak baik dalam hal pencapaian maupun penampilan.
Hanya dengan melihat mereka setiap siang beraktifitas, sudah membuat motivasi saya terbakar dan menyala-nyala.”

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, karena saya lepas hubungan setelah selesai kuliah, hanya saja percakapan saya yang singkat itu sangat membekas sekali didalam hati saya dan memberkati sekali sampai saat ini.




Tuhan memberkati orang orang yang gigih dan tidak pernah menyerah.

-wishnu iriyanto-

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 2

Prinsip:

Hai pemalas, pergilah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya,
pengaturnya atau penguasanya,
ia menyediakan rotinya di musim panas,
dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen


Saya percaya ada begitu banyak budaya dan pengajaran di luar sana yang mendorong agar kita untuk memiliki kebiasaan menabung dan berhemat.
Hanya saja seringkali pergumulannya adalah bagaimana kita bisa menabung ditengah inflasi yang demikian tinggi, pendapatan yang tidak bertambah dan kebutuhan yang kian meningkat.

Saya sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui ataupun menimbulkan kesan kurangnya empati terhadap mereka yang dalam situasi keuangan yang sulit, hanya saja ada seorang bijak yang pernah bilang kalau menabung adalah lebih merupakan suatu sikap mental.

Artinya, kalau dalam situasi kesulitan keuangan pun kita tetap mampu untuk men-disiplin- kan diri untuk menabung walau hanya sedikit, maka pada saat kita menikmati kelonggaran dalam hal keuangan, sikap disiplin yang telah terlatih dengan baik itu akan menolong dan memampukan kita untuk menabung dalam jumlah yang jauh lebih besar.

Sebaliknya, apabila kita tidak memiliki tingkat kedisiplinan yang bagus dalam menabung pada saat situasi keuangan yang sulit, maka percayalah bahwa pada saat kita menikmati masa masa kelonggaran dalam hal financial sekalipun, kedisiplinannya yang rendah akan tetap membawa kita juga pada ketidakmampuan untuk menabung.

Dalam profesi saya sebagai agen sekolah ke luar negeri, saya bertemu banyak sekali keluarga keluarga yang mampu secara ekonomi dan berhasil dalam usaha usaha bisnis mereka.

Sering saya bertanya-tanya pada diri saya, apakah sebetulnya yang membuat mereka mampu menjadi sangat stabil dalam bidang financial, sementara banyak juga orang yang saya kenal diluar sana yang menurut pendapat saya tidak kalah sama sekali dalam hal kepintaran, kecepatan berpikir, skill bekerja, kepemimpinan bahkan jiwa wiraswasta sekalipun tapi memiliki hasil akhir yang berbeda dalam hal financial.

Seorang client saya pernah memberikan saya sepotong nasihat kecil atas pertanyaan saya ini, yaitu salah satunya adalah kemampuan untuk menabung.

Beliau menjelaskan bahwa kestabilan financial dari mereka yang berdisiplin kuat dalam menabung, walau dia hanya seorang yang relative rata rata dalam skill yang lain, dalam jangka panjang, berpotensi untuk mengalahkan kestabilan financial mereka yang kuat secara kapasitas skill tapi lemah dalam disiplin menabung.

Bukankah ada satu prinsip yang berbunyi;
Issue nya bukanlah berapa banyak uang yang kita hasilkan, melainkan berapa banyak yang kita bisa tabung.

Prinsip ini sebetulnya bertentangan dengan pandangan umum yang berbunyi, untuk stabil secara keuangan, harus berangkat dari konsep pemasukan yang terus menerus diperbesar.

Karena tanpa kedisiplinan menabung, maka setiap peningkatan pemasukan akan juga secara otomatis meningkatkan pengeluaran (tingkat konsumsi).

Beliau menambahkan, yang istimewa lagi bahwa mereka yang terbiasa berhemat dan menabung, sudah tentu akan memiliki cadangan cash dalam jumlah tertentu, dan dengan adanya cadangan cash tersebut, memungkinkan seseorang mampu be-reaksi cepat terhadap semua peluang peluang bagus, baik dalam bidang usaha maupun yang sifatnya investasi yang timbul tiba tiba dan pada akhirnya kelak bisa memperlebar perbedaan financial, diukur dalam satu jangka waktu tertentu.

Masih menurut beliau, sekalipun seseorang merasa memiliki kemampuan wiraswasta yang kuat didalam jiwanya, tapi apabila dia memiliki cacat dalam hal kedisiplinan menabung, maka potensi maksimalnya akan sangat sulit untuk diraih.

Pendapat ini juga diperkuat oleh seorang professor marketing yang mengajar saya di kampus dulu untuk subject accounting yang bilang bahwa lebih dari 60% bisnis yang bangkrut di Australia bukan disebabkan karena bisnis mereka tidak menguntungkan, melainkan karena kegagalan dalam mengatur cash flow yang tentunya berhubungan dengan cadangan cash.

Client saya yang lain yang datang dari latar belakang seorang pengusaha pernah mengajarkan saya bahwa dia menanamkan anak anaknya disiplin dalam hal menabung jauh lebih dini dibandingkan skill skill yang lain.
Karena beliau berpendapat, kedisiplinan menabung adalah salah satu pondasi paling mendasar untuk menjadi stabil dalam bidang financial.


Semoga bermanfaat.

-wishnu iriyanto-

Pelajaran bisnis dari amsal salomo bagian 1

Prinsip:


Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
Maka engkau akan mendapatkan kasih dan penghargaan
Dalam pandangan Allah serta manusia


Kesetiaan dan sikap-sikap yang benar dalam bekerja adalah hal-hal yang relatif sangat langka dicari belakangan ini, terlebih dalam dunia bisnis.

Secara umum system pendidikan kita mungkin dapat menghasilkan orang orang cakap dalam bekerja, tapi menurut pengamatan saya, system pendidikan kita relatif gagal dalam menghasilkan pribadi pribadi yang mempunyai nilai nilai yang unggul.

Pada hal seperti yang survey yang pernah saya baca dan saya cantumkan dalam salah satu tulisan terdahulu saya, bahwa mayoritas promosi diberikan malahan bukan dikarenakan karena kecakapan individual atau kemampuan mereka yang menonjol dalam penjualan, tetapi justru karena sikap mereka.

Beberapa tahun lalu, dalam satu kesempatan saya pernah bertemu dengan seorang pemilik jaringan pendidikan yang memiliki banyak sekali cabang di Indonesia dan kebetulan kita berdua berbicara sedikit mengenai nilai nilai.

Beliau secara spontan berkata pada saya;,” Kalau sampai kamu menemukan ada orang orang bagus diluar sana dengan nilai nilai yang bagus, tolong beritahu saya segera, saya pasti ambil dia. Kalaupun saya belum membutuhkannya saat itu, saya akan create posisi baru untuk dia.”

Satu waktu, saya pernah bertemu juga dengan seorang client yang memiliki bisnis dalam penjualan bahan bangunan yang sangat sukses, hanya saja beliau cuma memiliki satu cabang. Ketika saya bertanya, adakah niat om untuk membuka cabang cabang baru, mengingat bisnis bahan bangunan cukup berkembang dibanyak daerah daerah pemukiman baru yang banyak sekali tersebar di Jakarta, beliau menjawab:,” Wishnu, siapa sih yang tidak ingin berkembang lebih besar, tapi kalau saya masih belum dapat menemukan orang orang yang saya dapat sepenuhnya percayai, maka saya berpendapat, keinginan untuk menjadi besar hanya akan menjadi bumerang bagi saya dan bisnis saya.”

