Friday, January 26, 2007

organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan 5

Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 5)


Prinsip acuan;

Orang orang luarbiasa dihasilkan oleh nilai nilai luarbiasa
-wishnu Iriyanto-


Nilai nilai luarbiasa yang dianut otomatis akan mempengaruhi cara pandang luarbiasa.
Cara pandang yang luarbiasa otomatis akan membentuk prilaku luarbiasa.
Prilaku luarbiasa yang dilakukan berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan luarbiasa.
Dan kebiasaan-kebiasaan luarbiasa akan dengan sendirinya menghasilkan orang-orang luarbiasa.

Mari kita bicara dalam tataaran organisasi yg paling besar yaitu bangsa.

Mengambil ide dari tulisan salah seorang rekan di milis tetangga, kemajuan ekonomi di negara negara seperti china, Taiwan , hongkong, dan Singapore digambarkan oleh lee Kuan yee sebagai hasil dari bentukan nilai nilai kong hu cu, atau persisnya disebut “etika Kong Hu Cu”.
Nilai nilai yang dihasilkan oleh Kong Hu Cu, setidaknya menghasilkan individu individu pekerja luarbiasa keras dan ulet, orang orang dengan kemampuan menabung paling hebat diseluruh dunia (disamping bangsa yahudi), dan network kuat yang saling mendukung melintasi batas negara.

Juga masih menurut sosiolog, keberhasilan bangsa bangsa western, dijelaskan oleh nilai nilai protestan yang mereka anut dan meresap begitu kuatnya dan tetap mempengaruhi prilaku mereka sampai sekarang walau mungkin seperti diberitakan oleh detik.com dimana sebagian besar anak anak di inggris saat ini bahkan tidak tahu kalau natal itu merupakan kelahiran Yesus Kristus.

Di western, hukum kasih diterjemahkan menjadi prinsip prinsip keadilan bagi semua golongan termasuk kalangan cacat, minoritas dan perempuan.
Bahkan prinsip keadilan ini mengalahkan prinsip agama bila memang mereka bersinggungan. Misalnya di Negara bagian Victoria , Australia , ada rumah sakit yang menyimpan alkitab (biasanya selalu ada disamping tempat tidur pasien) karena ada keluhan dari kalangan minoritas yang merasa tidak adil dan alkitab tersebut hanya diberikan apabila ada pasien yang memintanya.

Keadilan yang berakar dari hukum kasih juga akhirnya mempengaruhi sekali nilai nilai yang berkaitan dengan kesetaraan dalam semua kesempatan baik pendidikan, kehidupan sosial, politik, peluang yang sama untuk berhasil, pengakuan dan lain lain, tidak perduli apapun latar belakang agama, ras, dan gender.

Hukum kasih juga diterjemahkan menjadi prinsip prinsip toleransi, makanya negara negara western mampu menjadi rumah yang nyaman bagi talenta telenta terbaik dari seluruh dunia yang merasa tidak nyaman ditempat dimana mereka berasal sebelumnya.

Prinsip pencarian akan kebenaran oleh negara negara western diterjemahkan menjadi nilai nilai yang mengijinkan masyarakat untuk mempertanyakan tafsiran tafsiran yang dianggap salah dan menyimpang dan merupakan pedoman bagi masyarakat untuk terus menerus mengkritisi kebijakan kebijakan pemerintah yang dianggap salah secara terbuka.

Prinsip melakukan kebenaran mendasari nilai nilai yang berkembang kuat dimasyarakat western yang dirumuskan dengan slogan do the right things.

Walau masih banyak kekurangan disana sini, tapi prinsip prinsip tentang pencarian kebenaran dan kewajiban untuk melakukan kebenaran memungkinkan bangsa-bangsa ini ber-evolusi terus menerus kearah baik.

India walau belum meng-claim etika Hindu sebagai penjelasan atas keberhasilan ekonominya dan pertumbuhan nya yang hebat sebagai suatu bangsa yang saat ini disegani oleh dunia internasional, setidaknya mempunyai nilai nilai dasar hebat seperti mengijinkan kalangan minoritas selama dia memang berkapasitas memadai untuk menjadi pemimpin bahkan sampai pada level presiden sekalipun.
Sebagai informasi, India sekarang dipimpin oleh presiden beragama muslim dan perdana mentri beragama sikh (keduanya adalah golongan minoritas).
Sepanjang sejarah semenjak merdeka-nya India , mereka bahkan pernah dipimpin oleh presiden beragama muslim lebih dari satu kali.