Ketika saya berkomentar tentang perlunya system yang memadai dalam mengantisipasi kesulitan tersebut, beliau hanya berkomentar; ,” Kalau unsur manusia nya sudah tidak tepat, maka system yang detailnya bagaimanapun, tidak akan banyak menolong. Nah daripada saya terlibat dalam berbagai-bagai kesulitan yang tidak perlu, maka saat ini saya hanya bisa bersabar menunggu anak anak saya besar kelak dan saya harap nantinya merekalah yang akan bisa besarkan usaha ini.”

Sebagai penutup, saya ingin bagikan pelajaran yang saya terima dari salah seorang client saya yang lain, dimana beliau adalah seorang yang sangat kaya walau datang dari latar belakang yang SD pun tidak lulus.

Dia berkata;,” Semua kekayaan saya dirintis dari berbagai bagai bidang usaha yang modalnya datang dari orang lain. Pada saat usaha yang dipercayakan pada saya gagalpun, orang orang tidak pernah kehilangan kepercayaannya pada saya, karena mereka semua tahu bahwa hati saya tidak pernah serong, tidak pernah sedikitpun.”

Semoga memberkati
-Wishnu iriyanto-

Friday, February 2, 2007

Tanah yang subur

Ada sebuah cerita rakyat di negeri china yang sangat memberkati saya, bila berkaitan dengan topik tanah yang subur.
Saya lupa dimana saya membaca ini, tapi mungkin saja dari buku berjudul doa sang katak.

Demikian ceritanya;

Ada sebuah remaja yang sangat miskin yang mendatangi seorang peramal terkenal untuk minta diramalkan masa depannya.
Karena begitu miskinnya, dia bahkan tidak punya apa apa untuk diberikan pada sang peramal untuk membayar jasa ramalan tersebut.

Si peramal yang kecewa karena si anak muda tidak punya apa-apa ini sebagai pembayar jasanya, langsung berkata tanpa menoleh;” kamu akan jadi orang yang sangat kaya kelak, tapi tolong jangan bertanya apa apa lagi”

Lalu dia mengusir pergi secara halus anak muda tersebut untuk kemudian melanjutkan untuk meramal pelanggan berikutnya.

20 tahun kemudian, ketika si peramal tersebut sudah menjadi sangat tua dan sudah lagi tidak populer, tiba tiba dia dikunjungi seorang yang berpenampilan seperti saudagar kaya, menjumpai peramal tersebut dengan sikap sangat hormat, berterima kasih dan memberikan si peramal tersebut berpeti peti uang logam emas.

Si peramal yag terbingung bingung dengan kejadian itu, bertanya siapakah gerangan saudagar tersebut.

Si saudagar itu menceritakan kalau dia dulu adalah seorang muda yang sangat miskin, yang karena begitu miskinnya bahkan tidak mampu membayar ramalan si peramal tersebut, tapi bertekad dalam hati bila ramalan itu terbukti benar, akan memberikan sebagian kekayaannya pada si peramal.

Si peramal yang ingat kejadian itu (mungkin karena tidak banyak orang yang nekat meminta jasanya tanpa membayar apa apa – mengingat reputasinya saat itu yang begitu terkenal), secara spontan bilang;” padahal waktu itu saya cuma main main.”



Moral story;

Menurut saya pribadi, sebetulnya permasalahan di sebagian besar kita kenapa banyak diantara kita yang masih jauh dari menjadi maksimal dala bisnis maupun kehidupan, bukan terletak pada jumlah motivasi ataupun kuantitas pengajaran yang telah kita terima.
Kalau kebetulan rekan rekan beragama kristen, saya percaya di gereja kita masing masing, kita sudah menerima begitu banyak motivasi, dorongan dan semua pengajaran yang bermuara pada peningkatan semangat juang dalam bidang kita masing masing.

Bahkan mungkin tidak sedikit dari rekan yang telah ber-investasi tidak sedikit dalam mengunjungi seminar-seminar sekuler yang bertujuan menggerakkan motivasi dan mengembangkan diri, mulai dari yang berskala lokal maupun yang berskala internasional.
Didalam milis yang kita ikuti ini saja, tidak sedikit artikel yang diforward oleh rekan rekan lain yang sebetulnya begitu menggugah, menyentuh dan sangat efektif dalam menumbuhkan harapan harapan besar.

Tapi kenapa banyak diantara kita yang pencapaiannya masih jauh dari potensi maksimal yang seharusnya kita bisa capai?

Cerita diatas bicara mengenai tanah yang subur, yaitu hati kita.

Pemuda miskin dalam cerita diatas memiliki tanah hati yang luarbiasa baik dan luarbiasa subur.
Sepotong bibit berbentuk nasihat kecil yang sebetulnya hanya dilontarkan dengan main main, ternyata mampu tumbuh menjadi tanaman besar yang berakar kuat, berbatang besar dan berbuah lebat sekali didalam tanah hatinya.

Sementara, banyak sekali dari kita yang bahkan hampir tiap hari menerima benih benih motivasi dalam volume tidak kecil melalui artikel artikel di milis, ajaran orang tua, pengajaran yang putus-putusnya dari gereja, program-program motivasi di televisi, buku-buku bacaan, berlangganan program motivasi harian melalui sms dll, tapi masih gagal untuk menumbuhkan semua bibit-bibit motivasi yang berlimpah-limpah tadi menjadi tanaman besar yang berakar dalam dan berbuah lebat.

Saya percaya orang-orang diluar sana yang mungkin saja berupa teman, motivator profesioanl, pemimpin agama, orang tua, guru dan banyak lagi, hanya mampu untuk membantu dalam menyebarkan bibit, tapi proses tumbuh nya bibit menjadi pohon besar akhirnya kembali bergantung pada kesuburan tanah hati kita masing masing.

Saya sendiri juga menyadari kalau tanah hati saya juga masih jauh dari subur, karena benih benih motivasi yang sebetulnya sudah saya terima dari saya kecil ternyata bertumbuh lama sekali sesudahnya dan masih sangat kecil, dibanding cerita pemuda miskin itu yang mungkin saja tidak berpendidikan, tidak punya modal apa apa selain nasihat sederhana yang bila kita terima di jaman sekarang ini, mungkin kita semua akan anggap hanya sekedar omong-kosong belaka.

Saya sangat percaya tanah hati yang subur memiliki kontribusi yang luarbiasa significant terhadap keberhasilan kita dimasa mendatang.

Saya percaya bila tanah hati kita subur, ucapan motivasi yang bilang:” Janganlah kecut dan tawar hati, Sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau kemana pun engkau pergi,” sudah cukup untuk membakar, meneguhkan dan membuat kita mampu menghadapi peperangan bisnis sesulit apapun karena kita yakin ada penolong kita yang selalu menyertai kita dimasa-masa sulit..

Bila tanah hati kita subur, nubuatan yang berkata:” engkau akan jadi kepala bukan jadi ekor”, cukup untuk membuat kita mampu untuk membuat kita menerobos semua kesulitan dalam tujuannya untuk menggenapi semua visi visi besar yang Tuhan taruh dalam hati kita masing-masing, dan bukan hanya sekedar menjadi seseorang yang biasa biasa saja tanpa mempunyai dampak apapun bagi sekeliling kita.

Bila tanah hati subur, harapan-harapan yang ditanam oleh orangtua kita sedari kecil untuk kelak kita dapat menjadi orang orang besar, akan berakar begitu kuatnya sehingga cemooh, ejek dan pengaruh negatif dari sekeliling tidak akan mampu menghambat benih itu untuk tumbuh menjadi pohon besar.

Bila tanah hati kita subur, pangajaran positif yang kita terima, walau sedikit, akan mampu ditumbuhkannya menjadi nilai nilai luarbiasa kuat yang bahkan untuk mampu bermultiplikasi menjadi banyak dengan sendirinya.

Tapi kalau tanah hati kita tidak subur, ribuan kata kata motivasi, harapan maupun nubuatan sekalipun, hanya manis terdengar bagi telinga kita, jatuh ke hati kita untuk kemudian mati begitu saja dan akhirnya tetap tidak mampu untuk mengubahkan apapun dalam kehidupan kita.

Tidak bosan bosannya saya berkata, kalau ada yang berpendapat bahwa keberhasilan permanent itu sepenuhnya bergantung pada faktor tunggal berbentuk modal keuangan tanpa memperhitungkan tanah hati, saya anggap dia naïf, karena banyak sekali orang orang yang kuat secara finansial terjun kedunia bisnis dengan pemahaman serampangan bahwa jumlah modal lah yang mempengaruhi kesuksesan, ternyata tertendang dari bisnis yang ditekuninya secara pahit dengan menyisakan hanya sedikit modal pada akhirnya, bahkan kadang habis sama sekali.

Juga kalau ada yang berpendapat bahwa keberhasilan permanent itu bergantung sekedar pada tingginya level pendidikan dan kecerdasan yang dikuasai tanpa memperhitungkan tanah hati, itu juga saya anggap naïf, karena banyak sekali orang orang berpendidikan tinggi dan cerdas luarbiasa terjun ke dunia bisnis dan bertarung dengan orang orang yang pendidikan maupun kecerdasannyanya bahkan jauh dibawahnya, ternyata hasil akhirnya adalah kalah telak.

Sudah terlalu banyak cerita yang bisa kita dapatkan dengan mudah tentang seorang naïf yang memasuki peperangan bisnis, datang dengan kepala tegak dan dada membusung tapi akhirnya harus terlempar dari gelanggang bisnis dengan merayap-rayap, berdarah-darah dan merintih-rintih kesakitan.

Saya pernah bicara dengan pendeta saya di Indonesia mengenai faktor faktor apa saja yang sebetulnya potentially bisa menghambat tanah hati kita menjadi subur, beliau memetakan secara cepat dan sederhana bahwa kebencian, sifat penakut, sikap ragu-ragu, iman yang tipis, sikap hati yang salah dalam menerima pengajaran, sakit hati, kepahitan terhadap masa lalu, lingkungan negatif dan masuknya bibit-bibit pengajaran negatif kedalam hati kita bisa turut serta dalam mengkontaminasi tanah hati kita menjadi tidak sesubur yang seharusnya.
Tulisan ini tidak dibuat untuk menghakimi siapapun, karena pada saat menulis ini, saya pribadi juga serasa ditampar ulang.

Tapi biarlah tulisan ini bisa menjadi masukan kecil bila kita sampai saat ini masih belum juga mencapai hal-hal yang benar-benar luarbiasa dalam hidup ini, belum melakukan langkah-langkah raksasa dalam industri kita masing masing serta belum mampu menggenapi visi-visi hebat yang Tuhan taruh dalam hati kita untuk kita semua genapi secara tuntas.



Every generation should live better than the last


- Dari setiap anak yang kurang beruntung yang telah kita bantu, ada satu generasi di masa depan yang sudah tertolong


Wishnu Iriyanto
Managing Director
FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)
&
FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka keberhasilan 100%)

Kelapa gading; 021 4585 1123
Kuningan; 021 5200 883
Mega mall; 021 668 3847
Pasar baru; 021 351 8116

Semarang; 024 761 0900
Pekan baru; 0761 44109

Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.
Nama; Wishnu Iriyanto
Lokasi; Australia

kunjungi
http://wishnuiriyanto.blogspot.com

Friday, January 26, 2007

organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan 5

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 5)


Prinsip acuan;

Orang orang luarbiasa dihasilkan oleh nilai nilai luarbiasa
-wishnu Iriyanto-


Nilai nilai luarbiasa yang dianut otomatis akan mempengaruhi cara pandang luarbiasa.
Cara pandang yang luarbiasa otomatis akan membentuk prilaku luarbiasa.
Prilaku luarbiasa yang dilakukan berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan luarbiasa.
Dan kebiasaan-kebiasaan luarbiasa akan dengan sendirinya menghasilkan orang-orang luarbiasa.

Mari kita bicara dalam tataaran organisasi yg paling besar yaitu bangsa.

Mengambil ide dari tulisan salah seorang rekan di milis tetangga, kemajuan ekonomi di negara negara seperti china, Taiwan , hongkong, dan Singapore digambarkan oleh lee Kuan yee sebagai hasil dari bentukan nilai nilai kong hu cu, atau persisnya disebut “etika Kong Hu Cu”.
Nilai nilai yang dihasilkan oleh Kong Hu Cu, setidaknya menghasilkan individu individu pekerja luarbiasa keras dan ulet, orang orang dengan kemampuan menabung paling hebat diseluruh dunia (disamping bangsa yahudi), dan network kuat yang saling mendukung melintasi batas negara.

Juga masih menurut sosiolog, keberhasilan bangsa bangsa western, dijelaskan oleh nilai nilai protestan yang mereka anut dan meresap begitu kuatnya dan tetap mempengaruhi prilaku mereka sampai sekarang walau mungkin seperti diberitakan oleh detik.com dimana sebagian besar anak anak di inggris saat ini bahkan tidak tahu kalau natal itu merupakan kelahiran Yesus Kristus.

Di western, hukum kasih diterjemahkan menjadi prinsip prinsip keadilan bagi semua golongan termasuk kalangan cacat, minoritas dan perempuan.
Bahkan prinsip keadilan ini mengalahkan prinsip agama bila memang mereka bersinggungan. Misalnya di Negara bagian Victoria , Australia , ada rumah sakit yang menyimpan alkitab (biasanya selalu ada disamping tempat tidur pasien) karena ada keluhan dari kalangan minoritas yang merasa tidak adil dan alkitab tersebut hanya diberikan apabila ada pasien yang memintanya.

Keadilan yang berakar dari hukum kasih juga akhirnya mempengaruhi sekali nilai nilai yang berkaitan dengan kesetaraan dalam semua kesempatan baik pendidikan, kehidupan sosial, politik, peluang yang sama untuk berhasil, pengakuan dan lain lain, tidak perduli apapun latar belakang agama, ras, dan gender.

Hukum kasih juga diterjemahkan menjadi prinsip prinsip toleransi, makanya negara negara western mampu menjadi rumah yang nyaman bagi talenta telenta terbaik dari seluruh dunia yang merasa tidak nyaman ditempat dimana mereka berasal sebelumnya.

Prinsip pencarian akan kebenaran oleh negara negara western diterjemahkan menjadi nilai nilai yang mengijinkan masyarakat untuk mempertanyakan tafsiran tafsiran yang dianggap salah dan menyimpang dan merupakan pedoman bagi masyarakat untuk terus menerus mengkritisi kebijakan kebijakan pemerintah yang dianggap salah secara terbuka.

Prinsip melakukan kebenaran mendasari nilai nilai yang berkembang kuat dimasyarakat western yang dirumuskan dengan slogan do the right things.

Walau masih banyak kekurangan disana sini, tapi prinsip prinsip tentang pencarian kebenaran dan kewajiban untuk melakukan kebenaran memungkinkan bangsa-bangsa ini ber-evolusi terus menerus kearah baik.