Nilai luarbiasa yang dianut India mengijinkan tiap tiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama dan gender untuk bisa menjadi pemimpin, membuat baik kalangan mayoritas dan minoritas bersinergi positif untuk membangun negeri itu dengan sungguh sunguh, tolong-menolong dan bahu-membahu, tanpa terganjal perasaan tersisihkan, diskriminasi dan perasaan perasaan negative lainnya yang menghabiskan banyak energi dan sangat merugikan.


Mari bicara organisasi dalam skala yang lebih kecil yaitu militer dan gereja katolik.

Gereja katolik dan militer dikategorikan sebagai organisasi yang paling rapi garis komando-nya diseluruh dunia, bahkan dibanding organisasi yang berbentuk Negara sekalipun.
Gereja katolik dan militer mempunyai pencapaian yang hebat untuk masing masing bidang yang ditekuninya. Salah satu persamaan nilai yang mereka anut adalah KETAATAN LUARBIASA terhadap organisasi dan kepemimpinan.

Militer dan gereja katolik sejauh saya amati tidak terlalu mengenal dan percaya pada demokrasi terutama voting, mereka percaya sekali pada ke-efektif-an OTORITAS KEPEMIMPINAN.
Nilai nilai yang mereka percaya tentang kepemimpinan ialah, pemimpin seharusnya mendengarkan pendapat semua orang, tapi pada saat mengambil satu keputusan penting, pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang dipercaya merupakan keputusan terbaik dengan menyingkirkan suara mayoritas bila perlu.

Sebagai contoh; dalam militer, kita tidak dapat membayangkan bila mayoritas anggota sebuah pleton berdasarkan voting suara terbanyak mampu menolak misi menerobos garis belakang musuh dan melakukan pengintaian hanya karena mereka anggap penugasan itu berbahaya dan beresiko tinggi, walau sebetulnya misi itu penting sekali bagi keseluruhan peperangan dan berpeluang menghemat korban jiwa dalam jumlah banyak sekali.

Aristoteles pernah bilang; suara mayoritas belum tentu suara TUHAN. Makanya beliau tidak pernah percaya bahwa system voting yang berdasarkan suara terbanyak, akan selalu dapat menghasilkan keputusan terbaik.

Pertanyaan paling klasik adalah, apakah kepemimpinan otoriter yang mengesampingkan voting ala militer bisa menghasilkan keputusan terbaik dibanding demokrasi?

Saya percaya militer akan berpendapat, lebih baik keputusan sederhana tapi dipatuhi dengan kesungguhan hati oleh segenap pelakunya dibanding keputusan bagus tapi tidak disertai dengan kepatuhan mutlak.

Salah satu mantan presiden amerika pernah bilang; Semua rencana paling sederhana-pun, mampu membuahkan hasil yang luarbiasa selama semua orang mengerjakannya dengan sungguh sungguh, menyingkirkan agenda pribadi mereka dan tidak perduli siapa yang mendapat nama olehnya.

Jadi apabila kita bisa menerapkan prinsip ketaatan pada pemimpin secara luarbiasa dan terbiasa untuk mengesampingkan ego masing masing, maka organisasi hebat bukanlah sekedar impian belaka. Ini mungkin mirip dengan typical perusahaan-perusahaan di jepang dimana dukungan diberikan secara all out oleh segenap pegawai, ego pribadi dikesampingkan sedemikian rupa, dan kepentingan kolektif dan organisasi diutamakan

Dari kopassus pun kita bisa belajar tentang nilai luarbiasa.
Kopassus menanamkan nilai nilai keberhasilan yang sangat extreme pada setiap anggotanya dan tergambar dalam slogan mereka yang berbunyi: Lebih baik pulang tinggal nama daripada gagal dalam tugas.
Jadi setiap prajurit tahu secara jelas apa yang dituntut dari masing masing dari mereka dalam setiap aktivitas maupun operasinya.
Makanya tidak heran mereka mampu secara konsisten menghasilkan prajurit prajurit hebat diatas rata rata.

Bagi orang awam, slogan ini mungkin terdengar mengerikan, tapi kalau kita melihat dalam konteks yang lebih luas bagaimana organisasi mampu menghasilkan pahlawan luarbiasa, pastilah harus dimulai dengan penanaman nilai-nilai yang luarbiasa terlebih dahulu.