India walau belum meng-claim etika Hindu sebagai penjelasan atas keberhasilan ekonominya dan pertumbuhan nya yang hebat sebagai suatu bangsa yang saat ini disegani oleh dunia internasional, setidaknya mempunyai nilai nilai dasar hebat seperti mengijinkan kalangan minoritas selama dia memang berkapasitas memadai untuk menjadi pemimpin bahkan sampai pada level presiden sekalipun.
Sebagai informasi, India sekarang dipimpin oleh presiden beragama muslim dan perdana mentri beragama sikh (keduanya adalah golongan minoritas).
Sepanjang sejarah semenjak merdeka-nya India , mereka bahkan pernah dipimpin oleh presiden beragama muslim lebih dari satu kali.

Nilai luarbiasa yang dianut India mengijinkan tiap tiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama dan gender untuk bisa menjadi pemimpin, membuat baik kalangan mayoritas dan minoritas bersinergi positif untuk membangun negeri itu dengan sungguh sunguh, tolong-menolong dan bahu-membahu, tanpa terganjal perasaan tersisihkan, diskriminasi dan perasaan perasaan negative lainnya yang menghabiskan banyak energi dan sangat merugikan.


Mari bicara organisasi dalam skala yang lebih kecil yaitu militer dan gereja katolik.

Gereja katolik dan militer dikategorikan sebagai organisasi yang paling rapi garis komando-nya diseluruh dunia, bahkan dibanding organisasi yang berbentuk Negara sekalipun.
Gereja katolik dan militer mempunyai pencapaian yang hebat untuk masing masing bidang yang ditekuninya. Salah satu persamaan nilai yang mereka anut adalah KETAATAN LUARBIASA terhadap organisasi dan kepemimpinan.

Militer dan gereja katolik sejauh saya amati tidak terlalu mengenal dan percaya pada demokrasi terutama voting, mereka percaya sekali pada ke-efektif-an OTORITAS KEPEMIMPINAN.
Nilai nilai yang mereka percaya tentang kepemimpinan ialah, pemimpin seharusnya mendengarkan pendapat semua orang, tapi pada saat mengambil satu keputusan penting, pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang dipercaya merupakan keputusan terbaik dengan menyingkirkan suara mayoritas bila perlu.

Sebagai contoh; dalam militer, kita tidak dapat membayangkan bila mayoritas anggota sebuah pleton berdasarkan voting suara terbanyak mampu menolak misi menerobos garis belakang musuh dan melakukan pengintaian hanya karena mereka anggap penugasan itu berbahaya dan beresiko tinggi, walau sebetulnya misi itu penting sekali bagi keseluruhan peperangan dan berpeluang menghemat korban jiwa dalam jumlah banyak sekali.

Aristoteles pernah bilang; suara mayoritas belum tentu suara TUHAN. Makanya beliau tidak pernah percaya bahwa system voting yang berdasarkan suara terbanyak, akan selalu dapat menghasilkan keputusan terbaik.

Pertanyaan paling klasik adalah, apakah kepemimpinan otoriter yang mengesampingkan voting ala militer bisa menghasilkan keputusan terbaik dibanding demokrasi?

Saya percaya militer akan berpendapat, lebih baik keputusan sederhana tapi dipatuhi dengan kesungguhan hati oleh segenap pelakunya dibanding keputusan bagus tapi tidak disertai dengan kepatuhan mutlak.

Salah satu mantan presiden amerika pernah bilang; Semua rencana paling sederhana-pun, mampu membuahkan hasil yang luarbiasa selama semua orang mengerjakannya dengan sungguh sungguh, menyingkirkan agenda pribadi mereka dan tidak perduli siapa yang mendapat nama olehnya.

Jadi apabila kita bisa menerapkan prinsip ketaatan pada pemimpin secara luarbiasa dan terbiasa untuk mengesampingkan ego masing masing, maka organisasi hebat bukanlah sekedar impian belaka. Ini mungkin mirip dengan typical perusahaan-perusahaan di jepang dimana dukungan diberikan secara all out oleh segenap pegawai, ego pribadi dikesampingkan sedemikian rupa, dan kepentingan kolektif dan organisasi diutamakan

Dari kopassus pun kita bisa belajar tentang nilai luarbiasa.
Kopassus menanamkan nilai nilai keberhasilan yang sangat extreme pada setiap anggotanya dan tergambar dalam slogan mereka yang berbunyi: Lebih baik pulang tinggal nama daripada gagal dalam tugas.
Jadi setiap prajurit tahu secara jelas apa yang dituntut dari masing masing dari mereka dalam setiap aktivitas maupun operasinya.
Makanya tidak heran mereka mampu secara konsisten menghasilkan prajurit prajurit hebat diatas rata rata.

Bagi orang awam, slogan ini mungkin terdengar mengerikan, tapi kalau kita melihat dalam konteks yang lebih luas bagaimana organisasi mampu menghasilkan pahlawan luarbiasa, pastilah harus dimulai dengan penanaman nilai-nilai yang luarbiasa terlebih dahulu.

Pada saat Guus hidink melatih Korea selatan dalam piala dunia yang berlangsung di Korea&jepang, dan dimana Korea selatan mencapai prestasi fenomenal luarbiasa, salah satu nilai yang ditanamkan Guus hidink pada pasukannya adalah: Lebih baik kamu semua mati dilapangan karena kelelahan daripada kamu mempermalukan negara Korea di kancah internasional.

Hasilnya team itu bertarung dengan kesetanan, bahkan pertandingan perebutan juara 3 dan 4, antara turki dan korea selatan disebut sebut sebagai pertandingan final sesungguhnya, dibanding pertandingan perebutan gelar juara 1 dan 2.

Slogan, tradisi, penggunaan symbol symbol dan terutama teladan para pemimpin, dipercaya sebagai alat management yang paling ampuh dalam menyampaikan pesan dari nilai nilai yang dianut.
Tapi kalau harus dipilih salah satu yang terpenting, maka TELADAN lah pilihannya.

Organisasi bisa saja membuat list nilai nilai yang mereka mau terapkan, tapi tanpa ada teladan, maka itu semua tidak berguna.

Banyak perusahaan besar menyewa konsultan konsultan mahal untuk merumuskan nilai nilai mereka, tapi saya percaya nilai nilai tidak bisa disuntikkan dari luar melainkan dia harus tumbuh alami dari dalam.

Kalau meminjam prinsip: warna pemimpin adalah warna organisasi, maka umumnya nilai nilai yang dianut pemimpin, itulah juga yang akan secara otomatis mengalir dan menular menjadi warna organisasi.

JAdi kalau perusahaan menunjuk seseorang penjual terbaik mereka menjadi pemimpin tapi dengan karakter pribadi curang, maka cepat atau lambat organisasi itu akan berubah menjadi organisasi yang curang.

Menurut ilmu prilaku organisasi, organisasi teroris yang radikal dan militant-pun, tidak pernah bisa diciptakan hanya melalui satu rangkaian nilai saja tanpa melibatkan teladan pemimpin yang juga radikal dan militan.

Jadi pada saat kita bicara perangkat nilai disini, kita harus mengaitkan dengan teladan pemimpin.

Karena ada prinsip berbunyi; Satu teladan, berbicara lebih nyaring dari 100 himbauan.

Mari kita persempit topik nilai nilai ini ke organisasi bisnis yang lebih kecil;

Kalau kita bermaksud menciptakan organisasi bisnis yang berisikan pemenang, maka saya percaya kita harus mulai dari menerapkan seperangkat nilai nilai tentang menang.
Kita sebagai pemimpin harus mulai dengan tidak mentoleransi kegagalan sekecil apapun.
Kita harus mulai dengan tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang bersifat human error, kita harus mulai menuntut orang orang kita untuk memperlakukan persaingan persaingan kecil sebagai sebuah peperangan, dimana kalah adalah kata kata yang “haram” terdengar.
Karena bila organisasi kita terbiasa menang dalam skala kecil, maka kemenangan skala besar tanpa kita sadari akan terlampaui dengan sendirinya.
Bukankah kemenangan besar itu merupakan kumpulan dari kemenangan-kemenangan kecil?

Tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang bersifat human error, mungkin kelihatan kejam untuk kebanyakan orang, dan menimbulkan penolakan bagi banyak pihak.

Tapi bila pemimpin mampu memberikan teladan maka segala sesuatunya menjadi lebih mudah untuk di duplikasi secara meluas.


Satu cerita penutup;

Maafkan bila contoh yang diambil berasal dari usaha kecil kami.

Dulu pada saat saya merintis usaha saya, saya memandang enteng sekali konsep nilai nilai. Saya berpikir setiap orang pastilah tahu nilai nilai baik yang harus dilaksanakan.

Tapi ternyata untuk satu area kecil saja yang bernama kerja keras, setiap orang datang dengan level pemahaman yang berbeda beda.

Akhirnya saya merumuskan nilai nilai yang saya ingin diterapkan di organisasi kami, lalu mensosialisasikan melalui sms kepada tiap pegawai setiap paginya selama kurang lebih 2.5 tahun.

Teknik ini mencontoh pendekatan wal mart dalam memberikan briefing pagi oleh CEO mereka melalui satelit dan dilihat oleh segenap pegawainya disemua belahan dunia melalui televisi. Hanya saja karena perusahaan kami kecil, maka teknologi sms menjadi pendekatan terbaik kami untuk menjangkau orang orang kami di lokasi lokasi yang berbeda beda.

Dan pagi hari saya perhitungkan sebagai waktu terbaik dalam penanaman nilai nilai organisasi.

Setiap kali ada permasalahan, saya merumuskannya menjadi nilai tersendiri, lalu menginformasikan ulang ke setiap staff dalam bentuk sms pagi.

Misalnya;
- Ketika ada peristiwa dimana pegawai senior telah berlaku berlebihan terhadap pegawai pemula, saya meng-sms setiap orang dengan bunyi; Seseorang dihormati karena sikapnya dalam melindungi mereka yang lemah, bukan sebaliknya. Tidak menyebut nama, tapi itu langsung menjadi peringatan bagi semua orang dimasa mendatang
- Lalu pernah ada peristiwa dimana ada pegawai baru, karena merasa pintar, lebih berpendidikan dan lebih tua, tidak menaruh hormat pada seniornya yang kebetulan lebih rendah pendidikannya tapi kami percayakan sebagai mentornya dalam hal product knowledge. Mendengar hal itu, saya meng-sms semua orang besok paginya dengan bunyi; Organisasi kami menghormati orang orang yang mempunyai karakter dan sikap yang baik, kepintaran dan latar belakang mengesankan tidak pernah membuat kami silau. Hasilnya, semenjak itu, tanpa ditegur langsung, pegawai baru itu berubah menjadi lebih positif, dan semua anggota di organisasi kami dapat mengerti nilai nilai dasar yang kami anut.
- Pernah ada pegawai senior dan memiliki kemampuan menjual yang sangat baik, hanya karena ditegur utk satu kesalahan, dia memperlihatkan bibit pemberontakan secara sangat mencolok dan berpotensi menularkannya pada pegawai lain, maka sms saya di pagi berikutnya adalah: Kalaupun organisasi kami harus terhenti pertumbuhannya beberapa tahun hanya karena kehilangan pegawai bagus tapi berkarakter jelek, itu akan kami pandang sebagai hal yang baik dibanding kami harus mempertahankan orang orang berkarakter salah dan berpotensi jadi masalah besar dimasa mendatang. Hasil akhirnya, pegawai itu keluar dengan sendirinya, tapi organisasi kami menjadi stabil dari potensi goncangan dan potensi penularan karakter jelek terhadap pegawai pegawai lainnya.

Pada masa masa awal, sms seperti itu terasa sangat asing dan janggal bagi kebanyakan orang dan cenderung keras di penerimaan sebagian besar orang orang kami, tapi seiring dengan kedewasaan kami makin baik hari ke hari, maka hal hal seperti itu bisa dilihat sebagai makanan keras yang baik bagi jiwa kami semua.

Dalam 6 bulan pertama, saya belum melihat buah nyata dari investasi saya di program sms tadi, tapi setelah 1 tahun keatas, saya boleh bangga kalau organisasi kami walau diisi beragam orang dari beragam latar belakang pendidikan, suku, agama dan didikan keluarga, akhirnya menganut nilai nilai yang jauh lebih seragam dan memudahkan kami selaku management untuk bergerak kearah baik dan bermanuver bila diperlukan.


Every generation should live better than the last



-Adalah naïf untuk berpikiran bahwa berkat yang dipercayakan Tuhan terhadap kita, hanya diperuntukkan untuk kita dan keluarga kita, anak anak yang kurang beruntung di luar sana pun punya hak didalamnya-


Wishnu Iriyanto
Managing Director
FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)
&
FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka keberhasilan 100%)

Kelapa gading; 021 4585 1123
Kuningan; 021 5200 883
Mega mall; 021 668 3847
Pasar baru; 021 351 8116

Semarang ; 024 761 0900
Pekan baru; 0761 44109

Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.
Nama; Wishnu Iriyanto
Lokasi; Australia


Kunjungi;
Wishnuiriyanto.blogspot.com

Need Mail bonding?

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan 4

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 4)

Oleh; wishnu iriyanto

Prinsip acuan;

Seorang pemimpin berkapasitas pahlawan umumnya memiliki kecenderungan untuk mampu menghasilkan pahlawan berikutnya, bahkan yang jauh lebih hebat lagi

-wishnu Iriyanto

Prinsip pendamping 1;

Sesama pahlawan umumnya bisa saling mengenali (wishnu Iriyanto)

Prinsip pendamping 2;

Tidak ada singa yang mau berburu bersama sama dengan sekawanan serigala.

Prinsip pendamping 3;

Lebih baik berikan saya 5 orang dengan kapasitas pahlawan untuk menghadapi segerombolan musuh, dibandingkan dengan 100 prajurit biasa.

Karena bukan jumlah-lah yang menentukan kemenangan (pepatah militer china kuno)

Saya percaya tidak pernah ada orang orang luarbiasa yang tercipta secara kebetulan.

Mereka pasti dibangun oleh setidaknya satu faktor luarbiasa atau lebih.

Secara alami, setiap orang orang luarbiasa pasti memiliki standard nilai, disiplin, pemikiran, cara bergerak, cara memandang sesuatu, kemampuan untuk memikul beban berat, daya tahan, pengharapan yang berbeda dengan kebanyakan orang biasa.

Dalam sifatnya yang paling mendasar, setiap orang orang luarbiasa tidak pernah bisa nyaman untuk bekerja bersama dengan orang orang berada jauh dibawah standard dasar yang mereka miliki dan terutama mereka yang sama sekali tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dalam jangka waktu tertentu.

Kalau kita melihat sejarah pembentukan orang orang luarbiasa, mereka umumnya melalui proses yang panjang, menyakitkan dan tidak sebentar, dan kesetiaan mereka untuk bersabar dalam proses itulah yang akhirnya membuat mereka menjadi luarbiasa.