Pada saat Guus hidink melatih Korea selatan dalam piala dunia yang berlangsung di Korea&jepang, dan dimana Korea selatan mencapai prestasi fenomenal luarbiasa, salah satu nilai yang ditanamkan Guus hidink pada pasukannya adalah: Lebih baik kamu semua mati dilapangan karena kelelahan daripada kamu mempermalukan negara Korea di kancah internasional.

Hasilnya team itu bertarung dengan kesetanan, bahkan pertandingan perebutan juara 3 dan 4, antara turki dan korea selatan disebut sebut sebagai pertandingan final sesungguhnya, dibanding pertandingan perebutan gelar juara 1 dan 2.

Slogan, tradisi, penggunaan symbol symbol dan terutama teladan para pemimpin, dipercaya sebagai alat management yang paling ampuh dalam menyampaikan pesan dari nilai nilai yang dianut.
Tapi kalau harus dipilih salah satu yang terpenting, maka TELADAN lah pilihannya.

Organisasi bisa saja membuat list nilai nilai yang mereka mau terapkan, tapi tanpa ada teladan, maka itu semua tidak berguna.

Banyak perusahaan besar menyewa konsultan konsultan mahal untuk merumuskan nilai nilai mereka, tapi saya percaya nilai nilai tidak bisa disuntikkan dari luar melainkan dia harus tumbuh alami dari dalam.

Kalau meminjam prinsip: warna pemimpin adalah warna organisasi, maka umumnya nilai nilai yang dianut pemimpin, itulah juga yang akan secara otomatis mengalir dan menular menjadi warna organisasi.

JAdi kalau perusahaan menunjuk seseorang penjual terbaik mereka menjadi pemimpin tapi dengan karakter pribadi curang, maka cepat atau lambat organisasi itu akan berubah menjadi organisasi yang curang.

Menurut ilmu prilaku organisasi, organisasi teroris yang radikal dan militant-pun, tidak pernah bisa diciptakan hanya melalui satu rangkaian nilai saja tanpa melibatkan teladan pemimpin yang juga radikal dan militan.

Jadi pada saat kita bicara perangkat nilai disini, kita harus mengaitkan dengan teladan pemimpin.

Karena ada prinsip berbunyi; Satu teladan, berbicara lebih nyaring dari 100 himbauan.

Mari kita persempit topik nilai nilai ini ke organisasi bisnis yang lebih kecil;

Kalau kita bermaksud menciptakan organisasi bisnis yang berisikan pemenang, maka saya percaya kita harus mulai dari menerapkan seperangkat nilai nilai tentang menang.
Kita sebagai pemimpin harus mulai dengan tidak mentoleransi kegagalan sekecil apapun.
Kita harus mulai dengan tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang bersifat human error, kita harus mulai menuntut orang orang kita untuk memperlakukan persaingan persaingan kecil sebagai sebuah peperangan, dimana kalah adalah kata kata yang “haram” terdengar.
Karena bila organisasi kita terbiasa menang dalam skala kecil, maka kemenangan skala besar tanpa kita sadari akan terlampaui dengan sendirinya.
Bukankah kemenangan besar itu merupakan kumpulan dari kemenangan-kemenangan kecil?

Tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang bersifat human error, mungkin kelihatan kejam untuk kebanyakan orang, dan menimbulkan penolakan bagi banyak pihak.

Tapi bila pemimpin mampu memberikan teladan maka segala sesuatunya menjadi lebih mudah untuk di duplikasi secara meluas.


Satu cerita penutup;

Maafkan bila contoh yang diambil berasal dari usaha kecil kami.

Dulu pada saat saya merintis usaha saya, saya memandang enteng sekali konsep nilai nilai. Saya berpikir setiap orang pastilah tahu nilai nilai baik yang harus dilaksanakan.

Tapi ternyata untuk satu area kecil saja yang bernama kerja keras, setiap orang datang dengan level pemahaman yang berbeda beda.

Akhirnya saya merumuskan nilai nilai yang saya ingin diterapkan di organisasi kami, lalu mensosialisasikan melalui sms kepada tiap pegawai setiap paginya selama kurang lebih 2.5 tahun.

Teknik ini mencontoh pendekatan wal mart dalam memberikan briefing pagi oleh CEO mereka melalui satelit dan dilihat oleh segenap pegawainya disemua belahan dunia melalui televisi. Hanya saja karena perusahaan kami kecil, maka teknologi sms menjadi pendekatan terbaik kami untuk menjangkau orang orang kami di lokasi lokasi yang berbeda beda.