Dan tidak heran, sebagaimana mereka dulu diproses, maka cara cara yang sama biasanya akan digunakan untuk memproses orang orang berikutnya.

Maafkan kalau saya mengambil contoh dari organisasi saya.

Adik saya yang terkecil adalah pekerja paling militant diantara kami bertiga. Konsistensi, keuletan, ketekunan dan kemampuan berhematnya paling terkenal diantara kami.

Sebagai orang yang paling bertanggung jawab dibagian penjualan di bidang jasa keagenan sekolah luar negeri, penjualan pribadinya lebih baik bahkan dibanding akumulasi dari 3 penjual terbaik kami. Saya dan adik saya (anak no 2), mengakui kalau untuk banyak hal, daya juang nya lebih baik dari kami berdua.

Adik saya yang terakhir ini, dalam menciptakan pelapis-pelapis di organisasi kami tergolong paling lambat, karena cara dia mendidiknya benar benar telaten dan intensif, sehingga pada saat yang sama dia hanya mampu mendidik 2 orang maksimal.

Walau dia tergolong lambat, tapi orang orang yang dihasilkannya berkualitas lebih baik dari orang orang yang saya dan adik pertama saya ciptakan.

Kelebihan lainnya, walau dia tidak banyak bicara, tapi apabila kami sodori orang baru untuk dilatih dibawahnya, dia bisa tahu dalam 3 hari, apakah orang baru ini berpotensi jadi baik dimasa mendatang atau kita akan cuma sekedar buang-buang waktu dalam proses melatihnya.

Caranya cuma sederhana, setiap orang baru akan disodori workload yang luarbiasa banyak, nanti dari situ akan dilihat sikapnya dalam melaksanakan tugasnya.

Walau pegawai baru ini tergolong orang pintar, tapi bila sikapnya menunjukkan penolakan atas beban berat tersebut atau setidaknya memperlihatkan sikap hati yang tidak benar terhadap beban berat, adik saya akan bisa langsung memperkirakan kalau anak ini tidak akan cocok kerja bersamanya dan dalam jangka panjang apabila misi kami ingin men-duplikasi cara kerja, keuletan dan ketekunan yang adik saya miliki, dia sudah bisa tahu kalau itu tidak akan pernah tercapai.

Saya dan adik pertama saya secara umum mengetahui bahwa teladan-lah yang paling efektif dalam proses pembentukan generasi berikut, tapi bila dibandingkan dengan adik terakhir saya ini, kami berdua kelihatannya masih harus belajar lagi untuk mengerti esensi mendasar dan konsistensi dari prinsip teladan tersebut.

Karena adik terakhir saya ini memang lebih militant dalam bekerja, maka sudah bisa ditebak kalau orang orang yang bekerja dibawahnya umumnya lebih menjerit dalam hal beban kerja, walau pada akhirnya kita bisa tahu kalau hasil didikannya tidak pernah mengecewakan.

Dulu pernah saya tanya, apakah mungkin tekanan yang adik saya berikan bisa dilonggarkan sedikit, tapi dia malah menguliahi saya dengan kata katanya yang terkenal:

Dalam organisasi kecil, kemungkinan-kemungkinan untuk ditinggalkan oleh pegawai bagus sangat besar dibanding organisasi besar. Saya mendidik orang sampai demikian kuat agar mereka nantinya bisa menjual lebih baik dan akhirnya bisa menghasilkan income lebih besar dari yang mereka mungkin dapatkan di perusahaan besar (kami mengembangkan system gaji + komisi penjualan+ bonus).

Apabila tahap itu sudah tercapai, maka perusahaan besarpun bukan lagi merupakan sesuatu yang harus ditakuti.

Sistem pelatihan yang lembek, tidak akan menguntungkan siapapun, karena pelatihan yang lembek membuat pegawai pegawai jadi lembek dan membuat kemampuan mereka menerobos dan menjualpun menjadi lembek. Pada akhirnya baik perusahaan maupun si pegawai tidak akan dapat apa-apa, dan seiring dengan sifat dasar tiap orang untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari hari ke hari, maka kehilangan pegawai pegawai bagus karena diambil pesaing-pun hanya tinggal menunggu waktu.

Jadi tolong, jangan tanyakan pertanyaan bodoh itu lagi dimasa depan…….

Mendengar itu, saya dan adik saya no 2 serasa ditampar ulang dan cuma bisa terdiam untuk mengamini kebenaran mendasar yang harus dimengerti oleh tiap tiap perusahaan kecil.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya punya teman dekat semasa SMU yang sekarang bekerja sebagai seorang sekretaris profesional.

Menurut saya, dia adalah sekretaris yang sangat cakap dibidangnya, melampaui kebanyakan sekretaris pada umumnya. Sifat sifat seperti cekatan, efisien, organize, terampil, inisiatif tinggi dan kemampuan untuk bekerja di dibawah supervise yang sangat minimum, dimilikinya dengan penguasaan diatas rata rata sekretaris professional lainnya.

Dia memang lulusan sekolah sekretaris yang ternama di Jakarta, tapi dia menolak apabila saya menarik kesimpulan bahwa sekolahnya-nya lah yang membuat dia sampai pada level demikian rupa, dia bilang sekolahnya yang bereputasi tinggi di Jakarta memang memberikan satu keuntungan dalam hal “start”, tapi pertumbuhannya dari seorang sekretaris pemula menjadi seorang sekretaris professional dalam waktu luarbiasa singkat adalah murni karena tempaan pemimpin pemimpin yang pernah dilayani nya plus karakter pribadinya yang memadai.

Teman saya ini sudah bekerja di bawah kepemimpinan langsung dari beberapa pemimpin pemimpin perusahaan terbaik dengan kinerja pertumbuhan yang sangat cepat di industrinya masing masing.

Dia menceritakan bahwa fase kerjanya dengan para pemimpin tersebut merupakan “kawah candradimuka” bagi karir profesionalnya.

Sejauh dia flash back kebelakang, dia mengakui bahwa semakin keras tekanan pekerjaan yang dia terima, semakin membuat dia bertumbuh lebih cepat.

Ada beberapa pemimpin perusahaan tersebut masuk dalam kategori sangat “kejam” dalam hal tuntutan pekerjaan, malah cenderung kurang manusiawi, misalnya; pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh 2 orang sekretaris professional, malah cuma dibebankan pada dirinya seorang. Tapi karena karakternya yang baik, dia telan semua tekanan pekerjaan itu tanpa banyak mengeluh.

Pada saat dia mampu meng-handle tanggung jawab itu dengan sangat memuaskan, hasil akhirnya bisa ditebak, kapasitas pribadi-nya menyamai setidaknya 2 orang sekretaris professional rata rata.

Pada saat saya tanya, apakah dia menyesal telah menghabiskan karir profesionalnya dibawah kepemimpinan orang orang “kejam” tersebut, dia menjawab, bahwa pengalamannnya bekerja dengan pemimpin pemimpin paling efisien, paling menuntut dan paling kejam dalam hal standard kerja, justru merupakan pengalaman paling berharga bagi karirnya.

Dia menambahkan, memang pada saat melewati masa masa sulit itu, dia kerap kali menangis dan selalu tergoda untuk berpikir pindah bekerja ke perusahaan lainnya yang sedikit lebih longgar dalam hal tekanan pekerjaan, tapi tekadnya untuk tidak menyerah membuat dia secara perlahan mampu menyesuaikan diri dengan irama kerja yang terus menerus dipercepat.

Seiring dengan waktu berjalan, dia mulai bisa ambil pandangan yang lebih positif terhadap setiap tekanan yang diterimanya.

Dia memperhatikan bahwa tekanan tinggi yang diterima dari para pemimpin berkapasitas hebat tersebut, sebetulnya mewakili tingkat tekanan yang juga sama sama dialami oleh para pemimpin tersebut dalam mengelola organisasinya maupun mengembangkan kapasitas pribadinya.

Makin dalam dia mengamati, bahwa melalui tekanan tinggi yang dia terima dari pemimpin hebat tersebut, dia mendapati bahwa para pemimpin hebat itu tidak sekedar ingin “menyiksa” pegawainya, menghemat uang atau sekedar memaksimalkan nilai uang yang sudah mereka keluarkan dalam menggaji dirinya, akan tetapi bertujuan utama untuk melatih dirinya sampai pada titik yang sejajar dalam level kepahlawanan dengan pemimpin tersebut.

Terakhir kali, pada saat saya tanya apa alasan khusus yang membuatnya tidak menyerah dan pindah ke perusahaan lain yang lebih longgar dalam hal tekanan kerja, terutama di saat saat tersulit itu, dia menjawab, alasan terutama saya tidak menyerah adalah karena anak-anaknya.

Dia bertekad untuk menjadikan anak-anak nya seorang yang sangat tangguh, ulet dan berdaya juang tinggi dimasa depan. Untuk itu dia percaya bahwa semua kesulitan yang pernah dia lewati dimasa lalu, sekarang dan masa depan, adalah “bahan bakar” yang dia kumpulkan terus menerus untuk nantinya kelak, akan dia pergunakan kembali untuk membakar semangat anak-anaknya agar mampu menjadi pribadi-pribadi dengan semangat juang yang lebih menyala-nyala yang mampu membakar semua kesulitan hidup mereka, jauh lebih baik dari yang dilakukannya saat ini.

Every generation should live better than the last

Ada yang menabur banyak tapi selalu berkelimpahan.

Ada yang menghemat secara luarbiasa tapi selalu berkekurangan

Ingatlah anak anak yang kurang beruntung diluar sana

Wishnu Iriyanto

Managing Director

FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)

&

FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka keberhasilan 100%)

Kelapa gading; 021 4585 1123

Kuningan; 021 5200 883

Mega mall; 021 668 3847

Pasar baru; 021 351 8116

Semarang; 024 761 0900

Pekan baru; 0761 44109

Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.

Nama; Wishnu Iriyanto

Lokasi; Australia

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan 3

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 3)

Oleh; wishnu iriyanto

Prinsip acuan;

Bibit yang baik dan cocok membuat pekerjaan menanam jadi lebih menyenangkan. (wishnu iriyanto)

Berdasarkan tulisan saya di organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 2), saya menyatakan bahwa orang orang luarbiasa diciptakan melalui cara cara yang luarbiasa. Ini berarti saya berseberangan dengan orang orang yang mengharapkan cara cara biasa bisa secara untung-untungan menghasilkan orang orang yang luarbiasa.

Tapi kalaupun benar, ada seseorang yang menjadi luarbiasa dengan hanya melalui cara cara biasa, keberhasilan itu tidak dikarenakan cara cara biasa tersebut, tetapi karena pribadi tersebut memang pada dasarnya sudah luarbiasa, atau biasanya secara umum kita menyebutnya bibit unggul.

Memiliki bibit unggul, memang merupakan suatu keberuntungan bagi tiap tiap organisasi, karena tanpa campur tangan yang banyakpun, bibit unggul ini memang sudah memiliki keunggulan untuk dapat bertumbuh secara maksimal dengan kondisi yang minimum.

Apalagi, bila organisasi sudah pada tahap dewasa dan mampu untuk merawat dan memperlakukan bibit unggul ini secara intensif dan maksimal, maka pertumbuhan bibit unggul inipun bisa sampai pada tahap “tidak terkendali”.

Kenapa saya menyebut tidak terkendali, karena manusia pada dasarnya adalah ciptaan Tuhan yang paling unik. Dimana batas batas kemampuan manusia disemua area masih belum bisa terukur secara akurat.

Contoh kecil; Sampai pada saat ini, tidak ada satupun penelitian yang mampu merumuskan batas maksimal dari otak manusia dalam salah satu pekerjaan dasarnya yaitu menghafal.

Kembali ke topik bibit unggul.

Saya percaya konsep bibit unggul bukanlah satu konsep yang baru, tetapi sampai saat ini, ternyata mayoritas pemimpin disemua organisasi, masih mempunyai kesulitan besar dalam mengenali bibit-bibit unggul secara benar.

Masih banyak pemimpin pemimpin pintar dan hebat, terlalu terpaku pada penampilan fisik yang mengesankan, tutur bicara yang manis, keunggulan akademik dari universitas hebat dan hal hal lainnya yang bersifat lahiriah tanpa mampu melihat jauh kedalam karakter dasar manusia.

Tentu saja semua keunggulan keunggulan yang saya sebutkan diatas (minus karakter dasar manusia) merupakan hal yang sangat penting terutama untuk jangka pendek, tapi kalau pemilik bisnis memandang bahwa bisnisnya adalah perang jangka panjang yang tidak berkesudahan, maka keunggulan karakter dasar manusia tidak boleh diabaikan atau ditempatkan sebagai prioritas kedua, tapi dia harus ditempatkan sebagai prioritas pertama.

Alasan saya mungkin tercantum dalam statement berikut ini;

(mohon statement dibawah ini jangan disalahartikan oleh mereka yang bukan pemilik bisnis)

Dealing dengan orang orang pintar, hebat dan bertalenta besar, bisa merupakan satu keuntungan atau kerugian besar. Karena orang orang pintar, hebat dan bertalenta besar, bila disertai karakter yang benar, akan merupakan suatu keunggulan yang tidak ternilai bagi organisasi, tapi orang orang yang pintar, hebat dan bertalenta besar, bila tanpa disertai karakter yang benar, maka akan menjadi elemen perusak potensial yang sangat berbahaya bagi organisasi.

Mungkin ilustrasi dibawah ini bisa sedikit menggambarkan efek dari karakter yang jelek:

Karena si A cantik dan berprestasi tinggi di universitasnya yang terkenal, maka perusahaan XYZ memilihnya dibanding si B yang sedang sedang saja baik dalam hal penampilan maupun akademik tapi sebetulnya unggul dalam karakter pribadinya.

Tetapi setelah melewati 1 tahun masa pelatihan panjang, melibatkan investasi uang yang tidak sedikit serta perhatian yang dicurahkan secara pribadi dari para pemimpin di perusahaan XYZ yang menyita waktu serta energi berharga yang cukup banyak, dan pada saat perusahaan XYZ sedang bersiap untuk menuai atas hasil investasi-nya terhadap si A, ternyata mereka baru tahu kalau si A ini, walau cantik dan cerdas tetapi dia memiliki cacat karakter yang sangat mendasar yaitu sangat mudah tersinggung oleh kata kata yang agak keras sedikit dan pendendam dengan tingkat kecenderungan tinggi untuk membalas setiap perlakuan yang dianggapnya menyakiti hati..

Pada satu waktu, ditengah tekanan iklim persaingan yang keras dan kegagalan si A dalam memenuhi target penjualan serta ketidakmampuannya untuk mendeteksi dan mengantisipasi gerakan pesaing di stage awal, maka si A ini ditegur dengan keras oleh para pemimpin perusahaan XYZ. Hanya karena beberapa kata yang dianggap telah menyakiti hati-nya, maka si A memutuskan untuk resign dan pindah bekerja ke pesaing langsung dari XYZ dengan membawa semua data penting, database client serta rahasia rahasia berharga lainnya serta menghasut pegawai pegawai berharga lainnya untuk juga ikut pindah atau setidaknya bereaksi negative terhadap kepemimpinan di organisasi tersebut (menciptakan bom waktu), untuk kemudian dipertukarkan dengan keberadaannya di perusahaan pesaing tersebut.