Dan pagi hari saya perhitungkan sebagai waktu terbaik dalam penanaman nilai nilai organisasi.

Setiap kali ada permasalahan, saya merumuskannya menjadi nilai tersendiri, lalu menginformasikan ulang ke setiap staff dalam bentuk sms pagi.

Misalnya;
- Ketika ada peristiwa dimana pegawai senior telah berlaku berlebihan terhadap pegawai pemula, saya meng-sms setiap orang dengan bunyi; Seseorang dihormati karena sikapnya dalam melindungi mereka yang lemah, bukan sebaliknya. Tidak menyebut nama, tapi itu langsung menjadi peringatan bagi semua orang dimasa mendatang
- Lalu pernah ada peristiwa dimana ada pegawai baru, karena merasa pintar, lebih berpendidikan dan lebih tua, tidak menaruh hormat pada seniornya yang kebetulan lebih rendah pendidikannya tapi kami percayakan sebagai mentornya dalam hal product knowledge. Mendengar hal itu, saya meng-sms semua orang besok paginya dengan bunyi; Organisasi kami menghormati orang orang yang mempunyai karakter dan sikap yang baik, kepintaran dan latar belakang mengesankan tidak pernah membuat kami silau. Hasilnya, semenjak itu, tanpa ditegur langsung, pegawai baru itu berubah menjadi lebih positif, dan semua anggota di organisasi kami dapat mengerti nilai nilai dasar yang kami anut.
- Pernah ada pegawai senior dan memiliki kemampuan menjual yang sangat baik, hanya karena ditegur utk satu kesalahan, dia memperlihatkan bibit pemberontakan secara sangat mencolok dan berpotensi menularkannya pada pegawai lain, maka sms saya di pagi berikutnya adalah: Kalaupun organisasi kami harus terhenti pertumbuhannya beberapa tahun hanya karena kehilangan pegawai bagus tapi berkarakter jelek, itu akan kami pandang sebagai hal yang baik dibanding kami harus mempertahankan orang orang berkarakter salah dan berpotensi jadi masalah besar dimasa mendatang. Hasil akhirnya, pegawai itu keluar dengan sendirinya, tapi organisasi kami menjadi stabil dari potensi goncangan dan potensi penularan karakter jelek terhadap pegawai pegawai lainnya.

Pada masa masa awal, sms seperti itu terasa sangat asing dan janggal bagi kebanyakan orang dan cenderung keras di penerimaan sebagian besar orang orang kami, tapi seiring dengan kedewasaan kami makin baik hari ke hari, maka hal hal seperti itu bisa dilihat sebagai makanan keras yang baik bagi jiwa kami semua.

Dalam 6 bulan pertama, saya belum melihat buah nyata dari investasi saya di program sms tadi, tapi setelah 1 tahun keatas, saya boleh bangga kalau organisasi kami walau diisi beragam orang dari beragam latar belakang pendidikan, suku, agama dan didikan keluarga, akhirnya menganut nilai nilai yang jauh lebih seragam dan memudahkan kami selaku management untuk bergerak kearah baik dan bermanuver bila diperlukan.


Every generation should live better than the last



-Adalah naïf untuk berpikiran bahwa berkat yang dipercayakan Tuhan terhadap kita, hanya diperuntukkan untuk kita dan keluarga kita, anak anak yang kurang beruntung di luar sana pun punya hak didalamnya-


Wishnu Iriyanto
Managing Director
FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)
&
FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka keberhasilan 100%)

Kelapa gading; 021 4585 1123
Kuningan; 021 5200 883
Mega mall; 021 668 3847
Pasar baru; 021 351 8116

Semarang ; 024 761 0900
Pekan baru; 0761 44109

Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.
Nama; Wishnu Iriyanto
Lokasi; Australia


Kunjungi;
Wishnuiriyanto.blogspot.com

Need Mail bonding?

2 comments:

Anonymous said...

senang berkenalan dan menyimak tulisan-tulisan anda di blog ini krn sangat memberikan inspirasi saya sbg bahan pendampingan oragnisasi mahasiswa di Samarida


salam revolution

Anonymous said...

senang sekali berkenalan dan membaca tulisan-tulisan anda mengenai organisasi yg sangat membantu saya dlm memberikan inspirasi bagi pendampingan organisasi di samarinda


salam revolution