Bayangkan, dalam jangka waktu 1 tahun itu biasanya setiap pegawai baru belum dapat mencapai tahap performance penuh, jadi pada tahap ini, perusahaan sebetulnya belum “menuai” apa apa dari investasi nya selama ini, jadi kalau ada kejadian seperti di perusahaan XYZ, bisa dibayangkan berapa banyak-nya kerugian langsung maupun tidak langsung yang diderita oleh perusahaan XYZ yang diakibatkan oleh ketidak mampuan dan kegagalan pemimpin perusahaan XYZ dalam mengenali karakter calon pegawai yang direkrutnya tahun lalu.

Besar kecilnya efek kerusakan organisasi yang diakibatkan oleh orang orang pintar yang berkarakter jelek, sangat tergantung pada seberapa pintarnya pribadi tersebut dan seberapa tingginya organisasi tersebut melayang diudara.

Makin pintar dan cerdas dia secara pribadi, maka daya rusak potensial dari pribadi tersebut makin berbahaya dan besar bagi organisasi, dan juga makin tinggi organisasi itu melayang diudara, maka kejatuhannya yang diakibatkan oleh salah pilih orang yang cerdas dan pintar tersebut akan membuat jatuhnya organisasi tersebut makin menyakitkan dan berdarah-darah.

Makanya sampai saat ini, saya percaya sekali satu prinsip kuno dari jaman kerajaan di china dulu yang berbunyi:

Siapapun yang bercita-cita untuk menguasai dunia, dia harus menguasai kemampuan untuk dapat mengenali manusia lainnya secara luarbiasa.

Napoleon pun dalam masa pembuangannya di St Helena, pada saat merenungkan semua perjalanan hidupnya dimasa lalu dan mengevaluasi semua kesalahan yang pernah dilakukannya, lalu menyimpulkan bahwa kesalahan terbesar dimasa lalunya adalah keputusannya untuk merekrut 2 orang dari orang orang terpintar pada zaman-nya yaitu Talleyrand (menteri luar negeri) dan fouche (menteri kepolisian).

Karena terbukti pengkhianatan 2 orang cerdas luarbiasa ini, membuat dia harus kehilangan setengah juta tentara hebat pada penyerangan ke rusia (perang yang diakibatkan oleh pengkhianatan Talleyrand) lalu menimbulkan efek domino di semua medan perang di eropa dan pada akhirnya meruntuhkan dinastinya.

Kesalahan sederhana tapi berakibat sangat fatal dan tragis.

Cerita kecil sebagai penutup.

Di perusahaan kecil yang saya kelola, saya dan kedua adik perempuan saya, kadang memainkan satu game kecil dalam perekrutan. Game ini didasarkan pada prinsip” siapa yang cakap pada perkara kecil, dia pasti cakap pada perkara besar.”

Prinsip diatas kami terjemahkan bebas menjadi; Siapa yang cakap dalam melatih pegawai yang hanya berasal dari lulusan SMU untuk kelak menjadi pegawai bagus dimasa depan, pastilah tidak punya kesulitan berarti dalam melatih pegawai dengan kualifikasi yang jauh lebih tinggi diatas SMU.

Tapi penterjemahan bebas dari prinsip dasar yang kami ambil dari alkitab itu tetap harus mengacu pada mereka yang berkarakter baik. Jadi baik pegawai lulusan SMU maupun kualifikasi master dari luarnegeri, persyaratan paling mendasarnya tetap haruslah dia seorang yang berkarakter baik.

Beberapa tahun lalu kami merekrut seorang saudara sepupu yang berasal dari lulusan SMU di desa dimana papi saya berasal yaitu Klaten, jawa tengah untuk menempati posisi accounting.

Walau cuma lulusan SMU, kami dari awal menyadari bahwa dia berasal dari bibit yang sangat baik selain juga berkarakter unggul.

Salah satu kelebihan utama-nya adalah dia memiliki satu bagian karakter yang penting yaitu TEACHABLE (dapat dan mau diajar).

Sepupu ini kebetulan tinggal bersama kami di rumah yang sama.

Saya mencoba ber-eksperiment dalam keunggulan karakternya tersebut. Selain tugas accounting, saya memberinya tugas extra yang harus dikerjakan di rumah yaitu merangkum buku buku motivasi, pelajaran bisnis sederhana, marketing, kepemimpinan dll dengan rata rata ketebalan buku sedikitnya 200 halaman kedalam bentuk tulisan, untuk kemudian dibagikan diantara kami semua. Target saya adalah 2 buku harus selesai dirangkum perminggunya.

Anak ini memang luarbiasa, tanpa banyak bicara, dia mengerjakannya dengan kesungguhan hati yang mengagumkan. Kadang hingga jam 2 - 3 dini hari, saya masih mendapati dia sementara mengetik tugas yang saya bebankan dengan kosentrasi tinggi. Dan dia mengerjakan semua beban itu dengan sangat setia dan berkomitmen penuh serta tidak pernah mengeluh sedikitpun.

Proses merangkum itu berbeda dengan sekedar membaca biasa. Dalam merangkum, seseorang dituntut untuk membaca berulang kali, menemukan point point penting untuk dirangkum lalu diketik kedalam komputer. Proses mengetik ini saja, sudah merupakan suatu proses membaca ulang.

Saya berteori, kualitas pengertian seseorang yang merangkum setidaknya 3 x lipat lebih baik dibandingkan mereka yang hanya sekedar membaca saja, dikarenakan proses peng-ulangan bekali-kali tersebut.

Dalam 6 bulan, kesetia-annya membuahkan hasil langsung. Disetiap proses pelatihan internal yang kami adakan sendiri, kualitas argument dan kejernihan ide yang dia presentasikan sama sekali tidak kalah dari mereka yang berpendidikan jauh lebih tinggi dan lebih senior secara jenjang organisasi.

Di organisasi kami, sampai saat ini tidak pernah ada orang yang berani memandang remeh terhadapnya, baik karena latar belakang pendidikannya maupun kemudaan usianya, tapi justru dia dihormati sekali oleh segenap dari kita karena militansi-nya yang luarbiasa dalam hal belajar serta kepatuhan tidak bersyaratnya terhadap para pemimpin, dan melalui TELADAN-TELADAN baik yang diperlihatkannya, dia termasuk dalam kategori orang orang yang turut berperan aktif dalam mengembangkan atmosfir pejuang yang lebih positif dari waktu ke waktu.

Hari hari belakangan ini, berita bagusnya adalah saudara sepupu saya ini sesekali sudah mulai ambil tanggung jawab dalam session motivasi internal yang kami adakan per 2 minggu sekali dimana dia bertindak bahkan sebagai pembawa acara-nya sendiri.

Semoga berguna.

Every generation should live better than the last

Tidak ada investasi yang lebih menguntungkan daripada investasi pada ciptaan-ciptaan Tuhan, termasuk anak anak yang kurang beruntung diluar sana

Wishnu Iriyanto

Managing Director

FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)

&

FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka keberhasilan 100%)

Kelapa gading; 021 4585 1123

Kuningan; 021 5200 883

Mega mall; 021 668 3847

Pasar baru; 021 351 8116

Semarang; 024 761 0900

Pekan baru; 0761 44109

Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.

Nama; Wishnu Iriyanto

Lokasi; Australia